6. iam SAD

7 1 0
                                    

Ke-esokkan harinya, Aku kembali sekolah dengan rasa tidak terlau bersemangat serta pikiran ku yang melayang- layang teringat tentang keadaan ayah yang dirawat.
Berbeda dengan hari pertama aku ke sekolah, Aku di anterin oleh ayah, Sedangkan hari ini aku di anterin oleh kakak.

“Kak” tanya aku sambil dengan perasaan yang sedikit takut dan memikirkan ayah.
“Iya ada apa Dek?” jawab kakak sambil memandangi dari kaca spion tengah mobil
“ayah bakalann sehat kan kak?”

Kakak yang hanya diam serta sedikit banyaknya hanya melemparkan senyuman pada diriku.
“Adit, Nantik pulang sekolah jangan kemana- mana ya dek, Pulang sekolah tungguin jangan kelayapan kayak kucing pergi kesana- kemari.”

”Iya kak, bawel. Awas ya kalau lama. Aku tidak mau sapa kakak lagi.”dengan perasaan kesal dan salim kakak”.

Kakak pun hanya balas dengan senyuman serta dengan ucapan Be Careful, and Good luck Brother.

(beberapa saat kemudian....)
Tepat jam 09:00 aku dijemput oleh kakak, dan aku pun merasakan kebingungan dengan sedikit aneh, dengan melihat mata kakak yang sembab, seakan- akan habis menangis. Kakak pun meminta kepada guru ku yang saat itu mengajar. Dan kakak sembari menarik tangan dan membereskan segala perlengkapan sekolah ku untuk dibawak pulang.

15 menit kemudian kami sampai ke tempat ayah dirawat atau di RS Harapan Kasih.
Sesampainya disana ada keganjilan serta keanehan yang aku liat karena, semua keluarga ku berada diluar, Dan aku pun tidak boleh melihat ayah yang saat itu sudah terbaring tidak sadarkan diri.

Aku pun bertanya kepada bunda yang pada saat itu sedang menangis.
“Bun? Ayah kenapa? Kok kita tidak boleh masuk”
“Adit, ayah lagi dirawat, dokter sedang berusaha menangani ayah. Kamu berdo'ayah nak, semoga ayah lekas sembuh dan melalui masa kritis nya ” ucap bunda sambil memeluk aku.
“Iya bunda” sembari menangis di pelukkan bunda.

RINDU AKAN KEHADIRAN-MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang