Chapter [16]- Epilogue

1.5K 109 21
                                    

Hari ini Sehun sudah boleh pulang dari rumah sakit sambil membawa bayinya, putra kecil yang sangat tampan dengan rambut tebal dan wajah tampan yang menurun dari ayahnya.

Sehun menoleh ke arah Loey yang sedang mengamati bayinya dengan begitu tertarik. "Di mana Chanyeol?" Dia mengernyit karena Chanyeol tiba-tiba saja menghilang pagi ini. Dua malam yang lalu Chanyeol lah yang menemani Sehun melahirkan anak ini, menggenggam erat tangannya di ruang melahirkan dan terus memberinya semangat sampai proses itu selesai. Kata Chanyeol, dia sengaja tidak memberi kesempatan Loey masuk ke ruang melahirkan karena khawatir, di sana ada darah dan darah bisa memicu Loey untuk kembali melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Chanyeol pulalah yang menggendong putra mereka untuk pertama kali dan memeluknya penuh kebahagiaan. Loey sama sekali tidak muncul. Tetapi pagi ini ketika mereka hendak pulang dari rumah sakit, Chanyeol menghilang dan Loeylah yang menemaninya pulang.

Sejenak Sehun cemas akan reaksi Loey terhadap putranya, tetapi lelaki itu hanya mengangkat alisnya dan tersenyum. Tidak bereaksi apa-apa. Berbeda sekali dengan sikap Chanyeol yang penuh kasih sayang kepada putranya.

"Kami berganti peran." Loey menjelaskan. "Aku.. sebenarnya aku ketakutan dengan bayi itu." Loey melirik lagi ke arah putra mereka. "Aku takut aku akan melukainya... tapi Chanyeol mendorongku, katanya aku harus mencoba."

"Kau mau menggendongnya?" Sehun menaikkan bayinya, menunjukkan wajah mungil yang sedang tertidur pulas dengan damai,

"Tidak!" Loey langsung beringsut menjauh, lalu menatap Sehun dengan tatapan menyesal, "Maafkan aku Sehun, aku hanya tidak ingin melukai bayi itu. Pelan-pelan ya?"

Sehun menatap Loey dan tersenyum melihat kesungguhan yang ada di sana. Loey pastilah mencemaskan anaknya, kalau tidak dia tidak akan mungkin menanggung ketakutan yang amat sangat bahwa dirinya mungkin akan melukai anak ini.

"Kau tidak akan melukai anak ini, aku yakin." Sehun tersenyum lembut kepada Loey. "Mungkin kau hanya harus membiasakan diri."

Loey tersenyum masam. "Chanyeol bisa begitu luwes menggendong anak ini seperti sudah melakukannya bertahun-tahun, sementara aku berjingkat ketakutan. Kau pasti menertawakan kekonyolanku."

Sehun tersenyum. "Seperti yang kubilang tadi. Kau hanya perlu terbiasa."

Tetapi Loey menghindari Yuan, putera mereka itu seperti wabah. Dia tidak mau berada dalam jarak kurang dari 10 meter dari bayinya. Lelaki itu sangat tertarik kepada bayinya, dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengamati Sehun. Matanya terus mengikuti gerakan Sehun ketika menggendong anaknya, mengganti popoknya, maupun ketika Sehun menyusuinya.

Sampai kemudian Sehun merasa sedikit jengkel atas tingkah Loey. "Sampai kapan kau akan menatap di kejauhan seperti itu, Loey." Sehun bergumam sambil menatap Loey dengan tatapan ingin tahu, dia sedang duduk di kursi goyang dan menyusui Yuan. "Kalau kau tidak mau mendekatinya dan terbiasa, maka kau tidak akan pernah terbiasa."

Loey menatap Sehun dengan pandangan sedih, lelaki itu memilih duduk di bawah bayang-bayang di dekat jendela. "Dia begitu mungil... " Loey memandang tangannya sendiri. "Dan aku begitu kuat, aku takut akan meremukkannya."

"Kalau kau memegangnya dengan benar, kau tidak akan meremukkannya." Sehun menyipitkan matanya. "Maukah kau mencobanya?"

Loey menggelengkan kepalanya. "Tidak. Belum. Sepertinya aku belum siap."

Sehun mendesah tak sabar, tetapi lalu memutuskan untuk memberi Loey waktu. Ini mungkin memang berat bagi Loey. Dan Sehun bisa mengerti ketakutan itu, ketakutan jika tidak bisa mengendalikan dirinya dan pada akhirnya melukai anak mereka.

Dia mengecup puncak kepala Yuan dengan sayang ketika anak itu melepaskan puting susunya dengan kenyang. Yuan sudah tertidur lelap. Sehun menatap wajah anaknya dengan penuh sayang.

From The Darkest Side - Remake ChanHun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang