Bab 3|🦋

12 13 3
                                    

       | |Happy reading for you||

     Masa laluku mengingatkan aku
        Tentang dia yang selama ini
                    Aku rindukan.

                         ~🦋🦋~

Eh." kaget Nayla.

"Seratus ribu rupiah Dek." jawab mbak kasir itu kepada laki-laki yang barusan menanyakan berapa harga novel itu.

Laki-laki itu menyodorkan uang senilai seratus ribu kepada mbak kasir itu. "Ini." ucapnya.

Sedangkan Nayla? Ia bahkan masih berdiam diri di tempatnya seperti patung dengan wajah bingungnya.

"Uangnya seratus ribu rupiah yah Dek. Uangnya pas yah, ini barangnya." ucap mbak kasir itu sambil menyodorkan kantong plastik yang berisikan novel di dalamnya.

"Bisa cepat dikit nggak? Ini saya mau bayar!"

"Bisa cepet nggak?"

"Etdah, lamah banget."

"Aduh Kak, kenapa pacarnya bengong?"

Dava berpikir sejenak. Ucapan terakhir itu. Apa pacar? Bahkan ia tidak percaya dengan namanya cinta. Dava membuang nafasnya pelan.

Yah, laki-laki itu adalah Dava.

Karna Dava melihat tidak ada respon dari Nayla, jadilah Dava terpaksa mengambil plastik itu.

"Makasih." ujar Dava dengan muka datarnya.

Dava pun mengambil tangan Nayla dan menariknya keluar dari antrian yang membuatnya risih apalagi ucapan trakhir dari anak SMP itu.

Apa? Pacar? What rasanya Dava ingin melempar anak itu mengunakan plastik yang di pegangnya ini.

Bahkan perempuan ini masih bengong? Padahal Dava sudah menariknya? Ah rasanya Dava ingin berteriak saja karna ulah perempuan ini, namun ia tahan.

Dava memejamkan matanya sejenak dan membukanya. "Nih!" geram Dava sambil menyodorkan plastik berisi novel itu tepat di depan muka Nayla. Nayla langsung tersentak. "Eh." kaget Nayla.

"Ambil." cetus Dava dan Nayla langsung mengambil plastik itu dan Dava langsung pergi begitu saja.

"Tadi aku di bayarin?" tanya Nayla pada dirinya sendiri. "Uangnya kok hilang yah? Ah, nggak tau deh yang penting novelnya bisa kebeli." Nayla tersenyum bahagia sambil memeluk plastik yang berisi novelnya.

Nayla berhenti tersenyum seketika, ketika mengingat sesuatu. "Ah iya, aku lupa bilang trima kasih sama dia tadi yah? Emm, nanti aja deh pas kalo ketemu." Nayla tersenyum bahagia lagi.

Dan seketika ia berhenti tersenyum lagi. "Uang pulang ada nggak yah?" Nayla berpikir sejenak dan mengingat apakah ia masih memiliki uang untuk pulang? "Oh iya, masih ada deh kayaknya."

Nayla pun memeriksa di saku bajunya dan ternyata masih ada tersisa lima ribu rupiah. Nayla tersenyum bahagia "Untung masih ada." ujarnya dan langsung berjalan keluar dari toko buku itu menuju suatu tempat dengan perasaan bahagia.

Namun entahlah, apakah sampai di tempat itu dia masih bahagia atau tidak.

                     *🦋🦋🦋🦋*

Sekarang Nayla berada di kompleks perumahan rumah lamanya. Berjalan kaki sendiri menuju suatu tempat. Tiba-tiba Nayla berhenti di tempat tujuannya dengan senyumnya ketika melihat bunga matahari yang sangat indah itu.

Bunga yang mengingatkan ia akan masa lalunya.

Flashback on

"Rindu kita ke sana yuk." ajak Bintang kecil sambil menggenggam tangan Rindu kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

D a v n a yTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang