"ABANGGGG!!!"
Suaraku mengejutkan seseorang yang sedang berkutik di dapur. Membuatnya menoleh dan ingin melempar pisau yang sedang dipegangnya. Seram sekali.
"Apaan sih pagi-pagi udah teriak aja." Ucapnya dengan nada yang sedikit kesal, mungkin.
"Ya maaf atuh. Bang, anterin yuk ke panti asuhannya Kak Wendy. Udah lama gak ke sana, kebetulan mamanya ngundang ke sana, mau ada hiburan kecil-kecilan buat anak-anak di sana."
Bang Varo masih terlihat sibuk dengan kegiatannya dan mendiamkan ku. Aku mencoba mendekatinya dan menepuk pundaknya.
"Sendiri gak bisa emang? Abang juga ada kegiatan pagi ini."
"Iiihhh... gak bisa abang. Aku bawa barang loh, itu ada buku, ada baju, ada mainan juga. Ayoklah, nanti abang bisa nyanyi di sana juga. Lagian Kak Irena juga dateng kok." Dengan sengaja aku menyebutkan pujaan hatinya, kali saja dia mau mengantarkanku.
"Oke deh. Biar abang ngomong sama temen abang. Karena abang juga ada janji mau nyanyi. Tapi kamu pulang sendiri ya? Kayaknya abang langsung ke rumah sakit dan kayaknya gak pulang. Kamu ajak temen kamu ke rumah, eh gak usah deh nanti ada tamu."
"Siapa? Tapi aku nanti mau ke rumah Kak Sheila, mau nginep, girls time."
"Adalah pokoknya. Yaudah, mau di jemput?"
"Gak usah deh bang, besok aku aja yang ke tempat abang. Habis itu abang temenin aku ketemu Om Hutama ya."
"Yaudah besok kabarin abang aja ya. Nih sekarang makan dulu, susunya juga jangan lupa diminum ya bayiknya abang." Ucapnya sambil mencubit kedua pipiku.
"Iihh.. abang kebiasaan, sakit tau." Aku mencoba mengelus pipiku, mungkin terlihat menggemaskan, tapi sebenarnya cubitannya benar-benar sakit.
Kami menyantap makanan kami, menikmati sesuap-sesuap yang masuk ke dalam mulut kami. Bang Varo memang tidak pandai memasak, tapi masakannya tidak terlalu buruk, masih enak untuk dimakan.
🍃🍃
Setelah menempuh waktu kurang lebih 20 menit, kami sampai di sebuah rumah bertingkat yang bisa dibilang cukup luas. Bangunan berwarna putih itu dipenuhi dengan canda tawa anak-anak. Terpancar suatu kebahagian dari wajah mereka, membuatku lebih bersyukur akan banyak hal. Mereka adalah anak panti asuhan yang dikelola mamanya Kak Wendy, dibalik semua canda dan tawa mereka terdapat cerita yang kurang baik. Tapi dibalik semua itu, aku tersadar seberapa berat cerita mereka di masa lalu, tetapi mereka selalu merasa bahagia. Membuatku menjadi lebih bersyukur.Aku berjalan memasuki rumah tersebut yang ternyata sudah ada Kak Irena, Kak Zoya, Kak Ara, Kak Ai, dan Kak Wendy tentunya. Tak hanya mereka, ternyata Bang Marvin dan Bang Alvin juga turut ikut serta dan ternyata yang Bang Varo katakan bahwa dia pagi ini ada kegiatan nyanyi bersama temannya adalah kegiatan ini. Syukurlah, aku tidak terlalu merasa bersalah karena telah membuatnya membatalkannya.
Aku mengangkut beberapa barang yang ku bawa ke dalam rumah. Membagikannya kepada mereka. Terlihat mata mereka yang berbinar, senyum mereka yang lebar saat melihatku membawa beberapa barang untuk diberikan. Penasaran akan apa yang ku bawa, mereka menghampiriku.
"Kakak bawa apa?"
"Kakak ayo dibagi."
"Kakak bawa mainan?"
Dan beberapa pertanyaan lainnya.
"Duh Flo, gak usah repot-repot bawa banyak gini. Tapi makasih loh." Ucap Kak Wendy sambil membantuku. Sedangkan yang lain sedang mempersiapkan hal lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GYPSOPHILA
Fanfiction° Flora° "Kak, sejauh apapun kita dan bersama siapapun kita nantinya, jika Tuhan takdirkan kita untuk bersama, kita pasti akan kembali bersama." ° Ian° "Aku akan tetap nunggu kamu walaupun butuh waktu yang sangat lama. Karena aku han...