Chapter 02

19 17 4
                                    


Welcome, jangan lupa komen kalau ada kata yang tidak sesuai EYD atau ada yang kurang tepat, hehe.

Happy reading❤️
.
.
.
.
.
.

"Rey, udah buat pr matematika belum?" Annie menghampiri Rey yang tengah menatap keluar jendela, lalu menepuk pundak Rey pelan

"Oo.. udah. Ambil aja!" Rey mencondongkan tubuhnya kedepan agar Annie bisa leluasa mengambil buku dalam tas yang di letakkannya di sandaran kursi

"Ih, kok Rey tau aja," ujar Annie tersenyum senang seraya mengotak-atik tas milik Rey

Rey merotasikan bola matanya "Ckck... cepat salin,"

"Baik Tuan," ujar Annie berlagak hormat. Setelah mendapatkan buku Rey, Annie segera berlari menuju mejanya dan menyalin semua angka-angka yang ada di sana. "Banyak banget sih, tinggal nyontek aja pusing. Apalagi mikir sediri, bisa pecah kepala aku," gumam Annie

"Gimana lo sama Jeky?" ujar Sely menoyor kepala Annie dari belakang

"Kampret, mukulnya bisa nggak sih pakai perasaan? ntar kalau aku geger otak, emang kamu mau donorin otak kamu buat aku?" cerocos Annie panjang lebar seraya memegang kepalanya

Sely merupakan teman satu kelas Annie dan Rey yang memiliki sifat kepo nggak ketulungan, hobinya mengomentari orang lain alias julid, hehe. Ia merupakan teman satu-satunya yang paling dekat Annie setelah Rey. Bukan maksud Annie pilih-pilih teman tapi karena ia tidak begitu suka wajah-wajah bermuka dua, baginya tidak apa-apa mempunyai sedikit teman yang penting sama luar dalam. Enggak membeberkan aib sana-sini, bisa dipercaya dan nggak hianatin kepercayaan.

"Ya kali otak bisa didonorin," Sely duduk di kursi di depan meja Annie. "Gimana?" ujar Sely memutar tubuhnya kebelakang menghadap Annie

"Gimana apanya?" ujar Annie tetap berusaha fokus menyalin pr matematikanya

"Kamu sama Jeky," ulang Sely

"Nggak gimana-gimana biasa aja," ucap Annie tanpa menatap ke arah Sely

"Nie, ak...."

"Stop... kamu nggak liat aku lagi nyalin pr. Ceritanya nanti aja, bentar lagi pak gundul masuk. Aku nggak mau berdiri di depan kelas Sely," Annie memotong perkataan Sely dan menatapnya gemas

"iya iya maap," Sely nyengir kuda seraya mengangkat kedua tangannya

"Berisik," celetuk Rey menatap mereka berdua tidak suka

"Apa an si?" ucap Sely sewot

"Kalian bisa diam nggak!" ujar Annie menggeprak meja secara spontan. Tindakannya itu membuat beberapa pasang mata menatapnya dengan sinis. "Hehe maaf ya," ujar menatap sekeliling dengan wajah yang sudah memerah

*****

"Rey," pekik Annie seraya melambai-lambaikan tangannya ke atas. Begitu melihat Rey keluar dari lapangan basket.

Rey berjalan gontai ke arah Annie dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana. Cewek-cewek disana memekik histeris melihat gaya berjalan Rey yang perfek dimata mereka. "Ya ampun peluk able banget sih," racau cewek 1. "Ganteng banget pangeran aku," ujar cewek 2 mesem-mesem seraya memegang kedua pipinya.

"Apa?" ucap Rey begitu sampai di depan Annie

Annie nyengir kuda "Kamu tinggi banget si, leher aku sakit nih," ujarnya berusaha menatap Rey yang menjulang di depannya

Love BarrierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang