Sebenarnya, aku merasa tidak enak terus-menerus hidup menumpang di rumah sepupuku, Kak Jinyoung.
Aku yatim piatu sejak bayi, sebagai kerabat satu-satunya yang kumiliki, keluarga Kak Jinyoung-lah, yakni paman dari pihak Ibu yang bertanggung jawab menjadi wakil orang tuaku. Di keluarga Paman, aku menghabiskan masa kecilku sampai SMA.
Secara keseluruhan mereka berdua..Paman dan Kak Jinyoung adalah orang baik, malah sangat baik.
Sebagai single parent, pamanku adalah orang yang gigih dan penuh kasih sayang, meski tidak kaya, hidup kami bertiga berkecukupan.
Paman mengurusku dengan kebaikan hatinya tanpa membeda-bedakan dengan Kak Jinyoung, menyayangiku sepenuh hati meski aku hanya keponakan yang bikin repot, dia selalu bilang bahwa aku telah diangap sebagai anak keduanya, ya, aku tahu semuanya tulus dan itu kuanggap sebagai karunia.
Tapi setelah lulus SMA dan Kak Jinyoung menikah, aku mengambil keputusan tegas untuk pindah, berusaha hidup mandiri tanpa merepotkan Paman. Bagaimanapun aku nggak mau jadi parasit dan terus hidup menumpang, asal tahu saja, hidup numpang itu membuatku minder, aku malu dibiayai terus oleh orang lain.
Keputusan buat pindah itu sulit, karena aku memang menyayangi Paman, kami sudah bersama dalam waktu yang lama, dia seperti Ayahku sendiri.
Tapi mau bagaimana lagi? keputusanku sudah bulat.
Sebagai gantinya aku bekerja dan setengah gajiku akan kusisihkan untuk Paman atau terkadang kubelikan hadiah untuk Kak Jinyoung, meski ribuan kali mereka bilang itu nggak perlu dan menyarankan uangku lebih baik ditabung saja untuk biaya kuliah, hm.. masalahnya mereka nggak tahu kalau aku nggak mau kuliah dan aku nggak menyesali keputusan itu, hehehe.
Namun skenario yang kurancang tiba-tiba berubah setelah mengalami kecelakaan motor enam bulan lalu, pusing kalau harus menjelaskan kenapa kecelakaan itu terjadi dan kenapa kabel rem motornya tiba-tiba bisa putus. Sekarang yang jelas faktanya aku kembali numpang di rumah Kak Jinyoung, dia bilang selama kaki dan tulang panggulku belum sembuh total, aku nggak diizinkan tinggal sendiri.
'Nggak ada mandiri-mandirian, serius ya Na, pilih mau tinggal di rumah sama Leanna atau di rumah sakit yang bau obat?' masih ingat banget kata-kata Kak Jinyoung yang tegas waktu aku menolak tinggal bareng. Kak Jinyoung delapan tahun lebih tua dariku, jadi kata-katanya segan kutolak.
Na, kamu kayaknya memang ditakdirkan untuk hidup numpang deh.
Sedih sih, merepotkan orang terus, apalagi Kak Jinyoung bukan bujang lagi, sudah menikah dan punya Leanna. Tapi di lain sisi aku juga nggak mau membuat Paman kerepotan karena harus mengurusku yang nggak bisa jalan sementara waktu pasca kecelakaan. Paman sudah terlalu tua untuk mengurus hal-hal seperti itu dan akhirnya aku memutuskan tinggal bersama Kak Jinyoung dan Jisoo.
***
H i r a e t h
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth - Na Jaemin
Horror(Selesai) ✓ ▫Sebuah Spin-off dari buku MOT Setelah pindah dan tinggal bersama keluarga sepupunya di sebuah rumah baru di Desa Bibury. Na Jaemin menyadari bahwa keluarga mereka tengah diganggu oleh roh jahat yang mendiami boneka Han, mereka mulai ter...