Waktu demi waktu berjalan. Dan ini saatnya. Para murid kelas atas telah menyelesaikan misi pertama nya dan pendidikan yang ditempuh selama di Assembled. Dongju, Yuki, Hwanwoong, dan Eunseong duduk di bangku taman belakang Assembled sembari menikmati es krim yang dibeli oleh Hwanwoong dan Eunseong tadi.
"Jadi.. Kita akan lulus.." kata Dongju mengambil es krim itu dengan mulutnya.
"Tidak terasa kita 4 tahun berada disini.. Secara bersama sama." tambah Hwanwoong dengan ia melihat pemandangan belakang Assembled.
"Mari kita pikiran kehidupan kita kedepannya." jelas Yuki yang memulai pembicaraan itu seolah ia sangat ingin cepat dewasa.
"Mengapa kau tiba tiba membicarakan itu?" tanya Hwanwoong risih.
"Kita harus meningkatkan Muses, guys!!"
"Apa yang kau maksud meningkatkan?" tanya Eunseong sembari menikmati es krimnya.
"Dengar! Kita memiliki 14 anggota-- dan itu lumayan banyak--, Muses tak hanya menampilkan musik saja. Maksudku.. Bisakah Muses tak hanya menghibur, melainkan menjadi sebuah seolah pasukan Britherland?" tegas Yuki yang tiba tiba ia berdiri dari tempat duduknya.
"Tunggu tunggu, Bukankah itu terlalu kelewatan, Yuki?"
"Aku setuju dengan Hwanwoong. Bukankah itu terlalu kelewatan? Maksudku.. Kita tidak tahu apakah para anggota yang lain setuju dengan kesepakatan ini." ujar Dongju yang ikut berdiri.Yuki terdiam, memutar kepalanya 90 derajat ke arah pemandangan belakang Assembled. Keonhee, Hyunjin, dan Yeonho datang. Heran. Mereka sudah lama tidak menganggu Dongju dan teman temannya.
"Apa yang kalian lakukan disini, Sok jagoan?" tanya Eunseong sinis.
"Apa yang kau maksud sok jagoan? Kita kemari ingin memberitahu kalian tentang si peri tak bersayap itu." jawab Keonhee
"Ada apa?" pandangan Yuki teralihkan tiba tiba dengan ucapan Keonhee.
"Juyeon Lee kembali."Mata mereka berempat membuka lebar. Terkejut. Keringat Dongju tiba tiba keluar.
"Dimana dia sekarang?" tanya Dongju menghampiri Keonhee.
"Aula."Hal 4 tahun yang lalu terulang kembali. Juyeon Lee kembali kemari.
"Ayo, guys!!" seru Dongju.
"Tunggu." Keonhee tiba tiba menghentikan mereka.
"Apa?" Dongju yang ingin terbang terhenti.Soobin datang dan seketika menangkap Dongju. Hyunjin dan Yeonho dengan cepat menangkap Hwanwoong dan Eunseong, sementara Keonhee menangkap Yuki.
"Hai. Kau ingat denganku?"
"Apa apaan ini?! Lepaskan kami!!" jerit Dongju.
"Dasar peri pengkhianat!!!" teriak Yuki.
"Owww.. Koreksi nona Yuki. Mereka tak pengkhianat. Tunjukkan kepada mereka!!" seru Soobin dengan kepalanya menengok ke arah Keonhee, Hyunjin, dan YeonhoMata Keonhee tertutup --begitu juga Hyunjin dan Yeonho--. Tak lama, pancaran cahaya muncul dari dalam diri mereka. Cahaya itu ke atas memunculkan simbol tengkorak.
"The Mortality!" ucap Yuki.
"Apa The Mortality?" tanya Hwanwoong.
"Pe-"
"Pengikut Juyeon Lee." Soobin menyela perkataan Yuki.Kaget. Ya. Itu yang dirasakan oleh Dongju dan teman temannya. Soobin beserta Keonhee --dan kedua temannya-- membawa Dongju, Yuki, Hwanwoong, dan Eunseong ke aula.
"Telepation!"
-----
Dug! Suara hentakan kaki dari Soobin bersama Dongju. Juyeon Lee berdiri di tempat dimana Dongju melawannya. Dan Jaehee berada tepat berdirinya Dongju melawan Juyeon Lee. Dongju sadar bahwa teman temannya tidak ada disampingnya. Hanya Soobin, Juyeon Lee, Jaehee, dan dirinya.
"Well, lihat siapa yang datang kemari." ucapnya sembari memegang tongkat sihir.
"Kau!!" mata sinis dan amarah Dongju keluar ke arah Juyeon Lee.
"Hhh.. Pasti kau bertanya tanya, mengapa diriku ada lagi? Mengapa ada peri tak bersayap lagi?" Juyeon Lee berjalan menuju ke arah Dongju.
-
"Apa kau tahu Sangyeon Lee?" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dongju Son 3 : Sayap Fylix [END]
Fantasía[Coming Soon for Revision] 2 tahun berlalu, Dongju, Yuki, Hwanwoong, dan Eunseong menginjak usia 16 tahun yang dimana juga mereka menginjak kelas atas di Assembled. Mereka ditugaskan untuk mencari Symvolo-nya masing masing agar dapat lulus dari Asse...