Chapter 3 : Wingless Fairy

34 21 0
                                    

     Sendiri. Jaehee duduk di bangku taman sekolah. Junhyuk datang.

     "Hei.. Nih, kubawakan sesuatu." ucap Junhyuk.

     Jaehee tersenyum.

     "Es krim?"
     "Ya! Nih.. ambil."

     Dengan tangan yang gemetaran, Jaehee mengambil es krim itu.

     "Ishh.. Ga usah grogi gitu ke aku. Kita kan teman." ucap Junhyuk sambil menjilati es krimnya.

     Jaehee hanya bisa tersipu malu.

     Tiba tiba...

     "Ekhem.." Hwanwoong berdiri di belakang Jaehee.
     "H-hyung?" kejut Junhyuk.
     "Ada apa denganmu?"
     "T-ti-tidak.. Aku hanya terkejut tiba tiba hyung datang."
     "Hmmm.. Nampaknya kalian berdua berteman, ya... Hmmmm.. berteman apa berteman?" rayu Hwanwoong.
     "Ih, apaan sih, hyung. Kita cuman berteman, kok."
     "Ok, ok.. Aku percaya. Ngomong ngomong, mengapa kau diam saja?" tanya Hwanwoong kepada Jaehee.
     "E-e-e..." Jaehee gugup.
     "Kok diam??"
     "T-ti-tidak.. Tidak apa apa, oppa."
     "Hwanwoong!!! Apa yang kau lakukan dengan peri itu?!" teriak Yuki yang bersama Dongju dan Eunseong.
     "Tidak.. Aku tidak ngapa ngapain."

     Yuki, Dongju, dan Eunseong menghampiri mereka bertiga.

     "Tidak ngapa ngapain? Lihat!! Dia sampai gemetaran!!" bentak Yuki.
     "Ya ampun, padahal aku hanya bertanya mengapa dia diam doang."
     "Alah alah.." jawab Yuki sembari menenangkan Jaehee.

     Dongju mendekati Jaehee dan mulai bertanya.

     "Kau Jaehee-kan?" tanyanya.
     "Ya."
     "Apa kau sudah mengetahui bahwa dulunya Assembled memiliki murid yang sama seperti dirimu?"
     "Tidak."
     "Dengar, dahulu ada satu peri tak bersayap bersekolah disini. Ia minder terhadap semua peri karena hanya dia-lah yang tak memiliki sayap. Tapi, suatu saat ia bertemu dengan teman temannya yang membantu dia untuk mendapatkan sayapnya."
     "Jadi?"
     "Setiap peri yang tak bersayap, pasti.. dia akan memiliki sayapnya."
     "Tapi... Bagaimana?"
     "Kau bisa membaca bukuku, nih.." ujar Dongju dengan memberikan buku yang ia tulis beberapa tahun yang lalu kepada Jaehee.
     "A-apa?" bingung Jaehee.

     Ia membuka buku Dongju. Membacanya.

     "Dongju Son, peri tak bersayap pertama yang ada di Assembled." cakap Jaehee sembari menatap perlahan Dongju
     "Kau...." cakap Jaehee sekali lagi.
     "Yap.. Aku peri tak bersayap itu."

     Jaehee terkagum dan terkejut. Pupil mata nya membesar. Ia melihat lihat isi buku tersebut.

     "Aku tidak menyangka kau juga sama sepertiku." kata Jaehee.
     "Jadi, cerita peri tak bersayap itu, kamu hyung? Wawww.." ucap Junhyuk.

     Dongju menganggukkan kepalanya.

     "Tunggu, tunggu.. Sejak kapan kau menulis buku tentang dirimu?" tanya Hwanwoong.
     "Setiap malam ku selalu menulisnya, Hwanwoong." jawab Dongju.
     "Mangkanya kau jangan tidur aja!" ujar Eunseong.
     "Apaan sih.."
     "Jadi.... Terima kasih." Jaehee tersenyum bahagia.
     "Ngomong ngomong, kau sama sepertiku saat pertama kali ke sekolah ini." ucap Dongju.
     "Benarkah?"
     "Ya.."
     "Dan kau, Junhyuk." tunjuk Yuki ke Junhyuk.
     "Aku?"
     "Kau sama sepertiku."
     "Apa?"
     "Ya.. Kau menemani dia disaat pertama kali ke sekolah ini. Dan itu sama saat aku menemani Dongju ke sekolah ini."
     "Waw.. Itu kebetulan yang sangat luar biasa." kagum Junhyuk.

     Senyum Jaehee timbul karena adanya Dongju. Ia menganggap dia adalah panutannya.

-----

     Brakk!! Pintu itu dibanting oleh Sir Younghoon. Ini pembelajaran matematika. Ia berjalan ke mejanya dan berkata...

     "Buka halaman 5, kita selesaikan bab 1 hari ini."
     "Serius? Dia benar benar gila." bisik Hwanwoong.
     "Sepertinya ada yang protes." sindir Sir Younghoon.
     "Gilaaa.. dia mendengarkanku."
     "Hwanwoong Yeo!!" bentak Sir Younghoon.
     "Ya, Sir?"
     "Terbang secara terbalik!!"
     "Apa?!"
     "Tak perlu protes! Cepat!"

     Hwanwoong terbang secara terbalik. Seisi kelas menertawakannya.

     "Bagus.. Lakukan selama 30 menit."
     "Apa?! Yang benar!?!"
     "Akk-- Diam.. Tak perlu protes. Ok.... Sudah buka halaman 5?"

-----

     "Ahhhh.. akhirnya.." Dongju membantingkan dirinya ke kasurnya.
     "Aku benci matematika." ucap Hwanwoong.

     Hwanwoong duduk sembari membuka snack makanannya.

     "Ngomong ngomong, bukankah seharusnya ada Xirius Champion?"
     "Tak tahu. Tapi memang iya, sebenarnya harus hari ini."
     "Apa jangan jangan sekolah tidak mengadakan lagi?"
     "Apa yang kau katakan? Tidak mungkin-lah."
     "Iya juga ya, lagipula, Madam Byulyi menjelaskan tentang Xirius Champion ke murid kelas bawah." ucap Hwanwoong sambil memakan snack.

     Tok! Tok! Tok! Seseorang mengetuk pintu kamar mereka berdua.

     "Siapa itu?" teriak Dongju.
     "Ini aku, Yuki!! Buka pintunya, cepat!!"

     Dongju membuka pintu.

     "Ada apa?" tanyanya.
     "Kalian harus ikut aku!! Ada sesuatu yang terjadi kepada Jaehee."
     "Apa?! Dimana dia sekarang?"
     "Ada apa, Dongju?" tanya Hwanwoong.
     "Koridor atas." jawab Yuki.

     Dongju, Yuki, Eunseong dan Hwanwoong menuju ke koridor atas menemui Jaehee. Ia tergeletak pingsan tak sadarkan diri bersama buku yang Dongju berikan.

     "Ada apa dengan dia?" tanya Dongju.
     "Aku tidak tahu, tiba tiba dia pingsan begitu saja."
     "Kita bawa dia ke ruang kesehatan."
     "Aku tidak mengapa selalu ada kejadian seperti ini di sekolah kita." heran Hwanwoong.
     "Alah, udahlah Hwanwoong. Kita bawa bersama dia ke ruang kesehatan." imbuh Eunseong.
     "Tumbenan banget nih, baik."
     "Hmmmm.. baik salah.. jahat salah.."
     "Ishhh.. kalian berdua selalu bertengkar!! Udah, yuk! Kita gotong royong bawa dia." kata Yuki kesal.

-----

Dongju Son 3 : Sayap Fylix [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang