1O : let u go

319 37 5
                                    

chapter ini sangat panjang dari yang sebelumnya!

------------------

now playing : labrinth - jealous

/a.n : lagunya diputar dari pertengahan chapter ini, ya.

-

-

march 19 | 10:11 am — hospital

"jeongin mau donorin jantung jeongin buat kak lino!"

"karena dia kakakku.. kak minho.."

hyunjin dan jisung saat itu sangat terkejut. apalagi han jisung, ia baru mengetahui bahwa minho, kekasihnya, merupakan kakak dari jeongin, kekasih sahabatnya.

hyunjin melarang keras jeongin melakukannya. tapi jeongin, sama sekali tidak peduli dengan hyunjin.

"jeongin.. aku mohon.. jangan tinggalin aku.." hyunjin meremat kedua tangan jeongin, menunduk dan menangis hingga sesegukan.

"aku nggak suka lihat kak hyunjin nangis. jangan nangis lagi, kak.. aku nggak apa-apa. aku.. senang.. akhirnya bisa lakuin sesuatu buat kak minho.."

hyunjin mendongak, menatap jeongin yang tersenyum lembut padanya tepat di kedua netranya. hyunjin sama sekali tidak melihat adanya keterpaksaan di sana, tapi hanya ketulusan. hyunjin juga bisa melihat sedikit kesedihan di sana.

hyunjin kembali menunduk. ia tak sanggup menatap jeongin barang sebentar.

"aku nggak pernah terpaksa buat melakukan sesuatu buat orang yang aku sayang, walau itu harus nyawa aku," jeongin mengusap lembut surai hyunjin yang masih setia menangisinya.

"kak hyunjin, lihat aku.." hyunjin menggeleng, memilih menolak untuk menatap jeongin. sungguh, ia benar-benar tak sanggup. tak ada pilihan, jeongin mendongakkan kepala hyunjin agar menatapnya. "aku mohon, tatap aku.."

mau tak mau, hyunjin harus mendongak.

"apapun yang aku lakuin hari ini, nggak pernah terpaksa. aku bener-bener mau donorin jantungku buat kak minho dan aku siap buat itu," jeongin menangkup kedua pipi hyunjin, menghapus air mata yang mengalir di pipi kekasihnya itu.

"maaf, kak, maaf.. aku.. minta maaf.." jeongin memeluk leher hyunjin erat. "kakak harus janji sama aku, kalaupun aku udah gak ada di dunia ini hari ini juga, kakak harus bahagia.. walau itu tanpa aku.."

"gak bisa! aku gak bisa tanpa kamu, jeongin!"

"kakak pasti bisa dan jeongin tau itu.." jeongin melepas pelukannya, menangkup wajah hyunjin dan kemudian ia menciumi seluruh wajah hyunjin.

"kita lahir sendirian dan mati sendirian. yang kakak harus inget, sejauh apapun jeongin pergi, entah untuk sebentar atau selamanya.. jeongin akan selalu di samping kakak,"

"jeongin nggak apa-apa harus pergi. yang jeongin mau, harapan jeongin, kak hyunjin harus tetap bahagia walau tanpa jeongin, ya?"

cklek!

"permisi, dek jeongin?" keduanya menatap pintu yang terbuka itu, dokter berdiri di sana.

"mohon maaf, tapi.. jadwal operasi satu jam lagi," sang dokter memasukki ruangan dan mendekati dua pemuda itu. "jeongin.. apa kamu udah siap?"

jeongin mengangguk mantap, "jeongin siap, dok. setelah ini, kasih jeongin waktu dua puluh menit untuk ketemu dua orang lagi bisa, kan, dok?"

"pasti boleh.. kamu.. hebat, yang jeongin."

let u go ; hyunjeong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang