• bertemu

3K 221 29
                                    

Bad day!

Athanasia merengut. Sudah lebih dari satu jam Ia menunggu seseorang di taman yang tak jauh dari sekolahnya. Langit yang perlahan menggelap, seolah memberi pertanda bahwa hujan akan segera tiba.

"Ck! Di hubungi tapi nomornya nggak aktif terus. Kemana sih!?"

Ia kesal. Sangat sangat kesal jika harus disuruh menunggu dan tanpa kepastian seperti ini. Di tambah hari ini adalah hari pertama period-nya, makin menjadi kekesalannya.

Drrt!

Dering chat yang masuk ternyata bukan dari seseorang yang diharapkannya.

"Ah."

Itu adalah pesan dari Felix, supir sekaligus asisten pribadinya.

Felix:

Nona, Anda ada dimana? Ini sudah pukul lima. Saya akan menjemput.

Athanasia mendecih.

Athanasia:

Jemput Athy di depan cafe xx, Felix.

Dengan sebal, Athanasia meninggalkan taman itu. Saat berjalan, Ia menyadari bahwa bagian belakang roknya telah basah oleh sesuatu.

Brrmm.

Athanasia terdiam, sebuah motor besar berhenti disebelahnya. Sang pengemudi turun, membuka helm, dan tiba-tiba melepas jaket besar yang dikenakannya.

"Nih," ucapnya ringan, "Rokmu berceceran darah. Pakai ini untuk nutupin."

Athanasia terpaku.

"Hoi!?"

"Akh." Athanasia mengerjap, sadar dan malu akan tingkahnya. "Maaf dan terima kasih banyak." Ia mengambil jaket tersebut dan mengikatnya di pinggang.

"Kamu mau kemana? Aku anterin."

"Ke cafe xx." jawab Athy cepat.

"Kamu mau ke cafe dengan kondisi periodmu berantakan?"

Apa sih? Kok mendadak julid?

"Nggak, jemputanku nunggu disana." dengan agak bete Athy menjawabnya.

"Yaudah, ayo pergi." ajaknya sambil menaiki motornya.

"Tunggu, kamu serius bantu aku?"

Orang itu terdiam.

"Kalau nggak mau aku pergi."

Brrmm.

"Eh! Eh! Mau!"

"Apaan?"

"Aku mau kamu anterin."

Seulas senyuman menyebalkan muncul disana. "Oke."

***

Sesampainya di depan cafe.

"Terima kasih banyak bantuannya." Athanasia tersenyum amat manis, membuat cowok di depannya terpana untuk sesaat.

"Nggak masalah."

"Oh ya, jaketnya?" tanya Athy bingung.

"Simpan dulu. Nanti aku ambil." dengan lancang tangan cowok itu mengusap-usap kepala Athy.

Athy terkesima untuk sesaat, baru kali ini ada laki-laki lain yang menyentuh kepalanya selain Ayahnya.

"Aku pergi." pamit cowok itu setelah membuat Athanasia terbengong.

Selang beberapa lama memandangi motornya yang telah berlalu, barulah Athanasia tersadar sesuatu.

"Tunggu! Gimana caranya dia ngambil jaket ini? Kita kan gak tahu satu sama lain!?"

💓


***

Maafkeun kalau masih garing kaya kue kering 😞😉
btw Minal aidzin wal faidzin guys 😃💞




LOVE LOVE LOVE [Athy × Lucas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang