"Yan, gue punya rencana. Gue mau nyulik dia" "Hah? Gila lo??? Terus lo mau apain si Rena itu?? Perkosa?" Tanya Ryan dengan nada penasaran sekaligus kaget. Mungkin karena ide gue yang beneran gila. "Bukan. Abis dia kayaknya dingin banget deh yan orangnya. Jutek banget. Ya gamungkin mau kan kalo gue ajak ketemuan juga." "Ya tapi ga pake nyulik juga... terus lo mau bawa dia kemana?" "Mau gue bawa ke apartemen." "Hh...aaaa??! Mau lo entot tuh cewe?!" "Ya enggak lah pea. Bisa bisa gue dimutilasi sama tuh cewe. Tenang aja kok gue gamacem macem, perlu ngobrol aja sama dia...." "oh oke goodluck ye masbro. Gile lo nekat parah" "yoi thanks man" guepun beranjak dari apartemen ryan dan langsung naik lift ke apartemen gue. Jaraknya cuma beberapa lantai, jadi bisa dibilang... kita tetanggaan.
RENA
"Tring!" Ku dengar ponselku berdering. Pesan. "Besok, gue tunggu lo di P2 taman anggrek Zona Merah. Blok A no 32. Jam 2 siang. -r" itulah isi pesan dari nomor yang tidak ku kenal. R? Ryan? Ngapain dia ngajak gue ketemuan tapi di.... parkiran???? Aneh. Akupun mengganti baju dan menghempaskan tubuhku yang capek ini ke kasur.
"TRING" kudengar ponselku berdering lagi. "Jgn lupa hari ini. -r" "Astagaa!!" Ucapku spontan sambil menepuk kening. "Hari inikan ada meeting sama CEO....." aku tergesa membalas pesan itu. "Sorry gue gak bisa hari ini". Akupun bersiap siap kerja.
Ku langkahkan kaki yang beralas heels hitam- keluar mobil. Baru saja aku mengunci pintu mobil, kudapati seorang pria bertopeng ala ala penjahat mendekapku dari belakang dan menutup mulutku. "T...TOLOONG!!!" Akupun berteriak sekeras tenaga. Badannya sangat kekar dan tinggi- akupun bisa merasakan otot otot bicepnya mengeras ketika aku mencakarnya. "LEPASSIN!!!!" Aku berusaha berteriak dengan lakban yang menempel di mulutku. Namun apadaya, kekuatan lelaki brengsek ini tidak terkalahkan. Aku digendong kemobil alphardnya dengan paksa setelah ia mengikat tanganku dan juga kakiku. Malang sekali nasibku hari ini. Aku diculik.
Aku membuka mataku perlahan, lalu mendapati seorang pria yang bertubuh tinggi kekar itu mundar mandir dengan wajah cemas. Sekejap aku membangkitkan diriku dari kasur queen size ini. "Plaaak!" Sebuah tamparan keras barusan saja ku layangkan kepada pria itu. "Ngapain sih lo? Lo mau perkosa gue?" Teriakku. Akupun langsung berlari ke arah dapur yang letaknya tak jauh dari kamar dan mengambil sebuah pisau besar. Saat pria itu mendekatiku, aku mendekatkan pisau itu kepada lehernya. "T..tenang, ren... gue.. bisa.. jelassin...." "JELASIN APA!! JELAS JELAS LO NYULIK GUE DAN NIDURIN GUE GITU AJA" "S..sumpah! Gue gak nidurin lo! Tadi lo pingsan makanya gua panikkk" "bullshit!!" "Kita harus bicara ren, lo bisa gaksih ga bersikap kayak gini?!" "YA SIAPA YANG ENGGAK EMOSI DICULIK SAMA LAKI LAKI BRENGSEK MACEM LO?!" aku semakin mendekatkan pisau ke lehernya. "Gue.... suka sama lo" "sumpah, gue suka sama lo ren. Tapi gue gatau harus ngungkapin perasaan gue ini gimana. Lo selalu ngejauh, menghindar dan menghindar. Gue bingung. Sorry ya kalo cara gue ini keterlaluan." sekejap aku melepaskan pisau yang berada di genggamanku lalu terjatuh disamping tubuh Kevin. WHAT? COWOK MESUM KEVIN SUKA SAMA GUE? Meskipun dia ganteng, tajir, dan 'keliatannya' tulus, but NO WAY. "GUE GASUKA SAMA LO KALO CARA LO KAYAK GINI!" bentakku. Aku dan Kevin hanya berjarak sekitar setengah langkah. Dan tiba tiba "cup!" Bibirku diterka oleh bibir tipisnya. "Ngomongnya gak sambil marah, bisa?" Bisiknya dengan pelan. DEG! Gila abis. Jantung gue berdegup kencang. APA YANG BARUSAN DIA LAKUIN? KENAPA GUE GA NOLAK? TAPI KENAPA JUGA GUE NGGAK NGEBALES? Bisikku dalam hati. "Oh, jadi gitu ya, cara nenangin cewe segalak singa" ucap kevin sambil tertawa kecil, lalu aku pergi dari apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor In Love
Romance"coba buka mulutnya?" akupun langsung memasukkan termometer ke mulutnya. "Hmm, suhu tubuhmu panas banget nih sampe 40 derajat" "ah masasih dok? gue gapercaya coba ulang" sahutnya tak percaya. "yaudah nih kempit termometernya" ucapku. "tuh, 40!" sam...