📔 PAGE 11

21 11 0
                                    

Promosi untuk drama terbaru Hara berjalan dengan lancar, Hara akhirnya bisa lega karena ia bisa mengatasi semuanya dengan baik.

Karena begitu kelelahan, Hara segera menuju mobilnya usai saling sapa bersama para aktor lainnya.

Pilgu masuk kedalam mobil, dari kaca depan ia terus memerhatikan Hara yang terlihat kelelahan di kursi  belakang.

"Bukannya kemarin kau istirahat panjang? kenapa kau terlihat lelah?" tanya Pilgu merasa aneh

"Tidak apa-apa, apa masih ada jadwal lagi?" balas Hara

"Kita akan ke lokasi syuting acara Runnings, hari ini kita kan di undang." Jelas Pilgu mengingatkan

"Ah, benar. Pasti melelahkan karena acaranya harus berlari." gumam Hara sambil membuang napas kecil

"Apa kau mau menolaknya?" tanya Pilgu memastikan dulu.

"Tidak, mari kita selesaikan saja."

Pilgu memacu mobilnya meninggalkan lokasi pertama untuk menuju lokasi kedua. Membutuhkan sekitar dua puluh menit untuk tiba.

"Baju seragam acara pembukanya ada di totebag itu." tunjuk Pilgu memberitahu

Karena tidak ingin mengecewakan para senior yang telah mengundangnya, Hara mencoba tampil maksimal. Meski lelah, Hara mencoba menikmati semua permainan dengan baik. Mencoba untuk bersenang-senang pada acara itu.

Karena popularitas yang sudah semakin melejit, sesulit apapun kondisi fisik dan mentalnya, Hara selalu mencoba untuk profesional, Hara selalu berusaha menutupi apa yang sebenarnya ia rasakan, dan semua itu untuk para penggemar yang sudah mendukungnya sampai sejauh ini.

📔

THE SYILLA HOTEL

Sebuah aksi fisik membuat Hara tercengang, tamparan tangan yang begitu keras telah melukai pipi kecilnya. Tangis Hara pecah menyadari apa yang di lihatnya begitu diluar dugaannya.

Selama dua tahun, ia selalu menganggap sang kekasih adalah sosok yang baik, tapi kali ini pria yang ia kenal lembut dan sopan berbeda jauh dengan apa yang dia lihat sekarang.

"Kenapa kau seperti ini?" tanya Hara tercengang

"Maafkan aku Hara, aku tidak sengaja," balas Wonu tiba-tiba menjadi berperilaku baik lagi.

Melihat perubahan sikap Wonu yang terbilang cepat, Hara berfikir ada sesuatu yang aneh pada lelaki itu. Hara memundurkan diri mencoba mengamankan dirinya secepat mungkin dengan kedua mata yang terus mengawasi.

"Kau kenapa? bagaimana kalau kita makan siang?" ujar Wonu menjadi lembut kembali.

Hara masih memandangnya dengan tatapan memindai. Bohong jika dia baik-baik saja sekarang, dia benar-benar takut dan cemas bukan main. Baru kali ini ia melihat seseorang seperti memiliki kepribadian ganda.

"Aku mau pulang saja." ujar Hara bergerak cepat menuju pintu keluar kamar.

"Tunggu! kita bahkan belum memulai apapun Hara." Wonu menarik tangan Hara, menahan langkah Hara yang mulai meraih gagang pintu, tarikan tangannya yang sangat kuat membuat Hara jadi kesakitan.

A FLOWER BOOKMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang