2. Awal

175 26 6
                                    

"Bang, bang! Misiiii mau lewat!!" seru Hyunjin yang sedang mengangkat satu kardus besar ke dalam rumah.

Seonghwa yang berdiri di ambang pintu rumah itu terperanjak kaget dan segera menyingkir dari jalan. Mempersilakan Hyunjin untuk masuk ke dalam rumah.

"Tiiinnnn...  Misi Bang! Truk ganteng mau lewat!!" teriak Sunwoo yang tak kalah bikin kaget itu.

Seonghwa memegang dadanya sambil bertanya-tanya, kenapa kedua adiknya itu tidak memiliki sopan santun padanya.

Seonghwa hanya bisa tersenyum :) Kali ini dia memutuskan untuk turun dari teras rumah dan berdiri di halaman rumah itu sambil mencabuti tanaman-tanaman liar yang menjalar. Takut-takut jika selanjutnya adalah truk sungguhan.

Kini Hyunjin dan Sunwoo sudah berada di dalam rumah itu. Manik mata mereka serempak menyapu sekitar ruangan rumah itu. Walaupun tampilan depan rumahnya sangat tua, tetapi di dalam rumah itu masih layak untuk di tempati.

Tidak seperti ekspektasi mereka, ternyata di dalam rumah itu tidak begitu menyeramkan sama sekali. Bahkan rasanya mereka akan nyaman tinggal di situ.

Mereka pun berjalan perlahan mengitari setiap sudut rumah itu sambil membayangkan barang-barang yang akan mereka letakkan di rumah itu.

Sampailah Sunwoo di satu kamar yang cukup luas. Matanya berputar melihat sekeliling ruang kamar itu dengan perlahan. Sunwoo melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke kamar itu dan berjalan ke arah jendela yang sedari tadi menarik perhatiannya.

Betapa takjubnya Sunwoo ketika mendapati pemandangan hutan yang Indah tepat di depan jendela kamarnya. Pohon-pohon besar dan rindang itu berhasil menyegarkan mata. Dan juga suara kicauan burung terdengar jelas hingga ke dalam kamar itu.

Sunwoo pun membuka jendela itu dan seketika angin berhembus masuk ke kamar menerpa lembut wajah manis Sunwoo. Udaranya sangat sejuk sekali dan tercium aroma daun yang khas menyegarkan. Sunwoo dengan rakus menghirup udara bersih itu lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Fix, ini kamar gue" gumam Sunwoo dengan senyuman kecilnya. Dia terdiam untuk beberapa saat untuk menikmati suasana yang damai itu.

Sampai terdengar suara langkah kaki yang seperti sedang mendekati dirinya.

Awalnya Sunwoo menduga itu adalah Hyunjin, diapun menoleh ke arah pintu kamar dengan perlahan. Dan...

Whushh..

Tidak ada siapa-siapa.

Nafas Sunwoo tertahan. Matanya terpaku menatap pintu yang bergeser karena hembusan angin. Dan tidak menampakkan satu orangpun di sana.

Bulu kuduk Sunwoo seketika itu juga berdiri. Jantungnya mulai berdetak kencang tidak karuan. Angin yang masuk dari jendela di depannya itu langsung terasa berbeda. Bahkan Sunwoo ingin menangis saat itu juga. Tiba-tiba dia langsung teringat dengan cerita Seonghwa saat di mobil tadi.

"Nabima..."

Satu bisikan di telinganya itu berhasil membuat Sunwoo langsung terlonjak kaget dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Lalu diapun akhirnya tersadar bahwa Hyunjin berada di belakangnya sedari tadi.

Tanpa belas kasihan lagi, Sunwoo langsung memukuli tubuh Hyunjin bertubi-tubi.

"HYUNJIN SIALAN!! KAGET GUE BANGSAT!" bentak Sunwoo tanpa memperdulikan Hyunjin sebagai Abangnya lagi.

Seonghwa yang sedang berada di halaman mendengar suara keributan itu dari dalam rumah. Dia bahkan tak perlu menduga-duga lagi. Merupakan hal yang biasa baginya mendengar kedua adiknya itu ribut.

"BISA GAK SIH GAK NGAGETIN ORANG TERUS?? CAPEK JANTUNG DEDEK BANG!!!" Sunwoo masih membentak Hyunjin sambil terus memukulinya tanpa ampun.

"Aw.. Aw.. Sakittt, dek!! Iya iyaa, maap!! Udah dong..." ucap Hyunjin di sela kesakitannya sambil meringkuk berusaha melindungi dirinya.

Sunwoo tampak tak memperdulikan itu dan terus memukuli tubuh Hyunjin.

"Nanti gue beliin ayam deh!" lanjut Hyunjin.

Akhirnya Sunwoo berhenti memukuli Hyunjin. Bukan karena diimingi beli ayam, namun karena tangannya yang juga sudah terasa perih.

Nafas Sunwoo berderu tak beraturan. Wajahnya sudah memerah saking kesalnya.

"Hehe.. Gitu dong. Dua bucket deh ayamnya" sambung Hyunjin sambil menyengir kuda.

"Bodo!" ketus Sunwoo. Lalu dia beranjak keluar dari kamar itu meninggalkan Hyunjin di dalamnya.

Sementara Hyunjin terkekeh puas dengan reaksi Sunwoo. Merupakan kepuasan tersendiri jika dia melihat adiknya ketakutan seperti itu.

Namun tawa Hyunjin tidak berlangsung lama karena tiba-tiba dia mendengar suara seperti dinding yang dipukul-pukul dari luar.

Duk.. Duk.. Duk..

Setelah suara itu terdengar, Hyunjin dapat melihat bayangan seseorang dari celah pintu kamar itu.

Hyunjin terkekeh pelan. Dia menduga bahwa Sunwoo sedang balas dendam padanya.

"Heh, Sunwoo! Prank lo ketara banget tahu!" seru Hyunjin sambil menghampus airmatanya akibat tertawa terlalu keras tadi.

Hening tidak ada jawaban. Hyunjin terus menatapi bayangan orang itu. Diam dan tidak bergerak sama sekali.

Beberapa saat kemudian bayangan itu bergerak lagi, tangannya seperti sedang memukul-mukul sesuatu. Lalu terdengar lagi suara hantaman itu.

Duk.. Duk.. Duk..

Kali ini Hyunjin memasang wajah pucat. Bulu kuduknya mulai berdiri sampai ke tengkuknya. Angin yang berhembus masuk dari jendela berubah menjadi sangat dingin. Matanya bergetar melihat bayangan orang itu. Semakin ia melihat banyangan itu, semakin pula jangtungnya berdetak dengan cepat.

Lalu terdengar suara seseorang sedang berbicara dari arah luar. Hyunjin dengan reflek menoleh ke arah jendela.

Betapa terkejutnya Hyunjin saat dia melihat Sunwoo sedang berada di luar sambil berbicara dengan Seonghwa.

Kali ini Hyunjin tidak dapat berpikir jernih lagi. Tubuhnya benar-benar mematung di tempat. Keringat dingin telah mengucur di seluruh badannya. Dia terlalu takut untuk melihat kembali bayangan yang tadi ada di luar kamar itu.

Dengan penuh keberanian, Hyunjin pun memutar kepalanya ke arah pintu. Detak jantungnya semakin tidak bisa di kontrol ketika bayangan orang itu sudah hilang dari sana.

Hyunjin mengerjapkan matanya dan dengan susah payah dia mencoba menelan ludahnya. Dia berusaha untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya karena dia sempat menahan nafas tadi.

Setelah dirinya sudah mulai tenang, perlahan kaki Hyunjin bergerak menuju pintu dan keluar dari kamar itu. Belum sampai Hyunjin keluar dari rumah itu, tiba-tiba pintu kamar tadi tertutup dengan sendirinya.

Hyunjin terkejut bukan main. Dia berteriak dengan kencang lalu berlari secepat kilat keluar dari rumah itu.

Setelah dia sudah berada di luar rumah, dia berlari menghampiri Seonghwa dan Sunwoo dengan wajah yang sudah pucat ketakutan.

Sementara dua saudaranya itu terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba, lalu mereka menatap dirinya dengan heran.

"Kenapa, Dek?" tanya Seonghwa yang sedikit khawatir.

Nafas Hyunjin masih tersengal-sengal. Dia diam sejenak untuk mengambil banyak-banyak oksigen.

"A-ada... Ada orang di rumah itu!!!" teriak Hyunjin yang meninggikan nadanya. Setelah itu dia menarik nafas panjang-panjang.

"Tadi gue liat dengan mata kepala gue sendiri ada banyangan orang lagi mukul-mukul dinding. Tadinya gue kira itu Nabim, tapi ternyata dia lagi disini sama Abang. Gue berusaha positif mungkin gue salah liat. Tapi suara dinding itu nyata banget!! Dan pas gue mau keluar dari rumah itu tiba-tiba pintu kamarnya ketutup sendiri!! Fix cewek merah itu ada disana!!!"

-tbc-

UwU

Fyi, aku nulis ini malem-malem gaes. Aku jadi parno sendiri sama tulisan aku. (Aw maluu ><)

Sekali lagi makasiii banyakk buat kamu yang udah lanjut baca ke chapter ini muah muahh ^3^

Ailafyu always ♡

The Curse Of DreamcatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang