Setelah menganggapnya dia sampah yang dibuang begitu aja, kamu kembali tanpa ngerasa dosa? Dan minta waktu lagi buat berdua bersamanya? Hatimu di mana?
-Bishoujo-
"Aku Donald Arshaka. Dipanggil Arsha. Orang yang sempat dekat dengan Hanako."
Keadaan mendadak hening. Akan tetapi, tatapan Sin justru semakin dalam. Ia melirik ke arah gadis yang berada di balik punggung. Bahkan, Hanako belum berpindah dari posisinya. Sepertinya rasa trauma yang dialami Hanako sangat berat.
Sin berdeham singkat. "Untuk apa kamu ke sini?" tanya dia bernada santai.
Arsha menatap Hanako. "Aku mau ketemu sama dia."
Sang lawan bicara terdengar tertawa kecil. Sin melempar pandangan meremehkan. "Setelah apa yang kamu lakukan ke dia ...." Pria itu melangkah maju ke Arsha. "Sekarang kamu kembali dan ngomong kayak gitu. Harga diri kau di mana, Bro?"
Urat-urat pada leher Arsha perlahan terlihat. "Kenapa kamu melarangku? Kamu bukan siapa-siapanya dia, kan? Aku mau ngomong sama Hanako!" seru dia.
"Siapapun aku, itu nggak penting. Kalau mau ngomong sama Hanako, ngomong sekarang di depanku juga," timpal Sin.
Kedua tangan Arsha terkepal erat. Sorot mata yang tiba-tiba berubah membuat Sin semakin senang karena bisa memancing emosi seseorang di hadapannya.
Bukannya menjawab pernyataan dari Sin, Arsha justru berkata, "Hanako, kita harus bicara berdua sekarang." Arsha menoleh ke arah balik punggung Sin. Hanako sama sekali tidak meresponnya.
Sin tersenyum miring. "Kalau mau ngomong, ngomong aja langsung. Nggak perlu berdua-berduaan," kata dia.
"Siapa kamu berani-beraninya mengaturku!?" Wajah Arsha memerah, menandakan tengah emosi. Ekspresi dan ucapan dari Sin berhasil membuat amarahnya melunjak.
"Lebih baik kamu pergi dari sini, daripada membuat keributan. Malam akan datang, sebaiknya kamu pulang," ujar Sin.
"Aku nggak berbicara sama kamu, bodoh!" Napas Arsha terdengar memburu. "Aku mau ngomong sama Hanako!"
"Setelah menganggapnya sampah yang dibuang begitu aja, kamu kembali tanpa ngerasa dosa? Dan minta waktu lagi buat berdua bersamanya? Hatimu di mana?"
"Kayaknya ini bukan waktu yang tepat. Aku bakalan menemuimu lagi, Hanako. Aku pergi dulu." Arsha melenggang pergi dari sana dengan segumpal amarah yang dia rasakan.
Sin memutar kepala. "Dia udah pergi." Hanako mendongak pelan. Pandangannya mengedar ke sekitar yang sudah sepi. Ia menghela napas. "Makasih ba-"
"Aku cuma sebatas menolongmu, jadi jangan terlalu berlebihan," potong Sin secara cepat. Pria itu melangkah lebih dulu. "Ayo ke mobil, Cos dan Tan udah nungguin kita."
Sesampainya mereka di roda kendaraan empat yang terparkir pada depan gerbang, disambut sebuah decakan oleh Cos. Pria berambut ikal itu mengembuskan napas berat. "Kalian dari mana aja? Lama banget kita nunggu, njir!" gerutunya.
"Nanti aku ceritakan di rumah. Kita harus pergi dulu dari tempat ini."
Keempat remaja itu sudah bersiap untuk melaju. Mobil yang mereka tumpangi membelah jalanan sore yang ramai kendaraan. Dan perlahan, senja ditelan oleh datangnya malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bishoujo
Teen FictionDihina tentang fisik secara terang-terangan oleh orang yang disukai adalah hal yang menyakitkan. Sama halnya seperti yang Hanako Akemi rasakan. Hanako menutup diri dan membenci soal kecantikan, merangkul sesuatu tidak wajar yang berhubungan dengan h...