11 - Yang Tak Pernah Usai (1)

136 8 0
                                    

"Putramu tampan, pemberani, dan memiliki prinsip hidup yang kuat. Pasti turunan dari ayahnya." Ustaz Ansara yang membuka obrolan, sekilas menoleh ke arah Mia seraya tersenyum.

"Putrimu juga cantik, serta berwawasan luas. Ternyata memang benar yang sering dikatakan Fahran selama ini, tentang dirinya sama sekali tidak ada yang dilebih-lebihkan."

"Ia anak tunggal kebanggaan kami. Hampir keseluruhan dirinya mewarisi sifat uminya."

Mia masih berusaha untuk bersikap sebiasa mungkin. Senyum dan gesturnya seharusnya tidak perlu sekaku itu. "Saya sangat berterima kasih kepada pondok pesantren ini karena telah mengubah anak kami hingga seperti sekarang. Bahkan di saat kami selaku orangtuanya serasa tidak mampu lagi untuk mengendalikannya."

"Awalnya kami pun demikian. Tapi, semua ini berkat Allah dan niat Fahran untuk berubah. Sebagai perantara, kami hanya berusaha menjalankan tugas sebaik-baiknya." Ustaz Ansara jeda dalam helaan napas singkat. "Saya jadi ingat waktu pertama kali ia tiba di tempat ini, bengalnya minta ampun!" Beberapa kejadian lalu membuat Ustaz Ansara tertawa lepas.

Mia cekikikan mendengar nada penekanan di ucapan Ustaz Ansara.

"Tapi dari awal saya bisa merasakan, ia anak yang baik."

"Kami juga seperti itu. Hanya saja, sepertinya kami salah terlalu memberinya kebebasan. Sampai-sampai ia sempat bergelut dengan narkoba. Semua ini murni kecerobohan kami selaku orangtua. Saya pribadi sangat menyesal."

"Putramu berkepribadian unik dan berjiwa pemimpin. Ia punya pandangan tersendiri tentang hidup dan sama sekali tidak ingin terikat dengan aturan. Sebagai anak pindahan, harusnya ia segan dengan teman-teman barunya. Nyatanya tidak sama sekali. Ia malah terlihat paling menonjol. Hari-hari pertamanya sempat membuat kami kewalahan. Terutama soal kegemarannya berkeliaran di malam hari dan melanggar hampir semua daftar peraturan yang ada di pondok pesantren ini. Dan anehnya, ia terlihat bangga dan puas setelah melakukan semua itu."

"Maka dari itu, saya sangat berterima kasih karena orang-orang di pondok pesantren ini sudah sangat sabar dan tidak menyerah menghadapinya."

"Dan pada akhirnya, tindakannya menemui saya untuk meminta restu mencintai putri saya ...." Suara Ustaz Ansara tertahan, apa yang akan diucapkannya terasa berat. "Membuat saya iri," lanjutnya dan diakhiri dengan helaan napas berat.

Ucapan Ustaz Ansara menyita segenap perhatian Mia. Sontak ia menoleh ke arah lawan bicaranya dengan kening mengerut.

"Bahkan secuil pun keberaniannya itu saya tidak pernah memilikinya. Saya hanya bisa menyia-nyiakan orang yang saya cintai." Suara Ustaz Ansara bergetar.

Mia menatap lekat mata Ustaz Ansara yang kini tertutup rapat.

"Saya tidak pernah menyangka Fahran adalah putramu. Tapi setiap kali menatap matanya, saya seperti menatap matamu," ucap Ustaz Ansara, masih dengan mata terpejam.

Segenap jiwa Mia dibuat bergetar oleh perkataan itu. Matanya berkaca-kaca, sedang hatinya jatuh begitu dalam. Ia menepis semua bias-bias rasa bahagia yang bangkit begitu saja, sebab itu bentuk lain dari penderitaan. Mia menarik napas dalam-dalam, mendongakkan kepala untuk mencegah adanya tetesan bening. Dibiarkan pandangannya menembus lembayung temaram, merayapi kesempurnaan raga bulan.

Malam tiba-tiba terasa mencekam. Sepertinya gejolak rasa yang sedari tadi ditahan-tahan telah membuncah tanpa bisa terelakkan lagi.

"Apa yang pernah ada di antara kita memang tidak mungkin lagi, tapi bukan berarti saya tidak butuh penjelasan," ungkap Mia di ujung usahanya membendung air mata.

"Apakah itu masih perlu?"

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Dirga dan Mia, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Calon Besanku Cinta Pertamaku [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang