Part 9 : He Left (?)

38 4 1
                                    


^In mulmed : One Direction *hanya untuk pemanis*

*akhirnya! Ini adalah lanjutan flashback terakhir ya, guys^^ sorry late update, tugas numpuk:v hehe, malah cuthat. enjoy*

***

H

arry dan Niall nampak penasaran sambil terus melirik ke arah pintu ruangan mereja di mana Louis tengah berbincang dengan seseorang di depan sana. Sepertinya mereka saling mengenal, itulah kesimpulan yang di pikirkan oleh Harry karena mereka berbincang di sana cukup lama.

Peia ikal itu tersenyum miring dan merilik teman-temannya yang lain. "Siapa yang di depan ya?" Tanyanya yang kemudian berhenti dan menatap Zain yang jelas tahu sesuatu soal tamu itu.

Sementara Liam dan Niall saling berbagi tatap saat memperhatikan dua pria itu yang membuat mereka merasa begitu bodoh di ruangan ini karena jelas tak tahu apapun soal siapa di depan sana yang di temui oleh Louis.

Liam menatap mereka dengan tatapan heran sambil menautkan alisnya. "What is it? Apa kalian tahu sesuatu?" Tanyanya dengan nada mengintrogasi.

Zain dan Harry bertukan senyum selama beberapa saat. "Hanya tamu untuk Louis..." ucap Zain sambil mengangguk samar pada mereka.

Niall terlihat kesal. "Itu tidak adil. Kenapa kalian selalu tahu sesuatu?" Serunya kesal dengan raut muka khasnya yang seperti anak kecil.

"Maaf, karena membuatmu merasa begitu" balasnya santai.

Pria pirang itu menghela nafasnya. "Tidak, Zain. Thanks, untuk membuatku merasa bodoh" tukasnya yang membuat semua orang tertawa dalam ruangan itu karena nada bicaranya yang lucu.

Di tengah gelak tawa itu, Zain tanpa sadar telah membuat syal di lehernya terlepas yang kemudian menunjukkan luka di lehernya. Liam yang langsung menangkap pandangan terhadap luka itu langsung terlihat cemas. "Hey, lehermu... itu kelihatannya cukup parah," tuturnya sambil menunjuk lehernya sendiri saat melihat Zain yang membuatnya refleks mengembalikan syal itu untuk menutupinya.

Harry dan Niall terlihat panik, terutama Niall. Dia langsung melompat ke sofa dan melihat luka Zain lebih dekat. "Damn! I just realize it, kau sudah mengobatinya?" Tanyanya dengan nada bicara yang cukup tinggi yang membuat Zain meringis sambil berusaha menutupi telinganya.

Niall terus mencoba menyentuh lukanya yang membuat dia secara refleks menghindar begitu saja. "Niall, ini bukan masalah. Aku akan baik-baik saja" ujarnya sambil memiringkan posisi tubuhnya menjauh dari Niall.

Tangan jahil Niall terus mencoba untuk menyentuh luka di leher Zain karena rasa penasarannya. "Kau yakin? Karena kurasa---"

Zain mulai terlihat panik, dia tidak mau lukanya di sentuh oleh tangan Niall. Bukan apa-apa hanya saja terkadang tangan Niall terkadang sangat jahil sekali. Itulah kenapa. "Sebaiknya kalian cepat bereskan berkemasnya, pesawat kita berangkat pagi sekali..." tutur Zain di sela-sela usahanya menghindar di ujung sofa.

Liam mengangguk dan dengan santainya menarik kerah baju Niall yang membuat pria itu sedikit terkejut karena Liam menariknya. "Itu benar. Niall, menjauhlah dari lukanya Zain!" Serunya pada Niall yang kini sudah menjauh dari Zain karena Liam.

Zain menghela nafasnya lega, Harry yang menyaksikan momen barusan hanya bisa tertawa pelan karena tidak habis pikir dengan kelakuan mereka. Niall yang kini terduduk di lantai melipat kedua lengannya di dada sambil cemberut. "I just wanna take a look," gerutunya yang kemudian berdiri dan kembali memgemasi barangnya.

***

Sebelum dia menyadari siapa yang berada di depan pintu, Louis nampak tak bersemangat sekali sampai suara yang familiar baginya terdengar menyapa. "Hai, Boobear..." sapa orang yang berada di depannya yang langsung membuat Louis tertegun saat melihatnya.

Z-QUAD'S [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang