3. Dihina

215 40 27
                                    

Jangan merasa paling sempurna di hadapan orang yang punya kekurangan. Kamu nggak tau apa pengaruh yang kamu katakan ke dia.

-Bishoujo-

Sin selalu bisa fokus pada pekerjaan dan bisa membuat siapa saja mengikutinya. Namun, tidak kali ini. Bahkan, Cos dan Tan harus ikut bicara pada pendatang baru saat tak bisa dibujuk untuk berkomunikasi. Semenjak Hanako menginjak rumah ini, ia hanya berdiam diri di kamar. Selama beberapa jam, belum berkutik dengan makanan ataupun berbicara bersama pria yang tinggal bersamanya.

"Woi, Tan. Sini!" Cos memanggil Tan yang baru keluar dari kamar Hanako setelah berusaha membujuk gadis itu. "Sin mendadak jadi bego! Dia bujuk Hanako aja nggak bisa. Padahal sebelum-sebelumnya banyak orang yang mau menuruti kemauan dia."

Tan duduk di samping sofa yang Sin tempati. "Apaan?"

"Sin mendadak jadi gagu." Cos menatap Sin. "Kamu kenapa nggak berani sama cewek itu?"

Sin menggeram kesal. "Emangnya kalian berani sama dia? Hm?" tanya dia.

Pria berkacamata di sampingnya tampak bergidik ngeri. "Nggak-nggak. Aku nggak mau berurusan sama Hanako yang seram itu!" timpal Tan.

Sin menatap Cos. "Kamu, kan, jago buat cewek tertarik. Terus kenapa kamu nggak bisa menarik perhatian dia?" Setelah mengatakan itu, seperti ada lampu yang menyala di atas kepala, Sin mendapatkan ide mendadak di keadaan genting seperti sekarang.

"Aku tau!" seru Sin. Cos dan Tan kompak mengerutkan kening. "Tau apa?"

Sang lawan bicara membisikkan sesuatu pada kedua temannya. Cos dan Tan menyetujui ide yang menurut mereka cerdik. Tanpa membuang waktu lagi, ketiganya melesat pergi. Menjalankan sebuah misi, berharap ini tak gagal lagi.

Di ruangan lain, gadis berambut panjang yang terduduk di ruangan gelap sedari tadi terdiam sendiri. Memikirkan apa yang sudah terjadi. Akan tetapi, ia tidak sendiri lagi. Ditemani oleh boneka-boneka yang dibawa dari rumah, disertai film horor yang tengah ditontonnya membuat Hanako jauh lebih bahagia. Yang ada di pikiran Hanako saat ini adalah menghindar dari ketiga pria yang tinggal bersamanya. Terlebih lagi, bibinya dengan nakal membuat perjanjian mereka yang jelas-jelas memuakkan bagi Hanako.

Hanako sudah menetapkan diri. Ia takkan mau menyentuh hal-hal yang berhubungan penampilan. Baginya, hidup bersama boneka disertai koleksi film horor sudah cukup. Akan tetapi, sebuah ketukan pintu berhasil membuat gadis itu teralihkan. Ia sudah menduga, pasti pelakunya adalah tiga pria yang ada di luar sana. Tanpa berniat untuk bangkit, rupanya pintu kamar Hanako telah terbuka sedikit. Hal itu membuatnya memutar kepala. Matanya menyipit saat melihat sebuah cahaya yang menyelip masuk ke dalam kamarnya yang gelap gulita.

Sosok tiga pria tampan yang berdiri di ambang pintu membuat Hanako terlonjak kecil.

"SELAMAT DATANG, HANAKO!"

Sin, Cos, dan Tan berseru seraya membawa sebuah mawar merah. Ketiga pria itu berusaha mengumbar senyuman meski ada sedikit paksaan.

"Jangan takut sama kami. Kami nggak akan melakukan kejahatan ke kamu. Kamu udah masuk ke dalam rumah ini, secara nggak langsung kamu adalah bagian dari keluarga kami," ucap Tan.

Cos tersenyum simpul. Ia menyerahkan satu tangkai mawar ke Hanako, walaupun gadis itu tetap saja tidak menerima pemberiannya. "Kami menyambutmu dengan cinta. Semoga kamu bisa betah. Kalau ada perlu bantuan apa-apa, kami siap melayanimu. Salam kenal, ya. Tak kenal maka tak sayang. Kalau udah kenal, berarti harus disayang."

Bishoujo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang