3. Rasa kesal.

9 1 0
                                    

Pagi pada hari itu sangat lah padat dan diselimuti polusi kendaraan yang berlalu lalang. Diriku hanya bisa diam dengan memandangi keadaan sekitar. Ayah, mengarahkan kaca spion tengah mobil kepada diriku.

“Adit” panggil ayah kepada diri-ku. Ayok dong semangat nak, Disekolah nantik kamu akan bakalan mendapatkan teman, guru, dan orang lain yang baik disana nak. Aku hanya memandangi dan mendegarkan nasehat dari ayah.

Keadaan jalan yang sangat macet membuat diriku sangat jenuh dan bosan akan keadaan ini, Sejak dari tadi aku sibuk dengan gadget ku.
Ayah, mendadak berhenti dan memanggil anak- anak yang berpakaian sama seperti diriku.

Ayah, mengajak dan membawa mereka masuk di dalam mobil bersama dengan diriku. Rasa kesal aku semakin bertambah dengan ayah. Yang tadi nya aku bebas mau ngapain, sekarang aku mendadak tidak bisa dan terbatas melakukan kegiatan yang ikut aku lakukan.

“Hai” ucap orang berada duduk disampingku. Aku hanya memandangi dan membalas dengan senyuman sesaat, setelah itu aku lanjut dengan gadget dan melanjutkan game yang sempat terhenti.

15 menit perjalan yang telah berlangsung menuju ke pendidikan dasar yang ingin aku tempuh. SD 012, yang berada di jalan pramuka bandung. Berada di pinggiran jalan yang tidak jauh di berada di jalan riau. SD yang memiliki 4 komplek yang masing-masing berbeda dengan pelajar nya sendiri serta guru yang berbeda satu sama lain nya.

Aku melihat sangat banyak anak- anak yang masih merengek dan seakan tidak mau menempuh pendidikan yang diantar kan oleh orangtua nya. Aku melihat semua seragam yang aku pakai sekarang semua sama dengan hal yang aku pakai saat ini.

RINDU AKAN KEHADIRAN-MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang