Alea tidak bisa tertidur dengan nyenyak saat ini, keringat membasahi keningnya karena gugup tidur satu ranjang bersama Rendi. Ia belum siap jika harus bersetubuh dengan pria itu.
"Belum tidur?"
Alea buru-buru memejamkan matanya dan pura-pura tertidur, padahal Rendi tahu bahwa gadis itu belum sepenuhnya terlelap.
"Sweety? Saya tau kamu belum tidur, ngadep sini. Masa saya dipunggungin?" Dengan berat hati, Alea membalikkan tubuhnya dan memposisikan dirinya di hadapan Rendi. Walaupun cahaya remang-remang namun wajah Rendi tetap terlihat tampan dengan jelas, mata Alea langsung bertubrukan dengan mata tegas pria itu.
"Kenapa belum tidur?" tanyanya sembari mengusap pipi Alea. Ibu jarinya menyusuri tiap jengkal wajah Alea, menyentuh rahang lalu ke bibirnya. "Kamu pasif banget, jangan terlalu kaku begitu. I'm your daddy and you're my sugar. Just remember that, saya ga akan nyerang kamu tiba-tiba kalau kamu masih kaku begini."
Alea meraih tangan Rendi yang sedang menyentuh wajahnya, "I'm scared that you will doing something bad to me, aku belum pernah bersentuhan sama lawan jenis. Tadi aja kecupan pertama aku yang diambil sama Daddy."
Rendi terkekeh kecil dan memajukan wajahnya, mengecup kening Alea dengan lama lalu berpindah ke kedua matanya. Pucuk hidungnya juga dikecup barulah ia menuju bibir ranum gadis itu, "May i kiss you?" izinnya sebelum mencium bibirnya.
Alea mengangguk kecil, memutuskan untuk memberikannya pada Rendi. Toh, ia juga akan dibayar nanti.
Ciuman itu dimulai dengan lembutnya, Rendi mengecup beberapa kali lalu mengulum bibir Alea. Menyesap bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Alea merasa dadanya berdesir begitu hebat, perutnya seperti dihinggapi kupu-kupu yang berterbangan.
Kalau tadi saat setelah makan merupakan kecupan pertamanya, sekarang ini adalah ciuman pertamanya! Dan wow, Alea merasa nyaman dengan ciuman yang diberikan Rendi. Meskipun masih sedikit canggung, tapi Alea berusaha untuk membalasnya.
Mereka saling menyesap, merubah posisi yang tadinya berhadapan menyamping sekarang Alea berada di bawah Rendi. Pria itu masih enggan melepas ciumannya, bibir Alea sangat sayang untuk dilewatkan.
"D-dad..." Alea melepas pagutan itu duluan, ia butuh udara. "Daddy terlalu bersemangat sampe lupa kalau kamu butuh udara, i'm sorry." ucapnya sembari mengusap rambut Alea.
"Are you still scared?"
"A little bit, maybe?"
Rendi tersenyum, membuat Alea seperti sedang melayang-layang di atas awan saat melihatnya. "It's okay, Daddy bakalan nunggu sampe kamu ga takut lagi. Tapi ingat, disaat kita belum bisa bersentuhan lebih kamu jangan dekat-dekat laki-laki lain. You belong to me, Lea."
Alea mengangguk patuh, dan insting gila nya menitah ia untuk mengecup bibir Rendi duluan. Tangannya sudah memegang rahang Rendi, lalu bibirnya mengecup milik pria itu.
"Udah berani ngecup duluan, nih? Atau udah siap untuk saya habisi?"
. . .
Tidak ada pekerjaan itu rasanya bosan. Setelah diberhentikan secara tidak terhormat oleh Rendi, sekarang Alea harus menghabiskan waktu di apartement milik pria itu. Bingung harus melakukan apa.
Sedari tadi ia hanya memindah-mindahkan acara televisi yang tidak ada seru-serunya. Ia benar-benar bosan, terlebih lagi Rendi sedang bekerja sekarang. Pria itu bilang baru akan pulang di malam hari.
"Gabut banget, gue telfon Merlin aja kali ya?"
Kemudian, Alea beranjak dari sofa tengah ke dalam kamarnya—kamarnya bersama Rendi lebih tepatnya. Ia merogoh ponselnya di atas bantal, mengetik nomor ponsel Merlin yang sudah ia hapal sejak lama.
Setelah terdengar nada sambung, barulah ada suara orang menyapa. "Halo, Merlin disini. Dengan siapa Merlin bicara?" Alea menutup mulutnya karena ingin tertawa mendengar nada bicara Merlin.
"Saya penagih utang," jawab Alea dengan nada yang diberat-beratkan.
"ALEA?!"
Gadis itu langsung menjauhkan ponsel dari telinganya. Teriakan Merlin begitu kencang sampai telinganya berdenging. "Kok lo tau ini gue, sih?" tanyanya heran.
"Taulah, suara lo itu ga ada duanya! Jadi mau digimanain juga tetep ketauan itu suara lo. Lo kemana aja sih?! Dicari ke tempat kerja katanya udah ga kerja lagi, terus dibawa kabur sama om-om. Dimana lo, heh?!"
Alea tertawa terbahak-bahak mendengar kecerewetan Merlin yang tidak ada habisnya. "Sorry ya gue ga ngabarin apa-apa, ini juga pake nomor baru soalnya kemarin si sugar daddy ngebeliin ponsel baru buat gue. Ponsel lama ga gue pake lagi, deh. Udah jadul!"
"Banyak gaya lo jadul-jadul! Mentang-mentang udah di asuh sama om-om sekarang banyak gaya."
"Enak aja lo ngomong diasuh! Emangnya gue bayi? Terus lo sekarang lagi apa? Kerja? Gue gabut banget ga ada kerjaan disini."
"Bukannya sekarang kerjaan lo muasin si sugar daddy? Jangan-jangan lo udah muasin dia semaleman ya? Wah, gila!"
Merlin berkata dengan histeris seakan Alea sedang mendapatkan musibah. "Dih, sotau! Gue sama dia belum ngapa-ngapain, cuma ciuman aja. Itu juga gue masih kaku banget, malu gue liat mukanya. Ga tahan anjir, ganteng banget!" Kini giliran Merlin yang tertawa keras, "Ngakak banget anjing, punya temen polosnya sebelas dua belas sama gobloknya!"
"Nih gue kasih tau ya, lo jangan kaku-kaku amat. Kalau bisa, lo pake baju kebuka dah pas lagi berduaan. Tapi jangan terlalu agresif juga, jadi sugar baby harus nurut apa kata si daddy biar di ranjangnya nikmat!" lanjutnya.
Alea merasa jengkel dengan perkataan Merlin, ia menasihati seakan-akan ini adalah hal yang mudah. Untuk menatap wajah Rendi saja sulitnya bukan main lalu bagaimana jika harus memakai pakaian terbuka?
"Nasehat lo ga ada yang bener, Mer. Gue aja masih kaku masa langsung pake baju terbuka yang seksi gitu? Muka gue mau ditaro dimana?"
"Muka lo taro di selangkangan si sugar daddy, terus lo emut tuh batangnya. HAHAHAHA!"
"Anjing ya lo, Mer! Udah ah, males gue telfonan sama lo bahas beginian mulu." Tanpa menunggu jawaban, Alea langsung mematikan panggilan secara sepihak.
Mengenai nasihat Merlin tadi, sebetulnya tidak sepenuhnya salah. Hanya saja, Alea malu kalau harus memperlihatkan anggota tubuhnya ke Rendi. Bagaimana kalau ternyata Rendi tidak suka dengan bentuk tubuh Alea? Bisa-bisa Alea gagal dapat rejeki nomplok!
"Tapi, apa gue coba aja ya pake baju begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Issues | 17+
General FictionAlea harus berjuang menafkahi dirinya sendiri, dan pilihan valid yang harus dipilihnya adalah menjadi partner ranjang seorang sugar daddy. #5 on adult at Jan29th 2021 #1 on Indonesia at Feb2nd 2021 #2 on 17 at Feb2nd 2021 #3 on woman at march31st 20...