6. Pertemuan Menyebalkan

49 4 0
                                    

"Huffff..."

Vii menghembuskan nafas hangatnya lagi. Dia menggesek gesekkan kedua tangannya untuk menjaga suhu tubuhnya. Kemeja putih dan outwear rajutan tak berlengannya, tidak melindungi tubuhnya dari suhu dingin pagi ini. Rok selutut, dan kaos kaki pendek, mendukung angin dingin untuk terus membuat Vii menggigil. Dari tadi bulu tangan Vii naik karena kedinginan, bibirnya kering. Vii berdiri diam di depan gerbang SMA Reguler. Terlihat di waktu sepagi ini hanya ada sedikit murid yang datang. Vii bersender untuk menopang tubuhnya yang kedinginan. Di dekapannya terdapat tas kain berwarna hitam yang berisi hoodie abu abu Roi.

'Cepat lah hilang dari hidupku wahai hoodie pembawa sial'

Vii mengutuk hoodie yang ada didekapannya. Dia menghembuskan nafas berat. Memang ini pilihan nya untuk datang pagi agar tidak dilihat oleh murid SMA reguler bahwa dia akan bertemu Roi. Tetapi bodohnya dia hanya berangkat pagi sendiri. Bagaimana jika nanti Roi malah datang saat jam biasa? Dan dia lupa mengontak Rikka bahwa dia akan datang sepagi ini. Sepertinya hanya keajaiban yang bisa membantunya kali ini.

'Mana ada orang yang maksa temennya berangkat sepagi ini cuman buat berdiri didepan gerbang sekolah.'

Vii sangat ingin mengontak Rikka untuk datang sekarang, namun sepertinya dia merasa tidak enak hati.Karena berangkat sepagi ini dia jadi tidak sempat membuat bekal. Sehingga tadi dia mampir ke minimarket terdekat dan membeli sandwich daging untuk bekalnya. Tak lupa Vii juga membawa beberapa uang lebih untuk jaga jaga jika dia masih lapar setelah memakan sandwich yang dibelinya.

Akhirnya mau tak mau Vii menunggu.

||Di lain tempat dengan waktu yang sama||

"Rui mau ikut berangkat gak?"
Roi menghampiri Rui yang sedang rebahan santai, sambil sibuk men scroll layar handphone di ranjang nya.

"Hah sepagi ini? Ngapain?"
Pandangan Rui tetap berada di ponselnya.

"Ah aku ada uang ketinggalan di loker kelas, jadi ngerasa gaenak."
Rui menggeleng, dia malas mandi di jam sepagi ini.

"Oh okey"
Roi pun pergi berangkat sekolah dengan mobilnya.

Di perjalanan Roi melilitkan syal berwarna coklat ke lehernya. Dia berhenti sebentar di minimarket untuk membeli kopi hangat. Saat sedang di parkiran minimarket dia mengecek sakunya.

"Eh?! Lah?! Dompetku ketinggalan!"
Roi mengutuk dirinya sendiri karena ceroboh.

Dia pun mengirimkan pesan kepada Rui untuk tolong dibawakan dompetnya jika dia sudah mau berangkat sekolah.

Ting!

//Roi Kareline//
Hey, dompetku ketinggalan, nanti kalau berangkat bisa bawain?

...

Rui mengernyit sambil tersenyum, jarang jarang kakaknya ceroboh. Apalagi sampai meninggalkan dompetnya.

Rui Kareline~
Y

Rui berpindah ke posisi duduk. Dia menimbang-nimbang.

"Berangkat sekolah jam segini juga gak buruk, berangkat aja ah. Lumayan bisa tidur di kelas."
Rui pun beranjak mandi, tetapi sebelum mandi dia menyiapkan air hangat dan ojek untuk di pesan.

...

Roi lega melihat jawaban "Y" dari kembarannya. Dia pun beranjak ke mobil dan mengurungkan niatnya membeli kopi.

'Nanti aja deh di sekolah, kan aku ada uang yang ketinggalan juga'

Dia memacu mobilnya dengan kecepatan normal, karena hari masih pagi dan jalanan juga sepi dia merasa santai untuk mengendarai mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PressureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang