"hahahaha,lo pikir gue bakal percaya gitu aja" bigail tertawa sambil menepuki pundak aiden
"gue juga heran kenapa secepet itu gue bisa tertarik sama dia" aiden menatap lurus mata bigail,menunjukkan bahwa ia serius dengan ucapannya
Badan bigail sketika menegang,rautnya berubah ikut serius "sejak kapan? "
Mata aiden menerawang ke atas "gue gatau pastinya mungkin sejak lo mutusin buat ninggalin dia"
Tangan bigail mengepal kuat
"dan lo tau pasti kalo gue gapernah bicarain cewek manapun didepan lo kecuali gue emang bener-bener tertarik sama cewek itu right? " kini gantian aiden yang menepuk pundak bigail dan berlalu pergi
🍌
Bunyi bell pertanda jam istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu,namun anehnya kedua sahabat sebangku yang biasanya akan langsung berhambur keluar ini masih betah di tempat masing-masing seolah menunggu sesuatu
"kalo boleh tau sejak kapan? "
Kinar menoleh ragu "sorry le gue-
"udah terlambat kinar,perasaan itu udah tumbuh antara kalian dan gue gapernah tau itu" tatapan ale menyendu tapi tangannya tak berhenti mengusap lengan kinar agar sahabatnya tau bahwa ia akan berusaha baik-baik saja
"sejak lo kenalin gue ke bigail,hiks gu-gue selalu berusaha mendem ini sendiri dan nekan perasaan itu dalem-dalem ttapi hiks ternyata sulit"
"ale gue bukannya nyalahin lo,tapi ketika lo selalu nyeritain apapun tentang bigail otomatis gue secara ga sadar ikut merhatiin dia"
Ale tersenyum sambil menunduk,mereka pasti tampak lucu sekarang,karna untuk pertama kalinya kinar menangis seperti anak kecil yang ketahuan berbohong pada ibunya,dan dirinya yang terlihat seperti mengintrogasi putrinya untuk mengaku
"heii gue gak nyalahin lo kinar,kadang kita juga gak bisa milih dimana hati kita mau singgah dan kita juga gak punya kemampuan buat ngebolak-balikin hati,cuma yg diatas noh yang bisa" tangan ale merangkul pundak kinar,ia bakal jadi sandaran buat kinar meskipun dirinya juga masih belum bisa menopang dirinya sendiri saat ini
"wehh!pantes di kantin auranya surem banget ternyata bidadari nya emang masih nyangkut disini"
Kedatangan jeff yang tak terduga itu membuat kinar segera menghapus air matanya,bisa gawat kalo mulut mercon ini tau sesuatu
"loh kinar sakit?kenapa dirangkul gitu?" jeff mendekat dan duduk didepan mereka
"lo tuh dateng salam kek ketok pintu kek ketahuan banget kalo keturunan orang purba" ale melirik jeff sinis
"tuh mulut pedesnya udah ngalahin sembelnya mak beti ya neng,untung loh anda cakep" jeff memgelus dada, perasaan die juga baru dateng uda kena semprot aja
"duh gue jadi laper nih lo ngomongin sambelnya mak beti" ale mengeluh sambil mukul tangan jeff yang bersendeku di meja
"hahahaha"
Jeff menoleh ke arah kinar dengan cepat sedangkan ale juga mengahadap kinar yang tiba-tiba tertawa
"hahaha ale gue beneran denger suara perut lo loh yaampun hahaha" kinar bahkan hampir menangis lagi sekarang gara-gara tak bisa menahan tawa
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSTOPABLE
Romance@Abigail "don't judge a book by the cover!" @Aleisha "centil tuh yang berkelas" @Aiden "shitt!gue gabisa tahan!"