RENA
Pukul 5 sore. Dan aku hanya terdiam disalah satu kafe yang ada di suatu mall besar di jakarta. "Gue bisa jelasin semuanya..." Terdengar jelas suara kevin yang terngiang ngiang di kepalaku, seakan mereka tidak mau pergi. "Kenapa gue bodoh banget ya? Cowok seganteng dan semapan dia gue jutekin? Astaga, lo bodoh banget sih ren." Sesalnya dalam hati. Mengingat ibunya, yang selalu memojokinya untuk segera menikah, Kevin adalah satu satunya orang yang tepat saat ini. Entah mengapa, diusianya yang terbilang sudah sangat siap untuk menikah, hanya sedikit bahkan tidak ada yang sedang dekat dengan Rena. Padahal, parasnya cantik, cantik sekali dengan mata yang coklat, badan yang ramping dan ideal, tepat untuk pria pria muda yang menyandang gelar CEO deh pokoknya. "Nggak nggak, nggak banget deh, dia itu mesum gila, inget lo pernah hampir di anal ren gilaa" ujar sisi lain diri Rena. "Atau ini karma gara gara dulu gue playgirl kali ya? Ahh taudeh" ujarnya kesal.
Datang seorang laki laki dengan perawakan berusia sekitaran 22 tahun, tinggi dan berambut coklat menghampiri meja Rena. "Kak? Jomblo ya?" Ujarnya sambil tertawa meledek. "Yaelah, kurangajar lu ye, udah baik nih gue mau traktirin lo. Atau gue gajadi aja kali ya hehehehe" "ehhh ehh jangan gitu kak mueheheh selo selo. Lagian tumben bangetnihh mau nraktirin dhavie. Ada apa gerangan? Mau konsul percintaan? Atau mau ditemenin doang ahahaa" canda dhavie. Ya, dia adalah adik semata wayangku. Anak kedua dari keluarga Massingham. Dhavie Massingham baru lulus program S2 di oxford. Yaa semacam magister muda gitudeh. Dia ganteng, (karena turunan papa kali ya heheheh) pinter, udah jadi ceo suatu perusahaan lagi, salah satu perusahaan papa, yang sekarang diurus oleh dhavie. Best brother deh, pokoknya. "Nggak dhav. Gue lagi bosen ajanih. Kali aja lo bisa hibur gue gitu." Ucapku dengan nada kecil. "Dikira gue baduuut kali, ngehibur elu. Ga gagagaga" ujar dhavie sambil melihat lihat menu kafe. "Tuhkan ahahahaa, gausah ngelawak aja lo udah lucu bangett heheh ganteng lagii adik rena yang satu inii" "iya iya gue tau gue ganteng, gausah ngefans gitu dong" "najis lu ew" "mueheheh" sambungnya tertawa sok cool.
Setelah menghabiskan semua makanan, akhirnya aku mengungkapkan apa yang sedang berada dipikiranku kepada dhavie. "Dhav gue bingung banget ya" "bingung apaansi gajelas" "gimana menurutlo, kalo misalnya elo suka sama orang, tapi orang itu mesum bangett dhav" "yaelahh kali aja dia cuma bercandaan, atau mungkin nafsunya gede kali ngeliat lo yang cantik ha ha" jawabnya santai. "Yaelah bukan gituu, serius nih gue, kenapa ya padahal kalo dia ga mesum aja gue pasti suka tuhh" kataku penasaran. "Ya namanya cowo. Kalo mesumnya ke elo doang berarti dia suka tuh sm lo. Tapi kalo semua cewe dia mesumin duh ga banget deh. Emangnya siapasihh? Kok gue kepo ya..." ujar dhavie penasaran. "Oh gituu... Adadehh, ganteng pokoknyaa hehehehe. Gue duluan ya dhav, makasih yaa udah nemenin gue disini. Bye byee dhavie sayangg muahh" kataku sambil berlari ke parkiran. "Yah yahh ren, jangan pergi du..." Belum saja dhavie menyelesaikan kalimatnya, rena sudah menghilang dari kafe itu. "Sialan dah tuh anakkk tekor aja gue lagi, kamprett" desalnya sambil mengeluarkan dompet.
Aku membuka pintu kamarku dan langsung menuju kamar lalu meniduri kasurku yang empuk. Aku tinggal di suatu ruangan apartemen milik ayahku. Ya, apartemen yang terdiri dari 3 tower berisikan 56 lantai ini adalah milik keluarga Massingham. Tak banyak pikir, aku langsung tertidur pulas dengan pakaian utuh.
_____________________________
Masih terasa kecupan hangat yang tidak seharusnya kulakukan tadi. Bibirnya begitu manis dan lembut, serasa aku ingin mengecupnya lagi dan lagi... "Ah udah deh kev, tadi aja lo diancem pake pisau, gimana kalo macem macem lagi" ujarku dalam hati. Entah mengapa aku ingin merasakan tubuh wanita itu setiapkali aku berada didekatnya. Ya, hanya wanita itu, satu satunya... Aku jadi teringat kejadian sebulan yang lalu di klinik, saking lelahnya dan kebetulan kedatangan wanita cantik, sehingga aku tidak sadar bahwa aku... Astaga, aku selalu terkikik jika mengingat hal itu. "Suruh siapa juga ada orang secantik dan se-seksi dia. Udah cocok deh pokoknya jadi victoria angelsnya kevin......." Khayalnya sambil menatap langit langit kamarnya.
__________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor In Love
Romance"coba buka mulutnya?" akupun langsung memasukkan termometer ke mulutnya. "Hmm, suhu tubuhmu panas banget nih sampe 40 derajat" "ah masasih dok? gue gapercaya coba ulang" sahutnya tak percaya. "yaudah nih kempit termometernya" ucapku. "tuh, 40!" sam...