Kenapa sih selalu saja Ayahnya itu ikut campur urusan pergebetannya. Dulu Ijekiel, masa' sekarang Lucas juga?
"Athanasia, Ayah mau bicara."
"Hmm?" sahut Athy dengan nada malas.
"Gimana sekolah barumu?"
"Yah, menyenangkan."
"Apa ada anak yang mengganggumu?"
"Nggak ada. Berkat Ayah yang datang ke kelasku, semua orang jadi tahu kalau aku ini anak orang nomor satu di Obelia. Jadi, mana ada yang berani ganggu aku." jawab Athanasia sarkas.
Claude menghela nafas. "Kamu kenapa wajahnya bete gitu? Marah sama Ayah?"
Athanasia menggeleng, "Nggak, Ayah. Lagi badmood aja."
"Habiskan makan malammu lalu pergi tidur."
"Baik."
Athanasia menghabiskan makan malamnya lalu pergi ke kamar tidurnya. Disana Ia ditemani oleh Lilian, Ibu asuhnya.
"Nona, kenapa? Susah tidur?"
Athy menghela nafas. "Lili, salah nggak kalau Athy mulai menyukai seseorang?"
"Apa?!"
Mengapa Lilian terkejut begitu?
"Maaf Nona, saya terkejut. E-ekhm, tentu bukan sebuah masalah, tetapi Anda tahu kan kalau Ayah Anda.."
"A-aku juga nggak yakin sih tentang Ayah.."
"Tapi Nona!" Lilian menjetikan jarinya, "Saya yakin bahwa Ayah Nona begitu sangat menyayangi Nona."
Itu juga Athanasia tahu.
"Ngomong-ngomong, kalau boleh tahu siapa dan bagaimana cowok itu?"
Athanasia tersenyum.
"Dia cowok yang cantik. Aku suka rambut hitam dan mata merahnya."
"Oh, wow.." Lilian nampak antusias.
"Aku.. Ingin menikah dengannya, Lili."
----
Jadian aja belom woe, malah pengin nikah dasar putri jaman now :(