11; Ocheea's Idea

214 47 7
                                    

"APAAN NJIRRR?? SINTING YA LO PADA!?"






Semuanya menoleh kaget saat mendengar Revan yang berteriak kencang, dapat dilihat kalau cowok itu tengah menahan kesal (terlihat dari wajah dan telinganya yang memerah serta kedua tangannya yang mengepal). Sementara itu, Jaiden yang duduk di sebelah lelaki mungil itu terlihat tengah tertawa geli, membuat semuanya kembali menerka-nerka apa yang sedang terjadi di barisan belakang banjar 1 tersebut.

Masih dengan wajah kesalnya, Revan melayangkan tatapan tajamnya pada Ochi, Jefanya, Desty, Gianna dan Keizia (meskipun dia nggak melakukan apa-apa selain memasang tampang ngantuk), oh jangan lupakan Jaiden yang saat ini tengah berusaha menghentikan tawanya.


"Apaa nih?? Ada apaa heboh bener??" tiba-tiba kepala Panji muncul dari sela-sela jendela






Revan melayangkan tatapan nyalang nya pada Ochi, Jefanya, Desty, Gianna dan Keizia (meskipun Keizia hanya diam sambil memasang wajah ngantuknya).

"Apasi apaa? Ada apaan heboh benerr????" tanya Panji yang menyembulkan kepalanya di antara Jefanya dan Desty.

Mendengar suara yang nggak di undang, Ochi pun menoleh ke sisi kirinya sambil masang wajah galak nya, "SSTTTT──!! DIYAM WAHAI CUCU ADAM!!" serunya sembari menempelkan jari telunjuknya pada bibir Panji.

Oh iya, fyi aja── saat ini mereka lagi di jam istirahat kok.

Setelah beres membungkam Panji, gadis Lee itu kembali menghadap depan, lalu memasang wajah melasnya berharap lelaki terpendek di kelasnya itu merasa iba dan kasihan yang akhirnya berujung menyetujui ajakannya.

"Reeeeppaaann── PLISSS BANGET LU HARUS SETUJUUUU!!" ujarnya di sela-sela aksi memasang wajah melas.

Revan yang melihat aksi yang dilakukan Ochi pun hanya menampilkan wajah datar andalannya, bersiap untuk mengeluarkan 'kata-kata mutiaranya' untuk perempuan yang terkenal barbar dalam memalak uang kas (meskipun nggak bisa dipungkiri kalau semua perempuan yang ada di kelas 11 IPS 3 itu bar-bar semua)

Berbeda dengan Jericho── laki-laki yang duduk tepat di depan Revan (yang menjadi saksi atas pemaksaan yang dilakukan kelima teman perempuan di kelasnya terhadap Revan) hanya bisa termenung, entahlah cowok itu merasa jiwanya terbang entah kemana saat melihat aksi memelas yang dilakukan oleh Ochi yang menurutnya sangat lucu.

Untuk orang yang memperhatikan kedetailan, pasti langsung sadar kalau wajah Jericho memerah sampai ke telinga── DAN UNTUNGNYA ANAK KELAS LAGI PADA SIBUK SENDIRI!!

Si murid baru itu rasanya ingin banget memalingkan wajah karena udah nggak kuat dengan kelucuan yang Ochi buat, namun batinnya menolak, sayang banget kalo gue ngalihin mata, gitu kata hatinya. Jadinya Jericho membiarkan dirinya terlarut dalam pesona seorang Ocheea Anessa Lee serta merasakan debaran yang bergejolak di dadanya sendirian sambil menahan hasratnya yang ingin menguyel-uyel gemas kedua pipinya serta bibir yang kalau bisa ingin dia cubit pakai bibirnya ehe── seakan tersadar dari pikiran kotornya Jericho langsung menggelengkan kepalanya kencang sambil berusaha membuang jauh-jauh pemikiran tersebut dari kepalanya.





Kenapa pikiran gue jadi kotor begini, anjirrr?? Jericho menghela napas yang kemudian membalikkan tubuh ke arah depan lalu merebahkan kepalanya ke atas meja. Mengabaikan perseteruan antara kelima gadis vs Revan di belakangannya.

"Demi kelas, gel.." rambut Keizia langsung dijambak oleh Jefanya.

"Jangan ngajak ribut dulu!" omel Jefanya yang dibalas dengusan oleh perempuan yang memegang rekor perempuan tertinggi di IPS 3.

"Demi kelas, ndasmu! Harga diri gue tercoreng, Ya Allah!" omel Revan yang kemudian mengusap wajahnya kasar. Kayaknya percuma dia berusaha menolak, karena dirinya akan tetap kalah melawan argumen anak perempuan kelasnya, karena perlu di ingat kalau:


1. Perempuan selalu benar
2. Kalau salah, kembali ke pasal 1

"HHHHHHH──── Oke gue setuju, TAAAAPIIIII cuman buat sekali ini aja! Nggak ada lain kalinya gue mau ngelakuin hal kayak gini!"

Pada akhirnya Revan pun mengalah yang artinya dia menerima ajakan kelima perempuan bar-bar itu untuk mengisi kekosongan posisi Jefanya saat lomba dance dan penampilan spesial saat bulan bahasa nanti.

Dan lelaki itu pun juga mengakui kalau anak perempuan di kelasnya itu memegang penuh semua kendali atas kelas meskipun jumlah murid di kelas 11 IPS 3 itu di dominasi oleh laki-laki (meskipun pada akhirnya semua akan kembali menurut kalau ketua kelas sudah bersabda).

Tapi sayangnya seorang Jaiden Eros Alatas di kesempatan kali ini sangat nggak berguna, karena lelaki yang menjadi ketua kelas itu malah asik menertawakan semuanya── bahkan sampai terbatuk-batuk hingga Revan jengah yang akhirnya memutuskan untuk memukul belakang kepala teman sebangkunya itu.

Kelima perempuan── ralat, bagi Revan mereka berlima bukanlah perempuan, mereka berlima adalah preman pasar tanah abang yang berkedok sebagai murid perempuan di 11 IPS 3. Intinya mereka berlima sekarang tengah bersorak heboh, bahkan Ochi kini memeluk Revan saking senangnya meskipun hanya sebentar.

"Gatel-gatel deh badan gue dipeluk preman tanah abang!" Sungut Revan yang tanpa sadar malah memantik keributan. Untungnya Ochi lagi mode jinak dan happy, jadi gadis Lee itu mengabaikan sungutan teman sekelasnya itu.

"AAAKK── SAKIIT ASUUU!!" Kini Revan berteriak kesakitan karena kedua pipinya di cubit oleh Jefanya (dicubit beneran yang kenceng, bukan pelan-pelan), pelaku pencubitan langsung lari meninggalkan TKP kembali ke tempat duduknya yang di ikuti oleh Keizia dibelakang bagaikan anak ayam yang mengintili induknya.

Disaat Revan sibuk mengusap kedua pipinya, Desty memegang pundak kanan cowok itu, dengan wajah yakinnya perempuan itu bilang, "tenang aja! Nanti lo gue dandanin sampe lu pangling sama diri lo sendiri hehehehehehe!!"

Mendengar itu Revan membeku di tempat, seketika bulu kuduknya berdiri saat mendengar suara tawa Desty yang sangat bahagia.

"Nanti gue bawain wig dari salon mami gue, Njun!! Lo tinggal pilih mau yang mana dan mau warna apa? Semuanya ada di salon Mami." Kalau ini siapa lagi kalau bukan Gianna. Revan langsung memasang wajah galaknya lalu menepis telunjuk gadis itu yang tengah menoel-noel pipinya.

"Pergi lo!" Usir nya galak. Namun bukannya marah, Gianna malah tertawa meledek. Rasanya Renjun ingin melempar pacarnya Darren ke pembuangan sampah akhir yang ada di belakang gedung tengah.

Sementara itu Darren yang melihat Gianna menoel-noel pipi Revan hanya bisa mendengus, "bangke nih si bogel, menang banyak dia di toel-toel ama cewek gue!!" gerutunya nggak terima dari tempat duduknya.

Edgar yang mendengar geruruan Darren pun tertawa dengan nada meledek, lalu melipat plastik gorengan nya, "dih jealous? Lagian Revan nggak bakalan napsu juga kali ama cewek lu!"




















Edgar yang mendengar geruruan Darren pun tertawa dengan nada meledek, lalu melipat plastik gorengan nya, "dih jealous? Lagian Revan nggak bakalan napsu juga kali ama cewek lu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayoo jangan siderr,, di tunggu vote serta komenan kalian tentang isi cerita ini yaaa hehehehe

TRAUMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang