insiden memalukan

28 6 0
                                    

Jum'at....
Surganya para santri, hari dimana santri diizinkan keluar, selama itu masih area yayasan Nurul ulum dan pada rentang waktu jam 8 sampai jam 2 Siang .
    Sementara itu...
tentu saja Vita sangat memanfaatkan waktu Jum'at itu. Janjian!.

"Bil!...sinii itu dia udah nungguin di Linggar jati" seru Vita bersemangat, tak perlu di ragukan lagi kini ia sedang menunggu pujaan hati, Gus royyan.

"Iya iya...ehh.. bentar! Itu di depan ada keamanan pondok tuh!" Ucap bilqies waspada sambil mengamati keadaan sekitar.
"Yahh.... bentar bentar kalo gitu..kita tunggu sampe keamanan nya pergi aja"
Mereka pun menunggu tapi si keamanan pondok tersebut tak kunjung pergi, merekapun akhir nya membuat rencana lain.

"Ehh..mbak lintang.."sapa bilqies, ia memutuskan untuk menjadi pengalih perhatian agar Vita bisa memanfaatkan waktu.

"Kenapa kamu?"tanya orang yang di sapa mbak lintang itu.

"Itu loh mbak...saya mau mbahas hukumannya Wardah......"ucapnya asal

Sementara itu...
Vita sudah melewati batas keluar santriwati hingga mencapai Linggar jati.
"Assalamualaikum dek vita"sapa seseorang yang sangat Vita kenal, Gus royyan.

"Waalaikumsalam Gus..."jawab Vita dengan jantung berdebar kencang, ia tak pernah menduga kalau ternyata seorang Gus royyan bisa menjadi sangat hangat dan romantis...

"Eihh....kok panggil nya Gus sih... panggil mas gitu loh, biar lebih akrab" Gus royyan mengawali percakapan. Vita pun tersenyum dan berkata jujur.
"He...he..Iya Gus.. eh mas, maaf belum terbiasa "

"Kamu belum berubah ya?....masih cantik dan apa adanya..." Ucapan Gus royyan membuat jantung Vita mau copot rasanya, sampai bergetar suara Vita menjawabnya..

"Eh..apasihh Gus..eh..mas... Biasa aja kok"
   tapi terdengar suara tok.. tok..tok..
Itu adalah tanda kalau bilqies sudah kehabisan topik pembicaraan.

Di sisi lain......
" Udah ya?!...jadi bilangin kalo si Baubau ngelanggar lagi.. nanti hukumannya di tambah 3 kali lipat" ucap mbak lintang seraya meninggalkan bilqies.

"Ehh...bentar mbak, ehh itu.."ucap bilqies gelagapan sambil menghalang halangi mbak lintang menilik ke Linggar jati.

"Apa lagi sih!? Dari tadi ngomongin yang gak penting!...sudah sana! Saya masih banyak urusan!" Bilqies pasrah ketika mbak lintang sudah mengatakan itu ia pun akhirnya mengirim tanda  menyerah  kepada Vita.

Vita pun gelagapan kembali dan bilqies masih tampak bersama Mbak lintang berjalan kembali ke arah yayasan, Vita pun kembali mengikuti dari belakang.
Dan ia berhasil masuk kembali ke pondok dengan selamat..

"Ehh sepertinya saya harus kembali sekarang mas..."

"Eh bentar dek vit... Ini biar lebih mudah kalo mau komunikasi sama aku" ucap Gus royyan seraya memberikan keresek berisi kotak.

"Apa ini Gus?"

"Ehh..kok Gus lagi? Udah nanti di buka di pondok aja biar surprise.. sudah ya? Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Itu percakapan terakhir Vita sebelum ia buru buru kabur pergi dari keamanan.
Sekarang ia berdebar debat membuka kotak pemberian Gus royyan tadi.
    Sekarang ia mau membuka kotak yang sangat membuat nya penasaran, ia sengaja membuka di malam hari agar tidak di ketahui orang.

"Astaga!!"gumam Vita terkejut saat membuka kotak tersebut.
Handphone?? Itu benda paling keramat yang gak pernah boleh di bawa di pondok.

"Vit!...kamu!...? Darimana itu??" Pekik salah satu penghuni kamar muzalan mubarokah yang sama di huni oleh Vita.

"Eh..emm...ini...tadi yang dikasih Gus royyan! Bikin kaget aja kamu!"

"Wahh... beruntung banget kamu vit!...baru beberapa hari jadian udah dapet handphone..."celetuk Bilqies saat melihat Vita membuka kotak tersebut.

"He..he.. iya, tadi katanya biar lebih nyaman gituu komunikasi Nyaa..."jawab Vita sumringah, kenapa tidak dari dulu saja ia mengenal Gus royyan, kan enak kalo bisa ngenet tanpa kejar kejaran dengan mbak lintang, batinnya.

"Wihh enak tuh bisa buat ikutan nebeng Facebook an, Iya kan vit??" Bilqies menyampaikan ide cerdasnya dan langsung di tolak oleh Vita.
"Ehh...gak boleeh...ini kan di kasih Gus royyan kan sama aku, kalo kamu yang makek nanti kasian Gus royyan nya"

Bilqies cuma bisa melengos mendengar kan jawaban Vita, ia kesal.
Bukannya tadi dia yang mengantarkan Vita untuk mendapatkan handphone itu tadi, kalau tidak di antar pasti juga gak ada tuh handphone, batin bilqies.

"Hei..kalian udah pada tau belom kalo besok ada acara penyambutannya kepulangan para putra dan putri Abah yai dari haji" Wardah membuka topik pembicaraan.

"Oohh...acara yang di suruh pake baju putih itu ya..?" Saut Bilqies yang tadi ngambek sama Vita karena urusan hp,ia mencari teman lain.

"Iya bil makanya cepet tidur ntar ketiduran pas acara kan rugi" Wardah meninggikan suara menyindir Vita yang masih senyum senyum kegirangan,dan mereka langsung tidur membelakangi vita.

"Eehh..Kok pada ngambek sih..ehh Sini.. ini aku pinjemin ini!"suara Vita berusaha merayu teman temannya, yang akhirnya pasrah menyembunyikan handphone dan ikut tertidur juga.

Keesokan harinya.....

Tola Al Badru 'Alaina min tsaniatil wada'~

Wa Jaba Syukru 'Alaina mada'a lillahidaa'~

Alunan suara banjari terdengar meriah ketika menyambut para Ning dan Gus yang berjalan memasuki gerbang pondok.semua santriwati berkumpul menyambut sambil menggunakan seragam putih.

"Ehh...itu Gus Hussein Gus Hussein"
  celetuk salah seorang santriwati, Gus Hussein memang Gus yang paling tampan ketimbang Gus Gus yang lain.

"Itu gus siapa ya? Kok kayak gak pernah kelihatan di sekitar sini"

"Iya itu lebih manis dari Gus Hussein"
Para santriwati penasaran dengan salah satu Gus yang tidak pernah mereka temui di pesantren.

"Itu Gus kafa, beliaunya mondok di Lirboyo"celetuk salah satu santriwati yang lain.
Tiba tiba Gus kafa melihat ke arah Vita.
Vita tentu langsung kaget dan mengalihkan pandangan nya malu.

"Ehh itu Gus kafa ngelirik ke sini tadi!" jeritan histeris salah satu santriwati di samping Vita, ia cuma bisa tersenyum melihat tingkah konyol teman temannya.
Para Gus dan Ning pun di persilahkan untuk duduk di kursi yang telah di sediakan.

  Tiba tiba mbak Wike berteriak.
"Ehh itu kursi! Kursinya kurang satu buat Gus kafa!...siapa tuh vit...!  Vita ! Tolong ini kamu anterin kursi nya ke sana!"

"Heeh...kok aku sih mbak, nggak ah sungkan aku.." Vita berusaha mengelak, tapi akhirnya ia pasrah mengantarkan kursi tersebut dengan sangat gugup.

"Niki..Gus..Monggo tilem..ehh...Monggo pinarak Niki.." Vita merutuki dirinya sendiri karena terlalu canggung sampai salah mengucapkan kata-katanya, ia kini sangat malu karena ditertawakan oleh teman temannya.
    Bahkan Gus kafa sendiri pun tersenyum melihat tingkah gelagapan Vita.

                                 ****

"Haaah!...Malu bangeet...!" Jerit Vita ketika berada dikamar nya, ia tak tau lagi bagaimana wajah merah nya dilihat oleh semua keluarga ndalem bahkan semua teman temannya.

Ikhtiar Dua CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang