Chapter 08

12 14 1
                                    

Welcome, jangan lupa komen kalau ada kata yang tidak sesuai EYD atau ada yang kurang tepat, hehe.

Happy reading❤️
.
.
.
.
.
.








"Rey," Annie memanggil Rey yang sedang membaca buku di taman belakang kos dengan sebuah laptop menyala di depannya

"Hmmm," Rey berdehem tanpa mengalihkan pandangannya

Annie menggerutu "Semua laki-laki sama saja," ucapnya bergerak menghampiri Rey

Rey mengalihkan pandangannya pada Annie yang berdiri tepat di samping, terlihat penampilan Annie lebih rapi dari biasanya dengan rambut diikat rendah, memakai outer berwarna abu-abu, baju berwarna putih, memakai celana longgar berwarna senada dengan outernya, tidak lupa pula menggunakan sepatu kets bewarna putih dan slinbag warna hitam.

"Dari mana?" tanya Rey menelisik penampilan Annie dari atas sampai bawah

"Dari mana-mana," ucapnya seraya menghempaskan tubuh ke atas kursi di depan Rey dengan lesu

Rey memicingkan matanya melihat hidung Annie terlihat memerah dan matanya yang sedikit sembab "Dari mana?" ulangnya dengan nada tegas seraya menatap Annie tajam

"Ketemuan," ucap Annie dengan wajah ditekuk

Rey menghela napasnya "Sama Jeky?" Ucapnya mengonfirmasi

"Iya, sama siapa lagi. Kalau nggak takut bakal kena tuduhan penganiayaan udah aku ulek-ulek tubuhnya di atas batu sampai halus," ucap Annie sensi

"Habis itu aku kasih ke singa atau ke harimau di Ranggunan sekalian, biar nggak bersisa sedikit pun,"

"Ngapain ketemu?" tanya Rey menyandarkan tubuhnya ke sandran kursi seraya melipat tangan di depan

"Ya nggak ngapa ngapain, tapi yang gelas aku sama Jeky udah putus," jelas Annie berusaha menahan air matanya

"Bagus lah kalau gitu," ucap Rey datar

Annie berdecak "Kamu nggak ada kosa kata lain ya buat diucapin? bikin aku tambah bete aja tau nggak," ujarnya membenamkan wajah pada lipatan tangan di atas meja

Rey menghela napas melihat Annie "Dia nggak pantas buat kamu,"

"Terus?"

"Ya itu aja,"

"Nggak ada kata yang lebih panjang buat menghibur aku gitu?" Annie mengangkat kepalanya

Rey menggaruk tengkuknya "Harus sepanjang apa?"

"Terserah, yang penting lebih panjang dari tadi," tuntut Annie

"Ya udah,"

"Hah?" Annie membulatkan matanya

"Kan kamu bilang terserah," ucap Rey datar

Annie kembali membenamkan kepalanya "Nggak ada asiknya curhat sama kamu, kaku kayak tembok China,"

Rey terdiam mencerna ucapan Annie "Mau makan nggak?" tawarnya

"Nggak mood," ucap Annie seraya mengambil handpone di dalam tasnya

"Tumben," gumam Rey lalu kembali berkutat dengan laptop di depannya

Annie melirik Rey lewat ekor matanya lalu memberenggut kesal "Rey kamu emang nggak ada perasaan atau gimana? aku lagi patah hati kamu malah sibuk sendiri,"

"Rey.... pokoknya aku beneran kesal sama kamu," pekik Annie dengan mata berkaca-kaca

Rey menelan ludahnya melihat ekspresi Annie di depannya, bagaimanapun hatinya ikut terasa perih melihat Annie menangis seperti kemaren apalagi kalau itu disebabkan olehnya.

Love BarrierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang