8. Hari yang kelam

8 1 0
                                    

Dan tiba-tiba saja....
Spirometri(Grafik paru-paru dan mencatat hasil) ayah pun perlahan- lahan menurun dan pernapasan ayah pun sudah mulai sesak dan spirometri pun menunjukkan grafik lurus serta tidak ada respon dari ayah, Satu ruangan menangis serta tergesa gesa memanggil dokter.

Lalu dokter serta perawatnya datang untuk mengecek kondisi dari ayah.
Semua keluarga disuruh keluar ruangan, supaya dokter bisa menangani ayah.
(beberapa saat kemudian....)
dokter keluar dan menghampiri keluarga ku.

“Dok? Gimana kondisi suami saya?” tanya bunda dengan lirih.
“Maaf buk, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan tuhan berkehendak lain atas kejadian hari ini, suami tidak dapat tertolongi”

Spontan semua keluarga menangis mendengar ucapan dan kabar yang disampaikan oleh dokter ke bunda.

“Tiiidaaaaaak ayah masih hidup kan dok.. ayah kuat tidak mungkin ayah cepat pergi meninggalkan adit”  lirih aku sambil menangis.
Yang terdengar di ruangan itu hanya suara isak tangis.dan aku sendiri terisak-isak menangis di pelukan bunda. Saat berada di pemakaman bunda dan keluarga ku yang lain menangis terisak-isak. Karna belum siap akan kepergian ayah yang benar-benar tidak kami sangka.

Namun kehendak tuhan tidak bisa kita hindari. Ini lah takdir yang telah di tetap kan Nya.
Sepulang dari rumah ku tatapi langit-langit rumah,lalu aku bergegas menuju ruangan ayah, yang biasa nya tempat ayah menyelesaikan tugas kantor nya,biasa nya ayah sangat gemar mengajakku bercerita sembari memangku ku dan sekarang masa-masa itu sudah tiada.

Sekarang aku hanya bisa berdiri di ruangan yang penuh berkas kantor ayah tersebut seorang diri. Bahkan kepala ku sudah pengap untuk bepikir, mata ku sudah terlalu sembab untuk menangis,suara ku juga sudah sangat terdengar parau.
Kuraih foto ayah dan ku dekapkan di dada ku,lalu terngiang-ngiang pesan ayah saat sebelum dia pergi untuk selama nya tuk meninggalkan ku.

“ayah selamat jalan, semoga Engkau di tempat kan di surga loka nya Allah,aku tak akan manja lagi,aku akan belajar dengan giat,aku akan berbakti dengan bunda dan selalu saling menghormati saudara-saudara ku,kelak jika nanti besar aku ingin seperti sosok ayah yang hebat dan luar biasa ” gumam ku di dalam hati.

Sejak dari kepergian ayah hidup ku berubah drastis,perekonomian semakin menurun karna telah hilang nya sosok ayah,tapi itu tak menjadi alasan ku untuk tetap semangat. Bunda dan saudara-saudara ku selalu berusaha untuk menjadi sosok ayah bagi ku.

Bagaimana pun juga sesekali dalam renunganku, tak ku pungkiri
“aku rindu akan  kehadiran nya” : )
“tenang disana ya ayah”

"SELESAI"

RINDU AKAN KEHADIRAN-MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang