Chapter 05

15 15 2
                                    

Welcome, jangan lupa komen kalau ada kata yang tidak sesuai EYD atau ada yang kurang tepat, hehe.

Happy reading❤️
.
.
.
.
.
.




"Jeng Amrita kan?" tanya seorang wanita paruh baya seraya tersenyum simpul

"Eh iya, Jeng Mauren ya," ucap Amrita antusias

"Tepat sekali Jeng," Mauren mengulurkan tangannya ke depan untuk bersalaman dengan Amrita

"Wah nggak nangka bakal bertemu Jeng di sini. Sudah lama sekali lo, kalau nggak salah sudah 6 tahun kita tidak pernah bertatap muka," cerocos Amrita seraya menyambut uluran tangan

"Iya Jeng saya juga nggak nyangka," Mauren tersenyum lebar. "Bagaimana jika kita duduk dulu Jeng biar ngobrolnya lebih enak?" tawar Mauren

"Oh iya, boleh Jeng," ucap Amrita mengekori Mauren menuju kursi yang dimaksud

"Ngomong-ngomong apa kesibukan Jeng sekarang? kok makin cantik aja nggak berubah-ubah dari dulu," puji Amrita

"Ah Jeng bisa aja," Mauren tersipu malu seraya mengibaskan tangan kanannya. "Kegiatan saya masih sama Jeng, biasa bantu-bantu karyawan di butik," terangnya

"Owalah, pantesan kerjaannya enteng begitu,"

"Ah nggak juga Jeng. Kalau Jeng lagi sibuk dibidang apa?"

"Wah, saya jadi ibu rumah tangga sejati Jeng. Sibuk ngurusin anak sama suami, walaupun anak satu tapi ribetnya minta ampun," keluh Amrita disertai kekehan ringan. "Kadang saya suka kewalahan,"

"Pasti anak Jeng secantik ibunya. Ngomong-ngomong bagaimana kabarnya sicantik yang cerewet? ah, siapa nama anak Jeng? sudah lama tak bertemu saya jadi lupa,"

"Annie Jeng. Alhamdulillah dia sehat Jeng, cerewetnya sudah ngalahin saya," canda Amrita

"Hahaha, buah emang nggak jauh jatuh dari pohonnya Jeng,"

"Sepertinya pepatah lama ini terbukti kebenarannya Jeng," ujar Amrita membenarkan

"Andaikan anak saya Alaska masih hidup, pasti sudah sebesar anak Jeng sekarang," ucap Mauren sendu

Amrita merasa tidak enak melihat raut sedih terpampang di wajah Mauren "Yang sabar ya Jeng, semoga secepatnya titik terang bisa ditemukan," ucap Amrita seraya memegang tangan Mauren

"Semoga aja Jeng, saya lagi berusaha. Mudah-mudahan ada sebuah petunjuk yang akan menjadi jalan keluar dalam masalah ini," ucap Mauren tersenyum kecut

"Aamiin Jeng, semoga. Ngomong-ngomong Jeng ada acara apa datang ke sini?" ucap Amrita mengalihkan pembicaraan

"Saya hanya sekedar mampir untuk minum kopi Jeng. Kalau Jeng?"

"Saya habis bertemu teman Jeng, eh.. tau-taunya bertemu teman lama juga," ucap Amrita. "Oh iya karena keasikan mengobrol, bahkan kita belum memesan apa-apa," Amrita mengedarkan pandangan ke arah meja di depan mereka

"Oh iya benar," Mauren terkekeh lalu ia segera memanggil waittress. "Jeng mau minum apa?"

"Saya strawberry milkshake aja Jeng,"
"oke,"

"caffe late satu sama strawberry milshake satu ya Mas," tutur Mauren pada waittress yang berdiri di sampingnya

"Baik, tunggu sebentar ya Mbak," ucap waittress tersebut, Mauren mengangguk ramah

****
"Dari mana saja kamu hah? jam segini baru pulang," bentakan Bagas menyambut kepulangan Mauren

"Aku dari tempat teman Mas, tadi aku mau bilang sama Mas tapi telepon aku nggak diangkat," jelas Mauren

Love BarrierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang