ALASKAR 10- BOOMERANG

1K 81 74
                                    

|ALASKAR• Bagian Sepuluh|

tokk...tokk

"deek"

Suara ketukan pintu mengagetkan Reva didalam kamarnya yang sedang duduk di balkon. Reva bergegas membuka pintu dan tampaklah abangnya dengan cengiran khasnya,Reva hanya memutar bola matanya malas.

"Lagi ngapain dek?" Tanya Revan. "Abang cuma mau ngomong itu? Ga penting amat bang elah" Kesal Reva karena abangnya itu banyak basa basi.

"Hehehe ga dek, abang mau ngomong serius" Kata Revan sok serius. "Sok serius lo bang, lo aja ga pernah serius" Acuh Reva lalu duduk kembali di balkonnya diikuti Revan.

"Eh kutu kupret! Abang serius beneran ini" Kesal Revan pada adiknya yang mengacuhkannya. Reva akhirnya menjawab dengan bermalas malasan "Iya iya ada apaan bang?"

"Lo inget dek? Lo kan pernah nabrak temen abang waktu dikoridor sekolah beberapa hari lalu kan?" Tanya Revan mencoba mengingatkan Reva. Reva ingat lalu menganggukan kepalanya, "Kenapa emang?"

"Temen abang mau bully lo dek, besok. Abang harap kamu bisa hati hati ya" Ucapan abangny mampu membuat Reva terkejut. "Lah trus? Abang setuju aja gitu? Abang ga larang mereka?" Tanya Reva berurutan.

"Dek, kan lo sendiri yang bilang kalo kita disekolah itu kaya orang asing, yaudah abang turutin. Tadi aja tuh abang hampir keceplosan waktu mau bela kamu" Jelas abangnya, Reva menghembuskan nafasnya kesal.

"Temen abang mau bully aku gimana?" Tanya Reva, "Cuman kaya kamu mau dijadiin kue sama mereka" Jawab Revan kini bercanda. "Iih abang yang bener dong" Kesal Reva.

"Iyaiya, paling cuma disiram tepung dan teman temanya. Pokoknya kamu besok harus bawa baju ganti" Jelas Abangnya membuat Reva memandang Revan tak percaya. "Cuman itu?!" Tanya Reva tak percaya,  ia kira semacam kekerasan.

"Ialah untung cuman kek gitu, pokoknya besok kamu bawa baju ganti" Kata Revan lalu berdiri ingin keluar dari kamar adiknya yang sedang memikirkan sesuatu.

Namun ucapa Reva membuat Revan berbalik.

"Abang ga bawa baju ganti besok?" Tanya Reva tiba tiba, Revan mengerutkan keningnya tanda tak paham.

"Buat apa?" tanyanya, namun hanya dibalas senyuman yang tak bisa diartikan oleh Reva dan tanpa sepatah katapun Reva keluar mendahului abangnya yang sedang termenung memikirkan ucapannya.

"Lah napa tuh bocah?" Monolog Revan, lalu mengedikan bahu acuh.

••••

Keesokan harinya,

"Pagi bang, pagi yah!" Seru Reva sambil menuruni tangga. "Pagi juga Princes" Sapa balik mereka yang ada di meja makan untuk sarapan.

"Lama amat lo dek, ngapain aja?!" Tanya Revan ngegas membuat Reva cemberut lalu duduk di kursi meja makan.

"Ya biasalah siap siap dulu, emang abang yang tiap pagi ga pernah mandi" Cibir Reva, Revan yang tak terima ingin membalas perkataan adiknya tapi terpotong karena ucapan ayahnya.

"Sudah sudah kalian ini. Makan cepat, bisa kesiangan kalian" Ucap papah mereka tegas diangguki kedua bocah itu.

Mereka makan dengan tenang, itu sudah menjadi aturan di Keluarga Sanjaya. Mereka hanya makan bertiga, ada yang tahu ibu mereka kemana? Entahlah author pun tak tahu. Hanya Allah yang tahu. Setelah selesai mkan Reva mengatakan sesuatu.

"Papah Reva..." Ucap Reva mengantungkan kalimatnya membuat abangnya dan papahnya penasaran.

"Apa si dek? Bikin gue penasaran dah" Kata Revan. Papah mereka hanya menyimak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALASKAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang