7

99 15 7
                                    

Jisoo menangis dipelukan adiknya. Lia adalah keluarga satu-satunya yang ia miliki. Menjadi yatim piatu sejak sekolah dulu membuatnya harus menjadi kakak sekaligus orang tua bagi adiknya. Tak ada satu pun dari keluarga besar mereka yang mau menampung Jisoo dan Lia karna menurut mereka, Jisoo dan adiknya adalah biang dari segala masalah.

Cacian dan makian sudah menjadi makanan sehari-hari Jisoo dan Lia. Hanya karna mereka miskin, orang-orang bahkan seenaknya merendahkan keduanya. Jisoo selalu menjadi tameng untuk adiknya, ia adalah orang yang selalu menjaga adiknya dari segala hal.

"Eonni, kau menangis?" tanya Lia seraya melepas pelukan kakaknya

"Ani Eonni hanya terharu dengan apa yang kau lakukan" jelas Jisoo seraya menghapus air matanya

"Aku akan membantumu bekerja"

"Jangan sampai menganggu sekolahmu" pinta Jisoo

"Geurae"

"Pergi ke kamarmu dan beristirahatlah, malam sudah larut besok kau harus sekolah"

"Selamat malam Eonni"

"Selamat malam"

Gadis cantik bernama lengkap Choi Ji~Su itu pun berjalan keluar dari kamar Jisoo. Sementara Jisoo kini tengah berjalan menuju jendela kamarnya, dinginnya angin malam langsung terasa sesaat setelah ia membuka jendela. Puluhan rumah disekitar menjadi pemandangan yang biasa ia lihat ketika membuka Jendela kamarnya yang berada di lantai dua. Rumah yang sangat sederhana di pinggiran kota Seoul.

"Dulu kau pergi begitu saja!! mengukir luka dan membuatnya kecewa...Sekarang kau datang kembali dan membuka luka lama"

Jisoo mengingat kejadian tadi sore di cafe. Saat ia melihat Jinyoung, saat itu juga Nayeon datang dan tiba-tiba menarik Jinyoung dari hadapannya. Nayeon bahkan langsung memakinya setelah Jisoo bertanya mengenai kabarnya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Nayeon? Mengapa ia menjadi sedikit kasar sekarang? Padahal dulu Nayeon adalah gadis yang sangat baik dan peduli pada Jisoo, bahkan ia sangat mendukung hubungannya dengan Jinyoung.

Tetapi mengapa sekarang Nayeon seperti berusaha untuk tidak membiarkan Jinyoung mendekatinya lagi. Tanpa mendengar pembelaan dari Jisoo, Nayeon langsung menarik tangan Jinyoung dan bergegas pergi keluar dari cafe. Padahal Nayeon baru saja datang.

Flashback on..

Jisoo menangis seraya menundukan kepala di halaman belakang rumahnya yang besar.

"Soo~ya"

Jisoo langsung menoleh kearah Jinyoung yang kini sudah berada dihadapannya. Mata keduanya saling menatap satu sama lain. Hingga kemudian gadis cantik itu memeluk Jinyoung dan menangis cukup keras. Belaian lembut tangan Jinyoung membuat Jisoo mulai tenang.

"Ayah dan Ibuku telah tiada, kumohon jangan tinggalkan aku Jinyoung-ah" pinta Jisoo seraya melepas pelukan.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu Soo~ya" janji Jinyoung lalu mendaratkan kecupan manis dikening gadisnya itu.

Flashback off..

Jisoo kembali mengingat kenangannya dulu saat ia bersama Jinyoung. Janji dari seorang lelaki yang tak pernah diingkari. Setelah kepergian kedua orang tuanya, masalah mulai bermunculan. Dari hutang perusahaan ayahnya yang sangat besar hingga disitanya semua aset berharga peninggalan kedua orang tuanya. Bahkan Jisoo dipaksa untuk meninggalkan rumah mewah milik ayahnya karna itu pun sudah menjadi sitaan bank. Ia pun terpaksa harus keluar dari sekolah karna terkendala biaya.

Tak pernah sedetik pun Jinyoung meninggalkan Jisoo, saat masa-masa sulitnya Jinyoung selalu ada untuknya. Jinyoung bahkan menyediakan rumah untuk Jisoo dan Lia tinggal. Padahal kala itu, Jisoo sempat menolaknya namun Jinyoung tetap memaksa. Jinyoung pun bahkan berniat membiayainya untuk tetap sekolah, tetapi untuk masalah sekolah Jisoo benar-benar menolaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Believe [Im Jaebeom]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang