"RAVEN BANGUNN!!!!!" Kediaman Keluarga Mahesa terdengar begitu ramai oleh suara menggelagar nan melengking dari ratu keluarga tersebut. Siapa lagi kalau bukan, Dewi Mesya Ayu yang merupakan istri dari Aryo Mahesa.
Mama Dewi yang kini kesal karena anak laki-laki nya tak kunjung menyahuti ucapannya itu, langsung bergegas ke kamar si anak.
'Mentang-mentang libur sekolah, tidur seenaknya' sungutnya dalam hati dengan nada seperti iklan permen susu yang terkenal di Indonesia.
Tanpa mengetuk pintu, wanita anggun itu membuka pintu kamar anak nomor dua nya yang kini masih terlelap sambil memeluk sang mantan.
Eh salah,
Sang guling:)
"Ven, bangun! Perjaka kok bangun siang sih?" kesal Mama Dewi sambil menepuk pipi anaknya secara pelan.
"Raven kamu tidur atau latihan mati?" Mama Dewi mendengus ketika anaknya malah tetap asik dengan mimpinya.
"Astaghfirullah Ven, kamu mau bangun atau Mama jodohin sama Mba Tuti?" Pertanyaan itu adalah cara terakhir Mama Dewi membangunkan si anak dan beliau yakin Raven akan bangun.
Tidak percaya? Kita hitung sampai sepuluh
Satu
Dua.
Tiga
Em--
"Maaaa, istigfar. Anaknya ganteng gini, dijodohin sama yang kaya begituan" Raven langsung bangun dengan kesal setelah mendengar pertanyaan ibu nya.
Bagaimana bisa Raven yang statusnya masih pelajar, dijodohkan dengan anak asisten rumah tangganya yang sudah beranak dua, wanita yang selalu saja genit kepada Raven. Belum lagi lipstick merah menyala yang bikin Raven suka ngeri ngeliatnya.
Lho, berarti Raven suka liatin bibirnya Mba Tuti dong?!
Astaghfirullah Raven, tobat nak.
"Lagian kamu ngeselin ya, Ven. Jangan karena kamu libur sekolah, terus kamu bangun siang gini. Gak boleh gitu tau" nasihat Mama Dewi.
"Iya ma, iya" Raven hanya membalas ucapan ibunya dengan malas dan bersiap untuk tidur lagi.
"Eh kamu mau ngapain? Sekarang mandi, terus nanti ke bawah. Jangan lupa beresin tempat tidurnya"
"Ma, asli deh masih ngantuk."
"Oh mau dijodohin?" goda Mama Dewi kepada anaknya.
"Ah elah iya iya. Ini mandi nih, udah sana ah." ucap Raven frustasi sambil berjalan ke arah kamar mandi.
Sang ibu yang melihat itu hanya tersenyum mengejek. Sebelum keluar dari kamar Raven, bisa-bisa nya beliau menggoda Raven lagi.
"Raven, tapi kamu kok kalau dibangunin pake anceman yang bawa-bawa nama Mba Tuti langsung bangun sih? Kamu suka beneran ya sama Mba Tuti?" tanya Mama Dewi sambil menaik-turunkan alisnya, dengan senyum yang terlihat sangat menyebalkan di mata Raven.
"MAAAA, STOP"
Wanita yang hampir menginjak kepala empat itu langsung menutup pintu kamar anaknya, sambil tertawa begitu keras. Ia kembali berhasil menggoda putra nya yang mulai beranjak dewasa itu.
Sedangkan Raven, mendumel tidak jelas. Hilang sudah sifat dinginnya jika berurusan dengan sang ibu. Beliau sangat tau cara menggodanya.
'Untung Mama, coba kalau orang lain, udah gue lempar pake lipsticknya Mba Tuti.' kesalnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN | (ON GOING)
Novela Juvenil"Dasar cowok tidak berperikekucingan!" "Emang lo kira gue kucing, hah?!" "Gak. Lo setan" Raven hanya bisa mengumpat dalam hati. Ia begitu kesal ketika mengetahui bahwa tetangga barunya itu memiliki seorang anak gadis yang sangat mencintai kucing...