Trauma

22 4 0
                                    

Suara tangisan mengusik tidur Sekar yang damai. Melenguh pelan lalu membuka matanya. Ia menyalakan lampu lalu melihat ke arah Arora yang tidur di sampingnya dengan resah. Setelah dari kantor polisi malam itu, papa Arora tetap mengantar mereka menuju apartemennya sementara mobil Arora dibawa ke bengkel.

Sekar menggoyangkan lengan Arora yang terus menangis sambil resah. "Arora, Arora Lo kenapa?" Gugahnya membangunkan Arora. Ia bisa melihat sahabatnya masih memejamkan mata dengan keringat yang membasahi kepalanya. Sekar pun bangkit dari kasur berniat membangunkan Anindira dan Tara.

Ia segera menggedor pintu kamar Anindira dengan kencang. "Woi, tolong Arora!" Serunya panik. Beberapa detik kemudian ia bisa melihat wajah Tara yang masih setengah mengantuk. Tara menguap lebar. "Kenapa si, Kar?" Tanya Tara yang masih sulit membuka matanya.

"Arora!" Ulangnya panik.

"Arora?" Sahut Anindira dari belakang Tara. Ia pun mendorong pelan bahu Tara lalu segera melesat ke kamar Sekar. Anindira bisa melihat Arora masih menangis dengan gelisah. "Ini pasti gara-gara traumanya! Tar, ambil minum buat Arora." Jelas Anindira.

Tara yang masih tak paham situasi pun hanya melakukan perintah Anindira dan berjalan menuju dapur. Sekar menggenggam tangan Arora yang basah karena keringat. Anindira menepuk pelan pipi Arora. "Arora, bangun!" Ujarnya. Arora yang menagis gelisah tiba-tiba membuka matanya dan terdiam.

Tara pun kembali membawa segelas air putih. Anindira membantu Arora duduk dan bersandar pada kepala ranjang, lalu mengambil gelas air yang dibawa Tara dan memberikannya pada Arora. Anindira membantu Arora yang masih tampak bergetar. Mereka bertiga memberikan waktu sesaat untuk Arora menenangkan kembali dirinya.

"Udah tenang?" Tanya Anindira. Arora mengangguk sekilas, "sorry." Gumamnya parau.

"Trauma Lo masih belom ilang?" Tanya Anindira. Tara dan Sekar pun menatap Anindira dan Arora bergantian dengan wajah bertanya-tanya. Arora menggeleng pelan. Melihatnya membuat Anindira menghela napas. "Tau begitu Gue cegah Lo lawan cowok-cowok tadi!" Seru Anindira.

"Tunggu, tunggu." Sahut Tara menginterupsi. Matanya beralih pada Anindira, "Lo tau sesuatu yang ga kita tau?" Terkanya. Sekar pun memasang wajah bingung yang sama pada Anindira. Anindira malah beralih pada Arora. Menanyakan apakah ia bisa menceritakannya atau tidak.

Arora memainkan tangannya yang masih memeluk gelas. "Gue.., ga bisa cerita sekarang." Ujarnya menunduk. Memejamkan matanya lagi ketika bayangan-bayangan masa lalu itu kembali menghantui pikirannya. "Ya udah, mending kita tidur lagi. Kita baru tidur satu jam yang lalu." Ucap Anindra mengalihkan.

"Kalian tidur lagi aja, Gue mau cari angin bentar." Ujar Arora lirih lalu bangkit dari kasur dan meninggalkan kamar.

Ketiganya menatap kepergian Arora dengan diam. Anindira menatap kedua sahabatnya, "Gue harap kalian ga marah, karena dia ga mau cerita. Traumanya berat buat Arora, jadi maklumin aja." Jelas Anindira agar sahabatnya tidak salah paham. Ia sendiri tahu trauma Arora karena kebetulan ia sudah berteman dengan Arora lebih dahulu.

Tara menautkan tangannya dan meregangkannya ke atas, "ya udah deh, untung hari ini Minggu. Lagian masih banyak waktu buat Arora cerita!" Ujar Tara positif lalu menaiki kasur. Ia terlalu mengantuk untuk kembali ke kamar Anindira, jadi ia akan menempati tempat Arora.

Tara yang ingin memejamkan matanya kembali membuka matanya lebar. "Weh, tadi Arora bukan kesurupan kan?!" Tanya Tara absurd. Anindira mendengus pelan seraya menggeleng. Tara kembali menyamankan kepalanya setelah mengkonfirmasi dari Anindira. "Ya, Gue pikir dia kesurupan. Gue kan tidur di tempatnya, takut gantian Gue yang kesurupan.." Gumam Tara lalu kembali tertidur.

Sekar menatap Tara aneh, "yang ada setan yang kesurupan liat Lo." Ejeknya. Sayangnya sang empu yang diejek sudah kembali tertidur. Anindira pun bergabung dengan Tara yang sudah tertidur lelap. "Woi, balik ke kamar Lo!" Protes Sekar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VINCITORE : The Pursuit of Perfection 🦅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang