1

5.6K 156 26
                                    

Seorang remaja laki-laki tengah sibuk memukuli beberapa orang yang ada di hadapannya. Parasnya yang menawan membuat semua orang terkecoh dan beranggapan ia adalah seorang remaja yang sopan dan baik.

Dia adalah Lucas wong, bekerja sebagai pengawal pribadi dari sebuah kelompok mafia. Ia biasa di sewa oleh para orang penting yang bermasalah dan butuh orang yang pandai berkelahi di jalanan.

Seperti biasa, setelah melakukan perkelahian ia pulang. Tapi, sebelum pulang ia menyempatkan singgah di sebuah minimarket untuk membelikan makanan untuk adik-adik kecilnya yang mungkin sekarang sedang kelaparan menunggu dirinya pulang.

Ia membayar berapa mie instan dan roti di meja kasir, setelah nya ia berlari dengan senyum yang merekah dan tatapan hangat untuk bertemu kedua adik kecilnya itu. Beberapa saat ia sampai di unit apartemen nya yang menurutnya cukup layak untuk ia tinggali bertiga.

Ia masuk, ini sudah pukul 3 pagi mungkin adiknya sudah tertidur. Lucas berjalan mengendap-endap agar tak menimbulkan suara gaduh tapi sial nya ada sebuah tonjolan tertutup selimut di sana dan mulai bergerak-gerak.

"Kau sudah kembali?" Tanya nya, dia adik Lucas nama nya Felix dan sekarang ia menginjak pendidikan sekolah menengah pertama.

"Ah, ya.. ini untuk mu," Lucas memberikan kantung plastik yang berisi beberapa makanan kepada Felix.

"Kau terluka lagi," gumam Felix, ia berlari ke arah dapur dan kembali dengan air dan handuk yang sudah di basahi.

"Tak apa Felix, aku baik-baik saja," ucap Lucas sembari mengusap kepala adiknya dengan lembut.

"Tidak, ini tidak baik-baik saja! Kau setiap malam kembali dengan wajah lebam atau tubuh tergores," Felix sedikit berteriak sembari menempelkan kain yang telah ia basahi dengan air ke wajah kakaknya itu.

"Jangan berteriak, adik mu sedang tidur," ucap Lucas menenangkan amarah adiknya itu.

"Hah.. baiklah," Kesal Felix sembari menempelkan lebih keras kain itu di wajah Lucas.

"Bagaimana sekolah mu?" Pertanyaan Lucas membuat Felix menghentikan kegiatan nya beberapa detik dan melanjutkan nya kembali.

"Ti-tidak ada apa-apa, seperti biasa baik-baik saja," ucap Felix, ia tak bisa berbohong karena Lucas tahu gelagat adiknya saat berbohong.

"Bagaimana dengan buku pelajaran? Kau sudah di tahun akhir sekolah menengah pertama apa tidak butuh? Waktu zaman ku itu sangat di butuhkan," Lucas memasang ekspresi berpikir. Felix menatap kakak nya tidak suka saat memasang wajah seperti itu.

"Pikirkan saja kesembuhan David, dia sangat menderita," ucap Felix, ia bangkit dan berjalan menuju dapur untuk mengembalikan baskom air dan lap yang telah ia gunakan untuk mengelap luka kakak nya.

Lucas mengeluarkan dompet nya dan mengambil beberapa lembar uang dari dalam sana, "ini untuk buku mu, belajar yang baik. Aku tidak ingin kau gagal seperti aku," ia menaruh uang di meja dan langsung pergi begitu saja menuju kamar yang disana sudah di isi oleh salah satu adiknya.

David, adik dari Lucas terbaring dengan wajah sama tampan nya seperti dirinya. Ia menatapi wajah balita berusia 3 tahun itu dengan tatapan sendu, "kamu pasti sembuh, kakak janji," gumam Lucas, ia memejamkan matanya dan langsung tertidur di sebelah adiknya itu.

Sementara itu di tempat lain seorang wanita masih sibuk dengan jari yang menarik dengan lincah di atas papan keyboard.

Rambut pirang dengan tato di beberapa bagian tubuhnya menambah pesona nya yang semakin membuat laki-laki manapun terpikat.

"Nona Brenda, ini sudah malam. Sebaiknya nona beristirahat," seseorang dengan jas rapih membalut tubuhnya berdiri di hadapan wanita yang ia panggil Brenda itu.

I'm your sugar baby [Pre-order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang