camping

4.2K 586 44
                                    

Satu angkatan Renjun sefakultas sastra membuat acara berkemah bagi yang berminat saja. Jumlahnya juga terbatas, jadi hanya beberapa orang yang paling cepat mendaftar yang dapat mengikutinya.

Sastra inggris ada 10 orang, sastra korea ada 10 orang dan sastra china ada 10 orang ditambah dengan para panitia. Acara ini bukan semata-mata hanya untuk berekreasi saja, namun juga mempelajari antropologi penduduk yang berada dipedalaman.

Beruntung sekali Renjun, Jaemin, Haechan dan Jeno dapat mengikutinya, walaupun sebenarnya Jaemin dan Jeno lah yang menyogok para panitia agar Renjun dan Haechan juga dapat ikut. Kelicikan mereka berdua tidak akan hilang sampai akhir hayat mereka.

Panitia sedikit merasa aneh. Biasanya Jaemin dan Jeno memang tidak pernah mau mengikuti acara seperti ini semenjak high school. Acaranya juga membosankan plus tidak bisa bebas karena terlalu banyak aturan. Mereka berdua bisa melanggar namun bisa saja mereka berdua tidak selamat dari paman Jaemin yang memang sang penegak keadilan.

"Kita tidak mendaftar bukan?" tanya Haechan kebingungan dengan pengumuman dimading.

"Benar, tapi kenapa nama kita tercantum?"

"Aku yang mencantumkannya." sahut Jaemin dan Jeno yang sudah berdiri tegak dibelakang mereka.

Renjun segera menarik Jaemin menjauh dari kerumunan yang mengerumuni mading. Sedangkan Haechan hanya menatap Jeno sekilas lalu memilih pergi saja tanpa memedulikan mata Jeno yang menyorot bertanya kenapa.

Jisung dan Chenle melakukan high five didepan mading karena nama mereka juga tercantum. Tidak terduga jika mereka bisa tercantum tanpa melakukan penyogokan kepada panitia. Fyi, bukan penyindiran.

Banyak mahasiswa yang kecewa karena tidak bisa mengikuti acara tersebut. Acara tanpa pemungutan biaya harus diikuti. Semua orang pasti suka gratisan walaupun mereka banyak uang.

"Jaem, aku sama sekali tidak berminat mengikutinya." protes Renjun tidak terima bahwa ia didaftarkan tanpa sepengetahuan dirinya.

"Ayolah sayang, kamu seharusnya bersyukur denganku. Aku lelah-lelah mendaftarkanmu agar namamu bisa tercantum."

Renjun memijat pelipisnya. "Huh, apa Minkyu akan baik-baik saja jika kau selalu meninggalkannya?"

"Minkyu bersama bibi Lee. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Lagipula kau sudah jarang mengunjunginya."

"Aku bukan siapa-siapanya."

"You are Minkyu's mom plus my wife."

"Terserah."

Seseorang yang tidak sengaja mendengarnya terkejut. "Renjun is Jaemin's wife and they already have children?!"

-∆∆∆-

Sesampainya ditempat kemah, Renjun turun dari bus lebih dulu dan berlari kecil lapangan area perkemahan tersebut. Banyak yang tertawa kecil melihatnya. Tidak tau malu memang. Chenle saja berpura-pura tidak mengenalnya.

"Semua berkumpul!" seru para panitia.

Chenle menarik Renjun yang masih bersenang-senang dengan daun. Renjun mengerucutkan bibirnya kesal. Ia kan hanya ingin bersenang-senang.

"Ini masih hari pertama. Kalian bebas melakukan apa saja asalkan jangan melewati perbatasan yang dibuat. Hari kedua kita akan mengunjungi desa sebelah. Bubar!"

Renjun tidak berhenti melompat-lompat senang. "Lihat Le! Kita bisa bersenang-senang dengan pohon, rumput, dan hewan." ucap Renjun sambil menepuk-nepuk pundak Chenle senang.

Difficult - Jaemren [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang