Setelah acara fatihan selesai Dialara kembali kekamar hotel dimana sudah disiapkan oleh Mr. Abigail ismed intinya hotel ini akan dipakai selama lima hari. Dilara melepas bajunya tapi kesulitan tampa disadari Dilara seorang lelaki menghampirinya dan menarik reseletin bajunya.
Bagaimana acaranya? Capek?
Aku menoleh kebelakang yang kuliahat lelaki yang memakai kemeja kotak-kotak navy dengan topeng perak. Aku tersenyum melihatnya,
Tidak Mr. Abigail. Pangil aku Abigai Dilara sebentar lagi kamu akan menjadi nyonya Ismed. Tidak lucu kalo kamu memangilku begitu. Baik Abi, acaranya sungguh meriah dan capek, aku menunjukka jariku yang sudah melingkar cincin yang diberikan Inayah ismed tadi kepada Abigail.Indah ucap Abigail, mandilah Dilara aku akan menunggumu ditempat tidur.
Dilara berjalan menuju kamar mandi acara tadi membuat pinggangku sakit semua terlalu lama duduk walau ada acara menari dan dansa. Gaun yang ku pakai sungguh berat sekali.Setelah memasuki kamar mandi clak pintu itu terkunci. Huh bikin kaget saja sih Abigail ini aku kira siapa kenapa biasa masuk kamarku? Ahh terus ini gimana? Apa dia akan melakukannya lagi? Ahhh... Tidak...tidak tampa kusadari yang kulakukan hannya modar madir didepan pintu sambil mengigit kuku dijariku. Ahh gak mungkin kan dia akan pergi.
Oke...oke ... Dilara Rileks kita mandi dulu...nanti biarlah bejalan apa jalannya. Aku memasuki batroom yang sudah bertaburan mawar merah dan aroma terapi bunga Moringa.
Sangat membuat nyaman berendam dalam air hangat dengan aroma terapi yang merilekskan tubuh. Setelah berendam cukup lama Dilara keluar dari bath dia berjalan mengambil shampoo dan menuangkan dalam telapak tangannya digoskanya diarambut yang sudah basah aroma strobery memenuhi kamar mandi setelah, dirasa sudah cukup Dilara membilas rambutnya. Ritual mandi yang dijalanin selesai Dilara berjalan mengambil handuk dan melilitkanya di tubuhnya.
Ahh sial kenapa aku gak bawa baju ganti terus ini gimana ? Oh my god kenapa tolol sekali sih, diluar ada Abigail.
Cklek pintu kamar mandi terbuka memperlihatan wanita cantik yang keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit ditubuhnya yang hampir tidak bisa menutupin daerah bawahnya.
Abigail melihat Dilara yang keluar dari kamar mandi hannya memakai handuk mini yg mengexpos hampir tubuhnya.
Sulit sekali bagiku menelan air liurku dan mataku tidak bisa lepas dari tubuhnya dan rambut basahnya. Kenapa bisa membuatku tegang di bawah, kalo begini keadaanya aku tidak bisa menjamin untuk tidak menggulang lagi kejadian malam itu. Sial.
Apa kamu berniat mengodaku lagi Dilara dengan handuk yang tidak bisa menutupin daerah intimu?.
Maafkan aku Abigail, bukanya aku mengoda hanya saja aku lupa membawa bajuku kedalam kamar mandi.
Oke tunggu disitu Dilara akan akan ambilkan, aku menyodorkan godybag yang isinya baju yang dibawakan Genji, tadi aku memintanya membelikan baju untuk untu acara makan malam berdua.
Dilara menerima goodybag dari Abigail langsung masuk kamar mandi. Dia membuka dan mengeluarkan gaun Long dress putih satin bahannya halus dengan tali spageti, didalmnya ada daleman dan ukurannya sangat pas, bagaimana dia tau ukuranku? Ahh kenapa aku bisa lupa dia sudah pernah meniduriku. Setelah selesai memakai baju Dilara keluar lagi dan yang dia lihat sekarang lelaki itu sudah menunggunya ditempat tidur, dia memandangku.
Cantik guman Abigail, kemarilah Dilara aku berjalan mendekati Abigail, duduklah disini, Abigail mengambil hadrayer dan menyalakannya, dia mengeringkan rambut Dilaran yang basah sampai kering, lalu menyisirnya.
Sudah selesai, Abigail membawaku ke balkon dan disana sudah tersedia berbagai macam makanan dan Wine. Temani aku Dinner.
Abigail mendorong kursi untuk diduki Dilara. Setelah itu dia berjalan kekursi depan Dilara dan duduk.