Hai hai malming nih!
Yuk merapat, jangan lupa tinggalin jejak!
Happy Reading 😽
.
.
.
.
.
.
Musik berdentum keras ditemani lampu-lampu biru sampai ungu yang memenuhi ruangan walau tidak terlalu menyorot. Orang-orang menari bebas di tengah-tengah. Banyak juga yang hanya duduk menikmati musik sembari minum atau bahkan sudah ada yang bercumbu di sudut ruangan. Hal wajar jika berada di kelab.
Arora memarkirkan MINI Countryman Blackheath Edition miliknya di parkiran khusus yang sudah di pesankan untuknya oleh Anindira. Kaki jenjangnya memasuki kelab dengan santai setelah menunjukkan ID Pass-nya kepada penjaga. Mata Arora menjelajahi seluruh ruangan mencari keberadaan sahabatnya.
Setelah memasuki lebih dalam, ia perlahan bisa melihat siluet Anindira yang menghampirinya. Gadis berpenampilan cukup seksi itu tersenyum lebar menyambut Arora. "Ayo, Ra. Gue kenalin ke pemiliknya!" Seru Anindira berteriak karena suaranya teredam kerasnya musik. Arora pun mengikuti Anindira menuju lantai dua. Dari sana ia bisa melihat keseluruhan lantai satu.
Arora tersenyum lebar ketika mulai membayangkan akan bersenang-senang di sini. Mereka sampai di sebuah ruangan. Cukup luas dengan nuansa hitam putih. Terdapat seorang pria dengan setelan kemeja putih yang dibalut rompi navy bergaris putih. Terlihat jelas ia pemilik club tersebut karena aura high-nya saat Arora pertama kali melihat.
"Ronald! Ini Arora yang udah pernah Gue cerita mau coba kerja di sini," jelas Anindira memperkenalkan. Pria itu tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. "Ronald." Arora pun tersenyum tipis lalu membalas jabatan tangan tersebut. "Arora." Ia kira pemilik kelab ini adalah pria-pria tua kaya yang bertampang mesum. Namun ternyata pria di depannya terlihat cukup muda dan wajahnya yang lumayan.
"Oke, karena Anindira yang merekomendasikan langsung aja mulai!" Ucap Ronald dengan nada akrab.
"Thank you, sir?" Ucap Arora ragu.
"Just Ronald." Balas pria itu tersenyum ramah. Arora mengangguk pelan.
"Thanks, Ron!" Seru Anindira mengecup singkat pipi pria tersebut. Arora bisa melihat keduanya tampak akrab. Anindira dan Arora pun keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju panggung. Arora melemaskan sendi jari-jarinya. Ia memasang headphone dan mulai memainkan alat DJ di depannya.
Arora memang mencari-cari kelab dengan bayaran mahal untuk menjadi DJ. Kelab inilah yang sudah lama ia incar, namun posisi DJ selalu penuh. Berkat Anindira, ia bisa mencoba bermain di sana. Walaupun tidak menjadi pekerja tetap, biaya yang diberikan kelab ternama itu bukan main jumlahnya. Ia memainkan musik dengan tubuhnya yang bergoyang mengikuti irama musik. Senyumnya tak pernah hilang jika sudah memainkan alat DJ tersebut.
Orang-orang yang berada di lantai dansa pun berjoget ria penuh semangat ketika Arora menaikkan suasana. Arora merasa senang jika orang-orang menikmati permainannya. Arora sedikit menurunkan volume musiknya. "Hai, Gue Arora yang malam ini akan menemani kalian sebagai DJ! Enjoy the music!" Serunya lalu mulai menaikkan volume musiknya lagi.
Sekumpulan cowok keren memasuki kelab dengan santai. Mengambil tempat kosong untuk menikmati musik. Marlon dan gengnya-kecuali Faro-mendudukkan tubuh mereka di sofa melingkar di pinggir kelab. Menatap ke arah lantai dansa yang tengah riuh menikmati musik sembari menari.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINCITORE : The Pursuit of Perfection 🦅
Teen FictionMarlon si ketua geng Vincitore menjadi rival seorang primadona SMA elite Sonne, keduanya sama-sama ingin menjadi pemenang di semua hal, bahkan gelar badboy dan badgirl sama-sama mereka incar. Suatu hari seorang guru melibatkan mereka dalam kelompok...