Berhadapan dengan Hwanhyun sama saja berhadapan dengan suaminya: keras kepala dan tidak mau mengalah. Setiap kali menghadapi sifatnya maka saat itu pula sakit kepala menderanya. Biarpun begitu, Hwanhyun adalah putranya. Tak ayal baginya untuk selalu memberikan nasihat berupa pengertian yang mudah-mudahan bisa di terima akal sehatnya. Ya, setidaknya sampai ia benar-benar mengerti akan dirinya sendiri.
Hwanhyun merengek, duduk di atas lantai sebagai bentuk penolakan keras kepada sang ibu yang dengan teganya berniat mengirim sang adik ke rumah neneknya di Busan. Padahal, jika harus di katakan dengan jujur, Haewon mana mau berpisah dengan putri bungsunya itu. Haehyun sendiri yang meminta, ingin menghabiskan liburan semesternya di rumah sang nenek yang jarang gadis remaja itu temui.
"Adikmu hanya sebentar disana. Nanti juga pulang lagi kesini. Toh, ia hanya liburan, Hyun!" Ujar sang ibu pada putranya yang kini mencebik kesal
Hwanhyun tak terima, meskipun liburan kenapa adiknya tak berniat membawanya juga? "Ya kalau begitu, kenapa Hae tidak mau mengajakku, ma?"
Haewon menggelengkan kepalanya, anak laki-lakinya itu selalu saja bisa membalasnya ketika berbicara. Tuh, baru sebentar saja kepala Haewon rasanya ingin pecah. "Kau terlalu overprotektif pada adikmu, Hyun. Dia disana juga dengan nenekmu. Biarkan ia menghabiskan waktunya sendiri, selama ini kau selalu membuntutinya kemanapun ia pergi."
"Aku kan ingin melindungi adikku. Haehyun itu perempuan, aku hanya takut ia kenapa-napa, ma." Ucapnya mampu membuat ibu dua anak itu tersenyum, hatinya menghangat mendengar kalimat yang di lontarkan oleh putra sulungnya.
Hwanhyun ternyata sebegitu menyayangi saudara kembarnya, terlihat jelas dari tingkahnya yang tak luput dari segala tentang Haehyun si putri bungsunya. Jika begitu, ia bangga memiliki anak-anak yang saling menyayangi dan menjaga satu sama lain seperti ini.
Haewon mendekatkan diri pada putranya, ikut duduk di atas lantai lalu mendekap tubuh putranya ke dalam pelukan. "Mama bangga sama Hyun, tapi kalau terlalu over adikmu juga takkan merasa nyaman. Kau mengerti maksud mama, kan?"
Hwanhyun mengangguk, lantas ia menundukkan kepalanya dengan wajah yang sedu. "Hyun hanya ingin menepati janji pada papa, menjaga mama dan juga Hae agar terus aman tanpa di terpa masalah."
Adalah suatu sebab mengapa Hwanhyun begitu ketat menjaga saudari kembarnya, rupanya janjinya pada mendiang ayahnya itulah yang membuatnya menjadi seperti ini. Lebih menyayat ketimbang tubuhnya di tebas benda tajam, Haewon tak dapat menahan airmatanya untuk tidak jatuh. Ia terisak dalam diamnya, mengeratkan pelukannya pada tubuh sang putra untuk kemudian mengecup kepala putranya berulang kali. "Hyun sudah menepati janji, papamu pasti bangga." Lirihnya membuat Hyun melepaskan pelukan, beralih menatap wajah ibunya yang mulai sembab dengan mata yang memerah.
Hwanhyun hapus air mata ibunya, "mama tidak boleh menangis. Papa tidak suka melihat mama menangis, kan? Jadi, berhentilah menangis. Karena aku juga tidak menyukainya." Ujarnya
Sebab lain mengapa wanita itu bertahan sampai sekarang adalah anak-anaknya.
Dan satu hal lagi yang ia lupa, bahwa suami dan anak lelakinya itu sama-sama bisa menepati janji. Hanya saja, Hwanwoong menginkari. Sebab, sesuatu dalam tubuhnya membawanya pergi pada rumah yang sebenarnya.
"Hyun Oppa, bisakah kau bantu aku?" Teriak Hae dari dalam kamarnya, mendengar itu sang ibu memberikan isyarat untuk Hyun agar menemui adiknya terlebih dulu.
Setelah sang anak berlalu dari hadapannya, Haewon berdiri tegak menghampiri meja dimana terdapat potret di dalam bingkai yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Woongie, anak lelaki kita ternyata mewariskan sifatmu. Ia sangat mirip denganmu. Hanya saja, aku akan berdoa pada Tuhan: semoga ia tidak bernasib sama seperti dirimu."
-
Pada mulanya chapter ini bukan seperti ini jalan ceritanya. Awalnya memang sempat aku publish namun aku tarik kembali karena merasa ada yang kurang. Seperti tidak searah dengan yang aku inginkan.
Chapter kemarin memang sedikit di paksakan. Ideku yang memang berhenti di tengah jalan mendadak aku paksakan untuk di tuangkan ke dalam tulisan. Jadilah, aku sendiri yang bingung sama isi ceritanya.
Aku gak berniat buat idola kalian menjadi seperti ini. Sekali lagi ini hanya cerita. Dan aku hanya berharap di kehidupan nyata mereka semua mendapatkan kehidupan yang bahagia. Ini hanya imajinasi yang aku buat.
Jadi, setelah baca ceritanya: bagaimana perasaan kalian?
Semoga kalian suka dan sampai bertemu di chapter selanjutnya.
Love, xierzi.
![](https://img.wattpad.com/cover/241284308-288-k504148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneus As Husband ✓
Fanfic[Oneus imagine as a husband] - bahasa baku, lengkap. - fanfiction (tidak untuk disangkut pautkan sengan kehidupan asli para member) © 2020, Lovelyxierzi.