Orang yang sama

247 73 60
                                    

Hari telah berganti dan waktu terus berputar. Malam kembali pergi dan pagi datang kembali.

Kringg..kringg..

Suara alarm berteriak di pagi hari sudah menjadi rutinitas. Namun sepertinya, suara alarm kali ini gagal mengusik tidur serorang gadis cantik yang masih bergelung dalam selimut tebalnya, Pita. Jadi hari ini tidak ada yang namanya insiden tertabrak kereta dipagi hari. Namun,

"Bangun.. bangun.. bangunn!" Tiba-tiba saja ada seseorang yang berteriak sambil melompat-lompat diatas ranjang Pita membuat tidur cantiknya terganggu sangat. Entah sejak kapan El sudah berada di dalam kamar Pita, pasalnya tidak terdengar suara pintu yang terbuka dan suara langkah kaki. Benar-benar ajaib.

"Eungg.." Pita melenguh karena tidurnya terganggu. Perlahan Pita mulai membuka matanya dan yang ia lihat pertama kali adalah wajah tampan El yang riang sedang melompat-lompat.

El yang seperti mendengar suara Pita segera menghentikan aksi melompat membangunkan Pita dan kemudian duduk.

"Pita sudah bangun." tanya El seraya tersenyum.

"Belum." jawab Pita singkat.

"Ish kok Pita enggak pinter sih!" ucap El yang sepertinya kesal dengan jawaban Pita.

"Hemm." gumam Pita sambil mengucek matanya dan sesekali menguap kemudian bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk.

"Kalau matanya udah terbuka itu namanya bangun Pitaa, itu El kasih tau! El pinter kan." Bangga El kepada dirinya karena bisa memberitahu Pita.

"Iyaa El pinter pake banget pokoknya, nggak ada tandingannya deh." sahut Pita. Dan El semakin senang mendengarnya.

"Hehee El pinter ya?" Tanya El membuat Pita gemas.

"Iya El, sekarang El mandi ya!" titah Pita kepada El menyuruhnya mandi.

"Mau dimandiin." jawab El manja. Benar-benar seperti bocah polos yang tidak tahu apa-apa jika syndrom-nya sedang kumat.

Pita yang mendengarnya sedih. Kenapa harus El yang mengalami Peter Pan Syndrome? Kalau Pita boleh meminta, Pita ingin dipertemukan dengan El sebelum memiliki syndrome. Namun jika tuhan sudah berkehendak, kita para human bisa apa.

"Kalau El pinter, mandi sendiri dong-" balas Pita sambil mencolek hidung El.

"-Soalnya Pita juga harus mandi karena harus kesekolah." lanjut Pita seraya tersenyum.

Terlihat El murung, namun hanya sebentar setelah itu kembali ceria.

"Iya El pinter.. jadi El mau mandi sendiri aja!" jawab El semangat. Dan setelah itu langsung saja El berlari menuju kamarnya yang berada disebelah kamar Pita, meninggalkan Pita dengan semua isi pikirannya.

'Benar-benar nyaman dan takut ditinggalkan, fiks gue aneh' batin Pita.

____

*FYI : Peter Pan Syndrome adalah kondisi psikologis di mana seorang pria dewasa bersikap seperti anak-anak. Pria dewasa sudah seharusnya dapat hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Namun, pria dengan sindrom Peter Pan memiliki sifat sebaliknya. Mereka tidak bersikap sesuai dengan usianya, yakni cenderung tidak mandiri dan sangat kekanak-kanakan, sama seperti tokoh Peter Pan yang ada dalam cerita fiksi. Ada banyak sebutan untuk sindrom ini, seperti king baby atau little prince syndrome.


Sifat kekanak-kanakan tentu tidak hanya melulu dimiliki pria. Beberapa wanita dewasa juga mungkin bersifat kekanak-kanakan. Meski begitu, sindrom Peter Pan lebih banyak ditemukan pada pria karena pakar psikologi berpendapat bahwa laki-laki dewasa cenderung memiliki tanggung jawab yang lebih besar, seperti menjadi kepala rumah tangga atau mencari nafkah. (Sumber dari google)
____

Setelah selesai dengan acara ritual pagi, Pita segera menuju ruang makan untuk sarapan. Disana sudah ada mama papanya lengkap dengan menu sarapan sehat. Selang beberapa detik kemudian, El datang dan bergabung. Terlihat El juga mengenakan seragam yang sama dengan Pita.

"Selamat pagi semua." sapanya.

"Selamat pagi El sayang." balas kedua orangtua Pita yang tampaknya belum menyadari.

"Pagi Vin." balas Pita singkat, berbeda dengan kedua orangtuanya.

"Hm." dan hanya dibalas deheman saja oleh El atau Vin nih?

"Syukurlah sayang syndrome nya sudah tidak kumat lagi." ucap Rani, mama Pita setelah menyadari sesuatu.

"Ck, kenapa musti balik lagi sih jadi kulkas." Pita berdecak pelan namun masih terdengar oleh Vino. *Dan yah, bagi yang menebak El itu adalah Elvino kalian benar! Seratus buat kalian yeey..

El dan Vino adalah orang yang sama, Elvino Danandra. Putra tunggal dari pasangan Nova dan Nia. Elvino mengidap Peter Pan Syndrome karena kejadian 2 tahun yang lalu. Jadi untuk membedakan apabila syndrome Elvino sedang kambuh, maka kedua orangtuanya memberi panggilan El saat sedang kambuh dan panggilan Vino ketika normal.

"Gue denger." ucap Vino yang hanya didengar oleh Pita.

"Ehee itu telinga tajem banget yak." ucap Pita pelan dan dibalas tatapan tajam oleh Vino.

"Sudah-sudah mari makan!" teguran Rani membuat Pita senang karena terselamatkan dari tatapan tajam nan maut milik Vino.

"Baik mah." ucap Pita seraya tersenyum.

Skip.

Setelah sarapan, Vino dan Pita berangkat kesekolah bersama. Alasannya? Mumpung ada sopir yang ontime karena satu kelas kenapa tidak.

Suasana dalam mobil saat ini sepi seperti kuburan saja, tidak ada suara sama sekali. Benar-benar hening sehingga Pita tidak tahan.

"Vin." Karena sungguh bosan akhirnya Pita memutuskan untuk memanggil Vino.

"Hm?" respon Vino singkat.

"Lo tau kalo ayah sama bunda pergi ke luar negeri?" tanya Pita.

"Iya tau, emang kenapa?"

"Cuma nanyak sih." ucap Pita pelan.

"Maaf kemaren gue kambuh dan nggak bisa jemput lo." ucapan Vino sontak membuat Pita menoleh terkejut karena kulkasnya minta maaf.

"Eh?.. iya nggak papa."

"Nanti pulang sekolah aja langsung ya."

.
.

.
.

Hayy! gimana sama part ini hehee
Komen dong komen:v

Yang nebak El sama Vino siapa nih? Angkat tanganmu syegy:v

Tinggalkan jejek yaa:)
Sampai jumpa kembali.

Eh next kaga nih?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ElpitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang