quiet

3.8K 534 47
                                    

Semuanya sudah sampai didesa sebelah. Tidak ada jembatan goyang dibicarakan Jaemin. Selamatlah hidup Renjun. Ia terlalu phobia dengan suatu tempat yang mengancam nyawanya.

Para mahasiswa disambut baik oleh penduduk desa. Walaupun desa ini berada dipedalaman, mereka bisa menerima orang luar dengan baik.

Desa ini terlihat sempurna. Keindahan yang alami, mengingatkan kita pada masa penjajahan dulu. Disini juga ada museum, mungkin. Desa ini juga dekat dengan markas Jaemin, tidak ada yang tau kecuali Jaemin, Jeffrey, Louis, dan Fred.

Tiba-tiba saja seorang anak kecil mendekati Jaemin sambil membawa sebuah dua mahkota dari daun dan bunga, mungkin. Jaemin berjongkok dan menunduk. Anak kecil itu menaruh mahkota daun pada kepala Jaemin.

"Terimakasih, David." ucap Jaemin tersenyum.

Anak kecil yang bernama David ini juga menghampiri Renjun. Apa yang dilakukan David sama dengan yang ia lakukan pada Jaemin. Renjun berjongkok dan menunduk.

"Terimakasih manis."

David tertawa kecil. "Tidak masalah, nyonya winwin."

Pusat perhatian semua orang berada pada Jaemin dan Renjun. Sekarang mereka berdua berada ditengah-tengah para penari membuat Renjun terkejut. Siapa yang merencanakan ini, pikir Renjun.

"Apa maksudnya memanggilku Winwin?" bisik Renjun pada Jaemin.

Jaemin tersenyum. "Nama lain dari Sicheng."

"Kamu tau semuanya, Jaem?"

"Desa ini adalah desa yang diselamatkan oleh Miles dan istrinya."

"Oh benarkah? Kenapa aku tidak ingat?"

"Kamu mengalami amnesia sebelum tiada."

Prok! Prok! Prok!

Suara tepukan tangan terdengar meriah. Tarian sudah berakhir dengan para penari yang melingkari Jaemin dan Renjun seperti menyambut kedatangan orang yang terhormat. Renjun mulai kebingungan. Jaemin sendiri malah tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya sambil menatap para penduduk didesa ini.

Para mahasiswa ikut kebingungan namun juga ikut bertepuk tangan dengan meriah diiringi sorakan-sorakan ria. David segera menarik Jaemin dan Renjun ketika para mahasiswa sibuk berpotret diri dengan penari-penari desa ini.

"Hey, kita mau kemana?" tanya Renjun pada David.

"Kakek."

"Bertemu kepala desa." sahut Jaemin dibalas anggukan oleh Renjun.

"Untuk apa?"

Mereka sudah berada disebuah tempat. Tempat dimana kepala desa sedang bermain catur dengan pemuda yang dikenal Jaemin dan Renjun. Renjun bersembunyi dibelakang Jaemin.

"Edward, apa yang kau lakukan disini?" tanya Jaemin keheranan.

"Hanya berkunjung, tuan. Hai, Huang Renjun."

Tangan Renjun memegang erat tangan Jaemin. Hingga aura Jaemin menguar membuat smirk yang dibuat Louis luntur. Renjun lega, ia melonggarkan pegangan tangannya.

"Bisakah kau pergi?" pinta kepala desa pada Louis. Louis hanya mengangguk dan pergi.

Jaemin dan Renjun duduk dihadapan kepala desa. David hanya mengamati sebentar lalu pergi menyusul teman-temannya yang sedang bermain bersama.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Jaemin dengan sopan.

"Apa itu daftar TO DO list dalam catur?"

"Unsur yang sangat penting yang akan membantu pemain catur mengkalkulasi secara organisir, membuat rencana bermain, dan konsisten dalam realisasinya." jawab Renjun sambil menatap papan catur.

Difficult - Jaemren [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang