Bab 2|🦋

36 40 10
                                    

         ||Happy reading for you||

           Terlalu banyak bercanda
           Sampai-sampai aku lupa

                 Mana yang serius
          Dan mana yang bercanda 

                           ~🦋🦋~

Brukk.

Suara itu menggema di koridor sekolah.

"He lo punya mata kan?! Kalo punya di pake bukan cuman buat pajangan doang! Mata lo juga udah 4 masih aja kayak orang buta!" bentaknya dengan nada tinggi dan emosi yang mengebuh-ngebuh.

"Maaf aku nggak sengaja." ucap Nayla sambil menunduk.

Semua orang yang tadinya hanya lewat, langsung menonton pertengkaran antara Nayla dengan perempuan yang ternyata bernama Gracia. dan jadilah tontonan gratis bagi semua siswa.

"He denger yah nerd! Lo pikir cuman dengan maaf lo itu gue bakal trima? Jangan M.I.M.P.I!" ucapnya dengan penekanan di bagian 'MIMPI'. "Gue minta lo lap spatu gue yang mahal itu pake baju lo!" perintah Gracia sambil menunjuk spatunya yang basah terkena air.

(Ada yang mikir nggak itu air minumnya siapa?. itu air minum Gracia yang ia bawa sendirih. Jadi airnya udah di buka tapi baru Gracia mau munim, ketabrak jadi air minum itu tumpah.)

"Iya." ucap Nayla dan lalu berjongkok untuk mengelap spatu Gracia.

Pada saat Nayla mengelap spatu Gracia tiba-tiba seseorang memegang tangannya dan menariknya untuk berdiri.

"Eh" Nayla terkejut dengan apa yang barusan terjadi.

Nayla mendogak melihat laki-laki yang menariknya untuk berdiri itu dengan baju Sekolah yang keluar, berbadan tinggi tegak itu yang sedang menatap Gracia datar. Beralih menatap manik mata yang begitu indah dan tegas itu.

Laki-laki itu menatap datar Gracia. "Lo nyuruh dia lap spatu lo?" tanya laki-laki itu pada Gracia, sambil kedua tangannya masuk ke saku celana Sekolahnya.

"Iya, gue yang nyuruh dia." jawab Gracia tegas.

"Dia nanti gue yang urus." katanya dengan muka datar dan tegas.

Gracia pun berbalik badan untuk pergi. Namun sebelum ia pergi, Nayal dapat mendengarkan perkataan Gracia walaupun perkataan Gracia cukup pelan, namun Nayla msih dapat mendengarnya. "Ingat gue bakalan bales." ucapnya dan pergi meninggalkan Nayla dan laki-laki itu.

"Kamu mau marah ke aku?" Nayla bertanya kepada laki-laki itu yang sedari tadi menatapnya datar.

"Nggak." jawabnya singkat.

"Oh, ok makasi."

"Mm."

"Kalo lo murid baru, masuk sebelum guru masuk ke kelas lo." katanya dan langsung berbalik badan dan pergi meninggalkan Nayla.

"Tarik nafas...buang." ucapnya "ok Nay, kita ceri kelas." ucapnya lagi dan pergi meninggalkan tempat itu dan berjalan mencari kelasnya.

Nayla pun sampai di depan kelasnya, tepatnya di depan pintu kelas 11 Ipa 1 yang tertutup.
"Ok, aku masuk." Nayla pun mengetok pintu itu dan tangan Nayla membuka pintu kelas tersebut dengan perlahan.

Saat ia membuka pintu, semua murid yang Ada di kelas itu langsung menatapnya. Ada yang menatapnya sinis, ada yang datar, ada yang menatapnya malas, dan ada yang menatapnya dengan tatapan jijik. Hanya beberapa yang menatapnya dengan tatapan biasa.

"Nerd masuk di kelas ini? gue jamin dia sengsara."

"Males gue liet sampah!" ucap salah satu murid perempuan dan memutar bola matanya malas.

D a v n a yTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang