O3 : hari penuh dengan omelan jeongin

266 50 1
                                    


"KAK HYUNJEEAAAANN!!!"

"IYA, KENAPA SAYANG?"

"INI KENAPA ADA SEMPAK KOTOR DI TUMPUKAN CUCIAN BERSIH?!"

"hah? masa?"

"kak, aku udah nyuciin baju kakak kemaren lusa karena kakak ke luar kota dua minggu dan sekarang kakak naroh sempak kakak yang kotor di atas cucian bersih?!"

hyunjin membuka pintu kamar mandi sedikit dan menyempilkan kepalanya lewat sana, "maaf, tolong taroin di keranjang cucian kotor, dong."

"DASAR JOROK!"

jeongin akhirnya memindahkan pakaian dalam kotor milik hyunjin tersebut ke keranjang pakaian kotor di sebelahnya. dan hyunjin menutup pintu kamar mandi dan kembali mandi.

sementara hyunjin mandi dengan khusyuknya, jeongin kembali berteriak.

"KAK HYUNJIN!"

"kenapa lagi, jeongin?"

"INI KENAPA DAPURNYA KOTOR BANGET KAYAK RUMAH SETAN?!"

hyunjin mengingat kenapa dapurnya sebentar dan secara tidak langsung menghentikan kegiatan shampoo-nya.

"maaf, kemarin aku mau masak terus keburu laper jadinya gak sempat bersih-bersih, abis itu lanjut nugas, sayang."

setelahnya, hyunjin tidak lagi mendengar balasan dari jeongin.

hyunjin segera menyelesaikan kegiatan mandinya. bisa gawat kalau jeongin tiba-tiba tidak mengoceh dan diam begini.

setelah selesai dengan mandinya, hyunjin keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan celana pendek saja, tidak memakai atasan apapun.

hyunjin menghampiri jeongin yang diam berdiri di samping meja dapur.

"jeong? jeongin?"

jeongin berbalik pada hyunjin, "hm?"

"kok kamu gak ngomel lagi?"

"emangnya kakak mau aku omelin terus? udah sana pake baju, dingin tau, kak. semalem ujan deres banget!"

hyunjin hanya mengangguk dan pergi ke kamarnya.

kenapa jeongin jadi begini? aneh.

----

next morning, 6:22 am — hyunjin's apartement unit.

"kan aku udah bilang ke kakak, jangan mandi tengah malem apalagi keramas terus tidur. liat nih, jadi sakit, kan? coba pikir, jeongin capek tau ngurus kakak!"

jeongin mengomel sembari memasangkan kompresan pada dahi hyunjin.

"iya, nanti kita beli eskrim, ya?"

"kakak kira jeongin anak kecil apa?"

"iya, soalnya kamu lucu banget! ayo sini, peluk dulu!" hyunjin merentangkan tangannya.

"GAK MAU!"

"ayo dong, sini! biar aku cepet sembuh!"

pria bersurai pirang itu malah semakin memaksa jeongin dan menarik yang lebih muda ke pelukannya.

"IH, GAK MAU! KOK KAK HYUNJIN MAKSA, SIH?!"

"sstt, diem diem."

jeongin akhirnya benar-benar diam ketika hyunjin memeluknya dengan erat dan mengelus kepalanya.

"jeong, aku mau tanya."

"apa?"

"kenapa setiap kita kayak gini, kamu selalu tanyain itu?"

"tanyain apa?"

"'..siapa yang akan pergi duluan diantara kita?'" hyunjin menatap jeongin yang mengalihkan pandangannya darinya. "sejak dua bulan lalu kamu selalu tanyain pertanyaan yang sama setiap kita pelukan. itu semua bikin aku enggan buat peluk kamu, karena aku takut."

"answer me, please, yang jeongin." jeongin masih tak menjawab atau menatap hyunjin sedikit pun.

hyunjin mendudukan dirinya dan juga jeongin. ia mengangkat dagu dengan tangannya lembut, agar jeongin menatapnya.

"kenapa? kamu nyembunyiin sesuatu dari aku, ya?"

bahu jeongin mulai bergetar, pula dengan suaranya, "bukannya kakak.. yang nyembunyiin dan bohong ke aku?"

"maksud kamu?"

jeongin menggeleng, menghapus air matanya yang telah jatuh.

"gak, lupain aja. aku harus pulang sekarang, aku mau kerjain tugas."

jeongin berdiri, berjalan menjauhi hyunjin dan mengambil jaket dan ponselnya.

"jeong, jangan pulang dulu." hyunjin menyingkap selimutnya dan mengikuti jeongin. kompres di dahinya sudah jatuh. "sini dulu, jangan pulang! jelasin ke aku semuanya."

"jangan tahan aku, aku mau pulang!"

cklek!

bruk!









"JEONGIN!"

----------------------------------
—tbc…

let u go ; hyunjeong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang