Bab 1
Pembawa Kedamaian
"Kulihat Ayah begitu menyayangi Kakak karena lebih sering bermain dengannya." Putri Syrena yang masih kecil mengeluhkan hal itu pada ibunya ketika mereka berada di halaman belakang istana sembari melihat Pangeran Enrick yang sedang bermain pedang-pedangan dengan sang Raja.
"Sayang, Ayah menyayangi kalian berdua tanpa perbedaan sama sekali. Hanya saja, Kakak adalah calon raja Kerajaan Andora di masa depan. Dia akan memiliki tanggung jawab yang sangat besar, karena itulah Ayah banyak menghabiskan waktu dengannya."
"Oh, begitu. Hm ... jika Kakak akan menjadi raja, lalu apa tugasku, Bu?" tanya Putri Syrena dengan wajah polosnya.
Sang ibu tersenyum dan mengusap lembut puncak kepala Putri Syrena. "Ada tradisi di mana keluarga kerajaan sebaiknya memiliki banyak anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki pertama biasanya akan menjadi calon raja selanjutnya. Anak laki-laki kedua dan seterusnya biasanya akan menjadi wakilnya jika terjadi sesuatu dengan sang putra mahkota. Dan tugas seorang anak perempuan adalah membawa perdamaian. Nah, kau juga akan seperti itu meski kau tidak akan tinggal di tanah ini lagi."
"Bagaimana caranya?" tanya Putri Syrena lagi.
"Kau masih terlalu kecil untuk tahu caranya, Sayang. Kelak saat kau dewasa, kau akan melakukan hal itu dengan sendirinya."
"Apa Ibu juga pernah melakukannya?"
Mata sang ibu berkaca-kaca. "Iya ...."
"Untuk Kerajaan Andora?" tanya Putri Syrena.
Ibu tersenyum dan menggeleng. "Tidak, untuk negeri Ibu yang dulu, sebelum Ibu bertemu dengan Ayah. Kemudian, ingatlah hal ini: ketika hal itu terjadi, Ibu minta agar kau menjaga hatimu," ucap Ibu dengan tulus sembari menunjuk dada Putri Syrena.
***
Setelah pesta nan megah itu selesai, Putri Syrena akhirnya diantar menuju sebuah kamar yang besar dan begitu megah. Awalnya, ia mengira bahwa itu kamarnya bersama Pangeran Sam. Nyatanya, ia salah. Mereka tidak akan tidur sekamar.
Putri Syrena merasa sedih ketika para pelayan yang mengantar tadi mulai meninggalkannya sendiri di ruangan tersebut, tetapi ia tidak bisa berbuat apa pun. Ini sudah menjadi takdirnya, ini alasannya dilahirkan ke dunia, seperti yang dulu pernah dikatakan ibunya sebelum beliau meninggal.
Jika dulu ia tidak mengerti apa yang dikatakan ibunya, maka kini ia paham sepenuhnya maksud dari 'pembawa kedamaian.' Anak perempuan di kerajaan—terutama Kerajaan Andora—memang hanya bertugas sebagai pembawa kedamaian. Jika diartikan dalam pengertian negatif, maka anak perempuan raja murni dilahirkan hanya untuk dinikahkan dengan pangeran atau raja dari negeri seberang sebagai tanda perdamaian. Hal itu sudah diketahui Putri Syrena sejak baru beranjak dewasa. Ia bahkan sudah mempersiapkan diri jika suatu saat ia akan dinikahkan dengan cara seperti itu. Tak disangka bahwa waktu itu akan tiba secepat ini.
Putri Syrena mendekat ke arah jendela kamar, melihat langit yang cerah karena bulan malam ini bersinar begitu terang. Sangat berbeda dengan hatinya yang kelabu. Kemudian, ia terkejut saat pintu kamar dibuka begitu saja dan mendapati Pangeran Sam yang sudah masuk ke kamar. Apa yang diinginkan pria itu? Apa ingin menidurinya sekarang?
"Ini akan menjadi kamarmu. Jika aku ingin menyentuhmu, maka aku akan melakukannya di sini," ucap Pangeran Sam dengan nada arogan.
"Apa Anda akan melakukannya malam ini, Pangeran?" tanya Putri Syrena secara terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCE AND HIS WIFE
RomancePutri Syrena Valeria tahu takdirnya sebagai putri adalah untuk dinikahkan demi menjaga perdamaian di kerajaannya. Ketika Pangeran Sam Avery dari kerajaan besar mempersuntingnya, Syrena terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan sang penerus takhta...
Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi