OYWD.12

1.2K 165 1
                                    

Irene memijit kening nya pelan.
Tadinya di fikir lelaki aneh bernama V itu tidak akan menggangu nya lagi, tapi siapa sangka dia malah melihat lelaki itu duduk dengan angkuh nya di sofa yang ada di butik tempatnya bekerja.

"Aku ingin nona Irene yang melayani ku"

Ingin rasanya Irene menarik pria itu keluar sekarang juga.

Ini sudah 30 menit berlalu dan lelaki itu belum beranjak juga dari sana. Sudah berkali kali dia menolak di layani oleh karyawan lain, dengan alasan dia hanya ingin dilayani oleh Irene.

Sangat menyebalkan bukan?

"Ada apa?"

"Karyawan tidak boleh ketus seperti itu kan? Pembeli adalah raja, dan aku adalah pembeli..."

Irene menatap V penuh selidik

"...dan untuk hari ini aku adalah raja mu"

Irene mencebik, tapi bagaimana pun V adalah pelanggan nya dan dia harus melayani nya dengan baik kan?

"Ada yang perlu saya bantu tuan?"

V terseyum menang melihat Irene yang dengan sopan mengapa nya. Ya walaupun senyum gadis itu terlihat sangat terpaksa.

"Aku ingin membeli kemeja, sepatu dan dasi. Tolong pilihkan yang menurut mu cocok untuk ku"

Irene menatap pria itu bingung

"Kenapa saya yang memilih tuan?"

Senyum kotak di wajah V terbit dengan sangat indah. Namun tetap tak mempan bagi Irene

"Karna kau calon istri ku, jadi kau yang pilihkan"

Karyawan lain bersorak mendengar ucapan V. Irene menatap risih pada orang orang yang bersorak di sekitarnya.

Irene menggigit bibirnya menahan kesal. Namun sedetik kemudian wajahnya berubah cerah dengan seringai jail.

"Baik tuan akan saya bawakan"

V terseyum menang ketika melihat Irene yang tak menyangkal kata-katanya.

Itu adalah sebuah kemajuan bukan?

Satu persatu kemeja,dasi dan sepatu telah di cobanya.

V cukup bangga dengan pilihan Irene. Sangat pas dengan seleranya.

Dan dengan angkuhnya dia meminta semua pakaian,sepatu dan dasi yang dia cobanya untuk dibungkus tanpa bertanya harganya

Senyum Irene tak redup hingga sekarang. Dengan raut yang teramat bahagia dia perlahan membungkus semua yang tadi V coba.

"Berapa?"

"Ini tuan"

Mata V melotot melihat angka yang tercetak disana.

Irene menyeringai melihat raut wajah pria itu.

"Kenapa tuan?"

V menggeleng pelan, tangannya dengan ragu menarik kartu kredit dari dompetnya.

"Sering sering datang ya tuan, kalau begini saya bisa dapat banyak bonus"

V hanya mengangguk kikuk

"Kalau begini aku yang bangkrut"

Terkutuk lah V yang bahkan tak bisa mengatakan nya langsung.

Dia juga mengutuk dirinya yang bisa-bisanya menghabiskan 1/2 dari gajinya bulan ini hanya untuk pakaian yang belum tentu dia pakai.

.

.

.

Yeri dan Chani berjalan berdampingan menuju sebuah pemakaman.

Semakin mereka melangkah, semakin cengkraman tangan chani mengerat.

Yeri tersenyum lembut mencoba menguatkan anak nya itu.

"Tak apa jika kau ingin menangis"

Chani hanya tersenyum sendu pada eomma nya itu.

Langkah mereka terhenti saat melihat di depan nisan eomma kandung chani, ada seorang pria dengan postur tubuh tegap sedang duduk dan menangis disana.

Yeri menatap orang itu bingung, hingga tak sadar anak laki-laki di sampingnya mulai menangis.

"H-hyung"

.

.

.

Jaehyun berjalan riang menuju panti asuhan yang dulu menjadi tempatnya menghabiskan masa kecilnya.

Jika kalian tebak jaehyun adalah anak yatim piatu, maka kalian benar.

Jaehyun ditinggalkan oleh orang tuanya untuk selamanya saat dia masih berumur 5 tahun karena kebakaran.

Jaehyun kecil dulunya adalah anak yang sangat murung dan sangat tidak bersahabat.

Namun semuanya berubah saat seorang gadis kecil mengajaknya bermain setiap harinya, walaupun dia menolak dan bahkan mendorong gadis itu untuk menjauhi nya, gadis itu selalu kuat dan terus mengajaknya bermain bersama hingga jaehyun luluh.

Nama gadis itu adalah Kim Yerim si cinta pertama nya.
Gadis dengan mata bulat, pipi chubby  dan senyum yang secerah matahari.

"Jae?"

Lamunan jaehyun buyar, dia menatap hangat seorang wanita paruh baya yang dulu selalu menjaganya

"Bibi Son"

Jaehyun segera berlari memeluk sosok orang yang sudah dia anggap ibunya itu

"Aigooo...bayi ku sudah sangat besar ternyata"

Jaehyun terseyum geli. Sejak dulu panggilannya tidak pernah berubah.

Dia selalu dipanggil bayi. Dan tebak siapa yang memberikan nama itu.

Tentu saja Kim Yerim

"Kau datang sendiri? Dimana Yeri?"

Jaehyun meringis pelan. Dia sengaja tidak mengajak Yeri hari ini.
Tentu saja agar dia bisa bermakna pada bibi Son lebih lama.

Karna jika ada Yeri disini, maka jaehyun hanya akan menjadi pendengar obrolan kedua wanita yang dia cintai itu.

"Jae tidak mengajaknya hehhe, mungkin Minggu depan jae akan ajak Yeri"

"Aigoo...berjanjilah bawa dia kesini ya? Bibi rindu dia"

"Siap bos"

Bibi Son kembali memeluk jaehyun.

"Masuklah dulu, bibi ada tamu nanti bibi akan menemui mu"

Jaehyun mengangguk patuh. Dia melihat bibi Son menghampiri seorang gadis yang nampak lebih tua darinya.

"Nyonya Jieun, maaf membuat mu lama menunggu"

_____________

Hallo semua
Ada yang kangen aku?

Maaf ya aku jarang up
Aku lagi fokus skripsi jadi mungkin bakalan jarang update

Tapi aku usahain up

Btw selamat malam minggu

On Your Wedding DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang