epilog : the past and future

388 28 11
                                    

two years later | 8:12 am — hyunjin's apartement

lelaki itu membuka buku berwarna cokelat muda.

itu buku harian.

milik yang jeongin.

ratusan kali ia membuka buku itu, membaca dan mengenang kembali isinya.

hwang hyunjin, tidak pernah bosan melakukannya. setelah dua tahun, hyunjin benar-benar tidak pernah bosan.

setiap kali dibukanya buku itu, hyunjin selalu menitikkan air mata.

tidak, tidak dibukanya kembali luka lama. hanya mengenang saja.

"KAK HYUNJIN! INI DAPURNYA KAYAK RUMAH SETAN!"

"KAK HYUNJIN! KENAPA SEMPAK KOTOR DI TARUH DI CUCIAN BERSIH?!"

"KAN AKU UDAH BILANG, JANGAN KERAMAS MALAM-MALAM TERUS LANGSUNG TIDUR! LIHAT SEKARANG, KAKAK SAKIT, KAN?!"

ah, rupanya memori tentang jeongin, hyunjin tak pernah lupa. setiap detik, bahkan omelannya masih mengiang di pikirannya.

selalu.

hyunjin terus membuka dan membaca setiap bagian tulisan tangan milik jeongin. tulisannya sangat rapih. jeongin juga sangat senang menulis tulisan indah. hyunjin suka membacanya.

hyunjin terkadang tertawa kecil membaca setiap curhatan kecil dari jeongin yang terkadang sangat polos itu. terkadang tersenyum tipis dan menghela napas agar tak menangis.

hyunjin terus membacanya. hingga ia sampai pada halaman yang terakhir.

tidak ada yang terlewat. hyunjin senang membacanya.

ddrrtt!!

hyunjin mengambil ponselnya, kemudian melihat siapa si pemanggil.

yeh jih

"oi, napa telpon? kangen ya lu!" hyunjin menjawab panggilan dengan sapaan nada jahilnya.

"najis! bukain pintu apartement lo! gue udah nungguin daritadi, bel udah gue pencetin sampe jari gue mau patah semua! BUKAIN CEPET!"

"kagak usah ngegas, nyai! iye iye, gue keluar dulu!"

hyunjin dengan malas berjalan menuju arah pintu apartemennya yang kemudian ia buka.

"selamat pagi, nyai!"

"kelamaan lo, anjing!"

hyunjin menutup pintu apartemennya dan menghampiri gadis berambut panjang itu untuk ia tampar pelan bibirnya.

"lo berisik banget, sih, kayak emak-emak!"

"gue tampar lo, ya! udah dibawain makanan juga masih protes!" gadis tersebut berjalan menuju dapur, meletakkan paper bag bawaannya yang berisi sarapan itu di atas meja.

kemudian berjalan menuju ruang tamu, dimana hyunjin tengah berbaring memeluk gulingnya di sofa sambil memejamkan mata.

gadis tinggi itu ingin sekali menampar hyunjin dengan sepatu kets miliknya, melihat unit apartemen dengan pencahayaan remang-remang.

hanya beberapa lampu yang dinyalakan, dan gorden jendela yang masih tertutup rapat.

kebiasaan hyunjin.

"HYUNJEAAANN MY SUNSHINE, AYO BANGUUNN!"

gadis itu membuka lebar-lebar gorden, membuat hyunjin sontak menutupi wajahnya karena cahaya yang masuk.

hyunjin deja vu.

"silau, bege! kagak usah dibuka!"

"halah! bangun gak lo?!" gadis itu menghampiri hyunjin dan memukul-mukul pantat hyunjin keras.

"kagak! pergi sana, hus!"

"BANGUN KAGAK?! GUE SIRAM AIR WC NIH?!"

"bodo amat! gue ngantuk!"

bohong, padahal hyunjin tidak mengantuk sama sekali.

"gue tampar lo, ya--"

sret!

"hwang yeji lo berisik!"

hwang yeji. gadis itu terdiam ketika sadar bahwa ia sekarang berada di bawah kungkungan hyunjin dengan satu tarikan.

jarak mereka begitu dekat dan dapat merasakan hembusan napas satu sama lain.

"n-ngapain lo?"

hyunjin tersenyum tipis, ia beranjak dari atas yeji untuk duduk, juga menarik gadis itu untuk duduk di sebelahnya.

"yeji, lo tau, kan, sebesar apa rasa sayang gue ke jeongin?" yeji mengulum bibirnya dan mengangguk.

"gue paham, ji, lo punya rasa sama gue."

yeji menatap hyunjin tak percaya.

"l-lo?"

hyunjin mengangguk, "gue tau, kok. lo.. mau jadi pendamping gue?"

yeji terdiam sesaat. jeongin juga sahabatnya, bagaimana mungkin?

"jin.. lo tau, gue nggak akan pernah bisa gantiin posisi jeongin.."

"gue nggak pernah minta lo gantiin posisi jeongin. gue minta, lo jadi pendamping gue. jeongin punya tempat tersendiri buat gue, dan lo juga begitu. dua tahun gue coba tutup diri, tapi semua itu gak semudah yang gue bayangin. gue juga makhluk sosial, gue nggak bisa hidup sendirian. gue sadar, bahwa kalo gue terus-terusan terpuruk, jeongin nggak akan seneng,"

hyunjin menggenggam kedua tangan yeji, menatap gadis itu tepat di matanya dengan penuh kelembutan.

"bantu gue, ya, ji, buat bangkit lagi. bantu gue yakinin kalo perasaan gue ke elo selama ini bener. jadi.. gimana?"

"kita.. pacaran?" yeji bertanya dengan polos, membuat hyunjin gemas.

"kata siapa pacaran? you are my fiance right now. will you marry me, hwang yeji?"

mata yeji membulat sempurna. namun sedetik kemudian, ia mengangguk pelan.

"i will, hwang hyunjin."

hyunjin menarik gadisnya untuk ia peluk.

matanya sekarang tertuju pada sosok kesayangannya yang tengah berdiri menatap mereka dan tersenyum senang.

ia mengangguk, kemudian menghilang.


yang jeongin, telah pergi dengan damai.












---------------------------------------------------------

gila! akhirnya selesai juga!

big thank's buat kalian semua, ya!

ada kritik dan saran buat aku?

hikhik fanfic ini tidak berasa angstnya ya:' malah aku yang sedih.

setelah ini, kalian mau aku bikin kapal siapa lagi? masih mau hyunjeong? atau ada kapal sekijeu yang lain?

oh iya, aku rencananya mau bikin fanfic changlix sih. ada yang minat?

anw, kalian boleh mampir ke book aku yang lain, ya, kalau kalian suka sama ateez.

segitu dulu dari aku, dadah!

let u go | hyunjeong

-

- s e l e s a i -

✏️ ; sjyeonn, 2O2O

let u go ; hyunjeong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang