49. SAYA

356 56 6
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

-----------

49. SAYA

-----------

Sanee terkejut ketika malam ini ia melihat mamanya kini hadir di acara makan malam. Cewek itu diam-diam memperhatikan setiap ekspresi Tari. Apakah karena Tari ketahuan di kelab jadi mamanya memahami keadaan kali ini?

Tetapi bukan seperti ini yang Sanee harapkan. Tari di rumah saat ada acara ini saja. Itu artinya semua belum benar-benar membaik. Bahkan Tari kini tersenyum menanggapi keluarga Genio dan Ioara.

Minggu ini memang bagian di rumahnya setelah beberapa kali Tari tidak datang di acara. Sanee juga melihat Bi Inam sedang menyiapkan seluruh makanan untuk keluarga mereka kali ini. Sudah paham apa yang harus disiapkan dalam setiap pertemuannya.

Sanee turun melewati banyak anak tangga setelah ia berganti pakaian. Masih dengan sweter yang melekat manis di tubuhnya, Sanee menyapa orang tua Genio juga Ioara.

"Kami itu khawatir lho, Tari. Kamu sudah gak ikut beberapa kali dalam acara ini."

Tari tersenyum seolah-olah merasa bersalah. "Aku sibuk banget, Sar."

Seperti itulah percakapan keduanya. Sanee masih mendengarkan seluruh percakapan mereka yang selalu dibalas oleh Tari dengan kebohongan. Bahkan sampai mereka ada di meja makan dan saling menyantap makanan mereka masing-masing.

Sarah terdiam sesaat dan menyadari ada yang berbeda dari Sanee. "Kamu sakit, Sa?"

Terkejut mendengar pertanyaan itu, Sanee mencoba biasa saja. "Maaf, tanya apa Tante?"

"Kamu sakit, Sa?" tanya Sarah mengulangnya. "Muka kamu pucat banget lho. Udah ke dokter?"

"Aku gak apa-apa kok, Tante Sarah." Sanee tersenyum lebar. Terkekeh pelan menyadari itu, ternyata wajahnya tidak bisa menyembunyikan apa pun yang terjadi saat ini.

"Kalau sakit itu ke dokter, Sa. Nanti kan dikasih obat supaya cepat sembuh."

Sarah terus menasihati Sanee. Mereka di meja itu tertawa karena keramaian Sarah selalu mampu mencairkan kesunyian dalam suasana ini. Sarah memang ramai orangnya, walaupun Sanee kini tahu apa yang terjadi dibalik wajah ceria itu.

Genio benar. Sarah mampu menyembunyikan masalahnya bahkan ketika sumber masalah itu kini duduk di sebelahnya. Sangat berhasil beradu akting keluarga harmonis di hadapan semua orang.

Namun Sanee merasakan kepalanya berputar, untuk melihat wajah semua orang di ruangan itu rasanya buram. Bahkan perutnya kram, Sanee takut sekali terjadi apa-apa pada kehamilannya. Ia tidak mau menjadi orang jahat karena membiarkan nyawa itu menderita karenanya. Ia memang belum ke dokter, Sanee terlalu takut untuk memeriksanya.

"Nio," panggil Sanee dengan suara cukup keras hingga membuat semua orang terlihat kebingungan. "Nio, bantu gue!"

Genio yang langsung paham dengan keadaan Sanee juga ikut panik. Ia meraih bahu Sanee agar tetap sadar. "Bertahan, Sa. Gue akan bawa lo ke rumah sakit."

"Pusing, Nio."

Genio mulai sibuk membantu Sanee. Mereka juga menghentikan acara makan malam ini dan membawa Sanee menuju rumah sakit. Sanee pingsan dalam pelukan Genio. Makin panik karena ternyata Sarah benar, Sanee sangat pucat sekali dan tubuh cewek itu dingin.

Keluarga mereka panik dengan keadaan Sanee, Genio terduduk sambil mengacak rambutnya frustrasi. Sementara Tari memperhatikan Sanee dari balik pintu, ia tidak paham mengapa Sanee tidak menjaga kesehatannya. Tari terus berpikir sampai menemukan satu pertanyaan, apa semua ini karena kesalahan dirinya?

Dokter keluar dari dalam ruangan. "Apa suami pasien ada?"

"Suami?"

Mereka semua terkejut. Bahkan Tari lebih dulu menghadap dokter itu.

"Dia belum menikah." Tari membalasnya. "Saya ibunya, Dok."

Dokter jadi merasa bersalah dengan pertanyaannya. "Baik, Ibu, tapi saya juga perlu membicarakan ini dengan ayah dari kandungan anak Ibu."

"Saya, Dokter." Genio bangkit dan langsung berdiri di samping Tari. "Saya ayah dari kandungan itu dan tolong persilakan orang tua pasien untuk tau tentang keadaannya."

Ucapan Genio berhasil menciptakan berita yang sangat mengejutkan semua orang di sana. Terutama Ioara.

-----------

Gimana chapter ini menurut kamu?

NEXT?

VOTE!

KOMEN!

SHARE ke teman-teman kamu!

TERIMA KASIH

FOLLOW MEDIA SOSIALKU


Labirin dan KekacauannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang