Deru angin berhembus dingin menusuk hingga tulang. Sekelebat pemandangan coklat membentang. Sesekali dedaunan gugur mendarat lembut dipundak Hong Joochan. Namja bersurai Caramel itu merapatkan mantelnya, sembari menyusuri jalanan setapak yang dikelilingi pohon-pohon Maple.
Seulas senyuman terukir tipis dibibirnya yang membiru oleh dinginnya cuaca. Bukan senyuman manis hanya miris. Sesekali ia mendongak menatap kearah dedauanan yang berguguran seolah mengerti dengan isi hatinya.
Hong Joochan mengehela nafas panjang, menyebabkan kepulan asap tipis keluar dari bibir mungilnya. Ia merapatkan kedua tangannya, menggosok-gosokkannya mencoba memberikan rasa hangat pada dirinya.
Cepat atau lambat musim salju yang indah namun dingin akan tiba. Dan cepat atau lambat juga ia akan melewatinya seperti musim-musim dingin sebelumnya.
Ia mempercepat langkahnya. Bagaimapun seseorang sudah menunggunya di kedai kopi biasa tempat mereka selalu bertemu dan menghabiskan waktu hanya untuk sekedar bercengkrama.
~
Hong Joochan mendorong pintu kedai kopi. Lonceng pintu kedai terdengar berbunyi nyaring ketika pemuda itu melangkahkan kaki diambang pintu. Aroma khas kopi langsung tercium pekat. Ornamen-ornamen kayu klasik serta lampu-lampu bewarna kuning, menciptakan kesan yang hangat ditengah-tengah cuaca nan dingin. Penghangat ruangannya juga berfungsi dengan baik. Dilepasnya lah mantel yang membaluti tubuhnya dari tadi kemudian berjalan menuju seseorang yang ternyata sudah menunggu nya dari tadi.
"Anyeong Chaewon-ah! Maaf aku terlambat". Sapa Joochan lantas mengulas senyum manis dibibir ceri miliknya yang mulai terlihat lebih berwarna. Sembari menggantungkan mantelnya kesandaran kursi.
Kim Chaewon tersenyum hangat. Manik coklat milik yeoja itu terlihat senang menyambut kedatangan Joochan.
"Tidak apa, lagi pula aku baru tiba". Kim Chaewon menyodorkan se-cup Latte hangat pada Joochan. Sedangkan cup satunya lagi tetap ia genggam.
Joochan menerima cup plastik hangat itu, menyentuhnya memastikan bahwa latte-nya masi hangat. Lalu tersenyum.
"Sepertinya benar kau baru datang, cup nya masi hangat". Namja itu menyeringai seperti kuda. Mencairkan suasana seperti kebiasaan Joochan yang tak luput dari seringaian kudanya yang menyebalkan.
"Aishh! Kau melakukannya lagi. Sudah ku bilang jangan menyeringai, kau terlihat seperti kuda". Dumel Chaewon lantas menyeruput machiato panasnya.
Hong Joochan terkekeh kecil, lantas menyuruput latte hangat itu. Tentu saja Chaewon tidak tau ekspresi bagaimana yang akan Joochan perlihatkan padanya jika ia membuka topeng aslinya. Ekspresi yang tidak pernah Chaewon lihat bahkan mungkin bayangkan. Akan lebih baik jika Chaewon hanya melihat topeng kudanya yang selalu bertingkah konyol, menyeringai seperti orang bodoh.
Tidak banyak yang mereka lalukan, hanya bercengkrama menghabiskan waktu dan rasa bosan. Mengusir rasa jenuh dan lelah. Begitulah yang mereka lakukan pada hari-hari terkahir. Menghibur diri dari tugas-tugas kampus yang melelahkan.
Chaewon tertawa puas mendengar ocehan Joochan yang sangat konyol dan lucu baginya. Pipi chubby nya sesekali memerah puas tertawa. Tidak terasa lagi udara dingin yang ada hanya tawa dan kehangatan.
Andai saja namja itu bisa mengatakan perasaannya yang sebenarnya maka momen penuh tawa saat ini tidak akan menjadi momen menyakitkan untuknya. Topeng ini, bahkan ia bisa melepaskannya. Lihatlah Chaewon betapa bahagianya dirinya ketika mendengar ocehan-ocehan bodoh itu. Tidak peduli bahwa ada jiwa yang menangis dibalik raga didepannya ini. Gadis itu bahkan tidak pernah sedikitpun menyadari perasaan yang sudah ia simpan sejak 3 tahun terakhir.
Perasaan itu pernah dalam hingga sangat dalam sampai ia tak pernah mampu melupakannya.
...
That's because I fell in a deep feeling for u, so I didn't have a power to forget u..
![](https://img.wattpad.com/cover/243573316-288-k656095.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Complicated Of Lies
FanfictionHong Joochan mencintai Kim Chaewon gadis cantik bermanik coklat yang indah. Namun ia tidak seberuntung Bomin, bagaimanapun ia juga menyayangi Bomin.