4. Dreamcatcher

173 26 4
                                    

Hari yang melelahkan itu akhirnya telah berakhir juga. Dan hari pun berganti malam.

Kini ketiga bersaudara itu sedang berkumpul di ruang tamu untuk mengistirahatkan diri mereka sejenak karena sudah bekerja keras untuk merapihkan dan menata rumah baru mereka itu.

Kakak tertua mereka, Seonghwa membaringkan tubuhnya di atas sofa panjang, sedangkan adik-adiknya duduk di lantai samping sofa.

"Bang, Mbak Ayu itu pemilik rumah ini? Kok bisa masih keliatan muda banget? Padahal rumah ini aja umurnya udah hampir 100 tahun" ucap Hyunjin membuka pembicaraan.

"Rumah ini sebenernya punya buyutnya, tapi diwarisin ke Mbak Ayu" balas Seonghwa singkat sambil memejamkan matanya.

"Tapi kenapa dia gak tinggal di sini? Malah tinggal di rumah sebelah?"

"Mana Abang tahu. Tanya sama dia dong, jangan sama Abang"

Hyunjin mengerucutkan bibirnya. Padahal masih banyak yang ingin Hyunjin tanyakan. Namun dia mengurungkan niatnya karena Seonghwa sepertinya sudah kelihatan lelah sekali.

Kemudian perhatian Hyunjin beralih pada adiknya yang sedang duduk di sampingnya itu. Ya, Sunwoo. Dia sedang menunduk sambil memainkan jari-jarinya.

"Kenapa lo? Tumben anteng" celetuk Hyunjin.

Sunwoo menoleh ke arah Hyunjin sekilas. "Hah? Oh.. Nggak. Gak kenapa-napa" balas Sunwoo singkat. Kemudian dia tenggelam dalam lamunannya lagi.

Hyunjin menatap Sunwoo dengan heran. Tidak biasanya Sunwoo terdiam dengan tenang seperti ini. Mungkinkah ada sesuatu yang sedang ia pikirkan? Atau dia masih marah dengan kejadian tadi siang?

Malam semakin larut, dan ketiga bersaudara itu memutuskan untuk masuk ke kamar mereka masing-masing. Besok adalah hari senin, hari paling sibuk untuk mereka semua.

Sunwoo sedang duduk di pinggiran kasur di dalam kamarnya sambil menatap sebuah kotak yang berada di pangkuannya.

Sebenarnya kotak itu bukan miliknya. Dia menemukannya saat sedang membersihkan kamar. Kotak itu berwarna coklat sehingga nyaris menyatu dengan warna lantai. Karena penasaran, Sunwoo ingin melihat isi kotak itu.

Sunwoo pun membuka tutup kotaknya dan matanya seketika membulat melihat sebuah benda cantik didalamnya.

Benda berbentuk lingkaran dengan jaring-jaring di tengahnya dan juga bulu-bulu yang menggantung di sisi bawah lingkaran. Orang-orang sering menyebutnya dengan Dreamcatcher atau penangkap mimpi.

Tanpa ragu, Sunwoo mengeluarkan dreamcatcher itu dari kotaknya kemudian dia gantungkan pada jendela kamarnya.

Ya, Sunwoo percaya dengan mitos dreamcatcher yang katanya bisa menangkal mimpi buruk dan memberikan mimpi Indah. Sangat sempurna untuk di gunakan di malam pertamanya tidur di rumah baru.

Sunwoo seakan lupa bahwa benda itu bukan miliknya. Toh, ini namanya juga bukan mencuri. Secara kebetulan benda itu ia temukan di kamarnya sendiri.

Sunwoo kembali menaiki kasurnya dan membaringkan tubuhnya di sana. Beberapa menit kemudian Sunwoo sudah berada di bawah alam sadarnya.

---

"Mas!! Tolong pikirin baik-baik!! Jangan lakukan tindakan bodoh ini Mas!!" teriak seorang wanita muda sambil menangis menahan seorang pria di hadapannya.

"Kamu jangan ikut campur Ayu! Mas sudah lelah dengan semuanya! Setelah menikah sama kamu, hidup Mas jadi berantakan!!" bentak pria itu sambil menghempaskan lengan wanita yang di panggil Ayu tadi.

Ya, sepasang suami istri itu sedang bertengkar hebat. Yang lebih mengejutkan lagi, pria yang merupakan suami Ayu ini sedang membawa sebuah pistol di tangannya.

The Curse Of DreamcatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang