FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA
SEMOGA SUKA ❤
TERIMA KASIH 🥰
-----------
4. SEHARI SEBELUMNYA
-----------
Sehari sebelumnya. Sanee sedikit risi karena lampu disko berkelap-kelip dengan sangat terangnya hingga rasanya Sanee sakit untuk melihat.
Tapi sebisa mungkin ia tetap santai saja melihatnya, karena di tempat ini sudah seharusnya ia terlihat biasa saja agar orang-orang tidak menaruh curiga padanya. Orang lain tidak perlu tahu kalau Sanee baru pertama kali datang ke tempat ini.
Salah satu klub malam di daerah Jakarta selalu saja ramai, Sanee tidak mengerti orang lebih suka datang ke tempat berisik seperti ini. Dan sialnya, sekarang, Sanee menjadi salah satu pengunjung di sana. Ia duduk di dekat bar sambil memperhatikan orang-orang yang terlalu asyik dalam gemerlapnya malam.
Di luar hujan, Sanee tahu karena sejak dirinya menginjakkan kaki di tempat terkutuk ini, ia sudah merasakan air membasahi kulitnya. Malam ini Sanee sebisa mungkin tidak meminum alkohol karena dirinya ke sini bukan untuk bersenang-senang.
Tapi guntur yang terdengar tidak membuat semua orang di sana sadar karena musik lebih mendominasi dengan sangat kerasnya. Satu hal yang Sanee tidak suka selain bau alkohol yaitu bau asap rokok yang memenuhi seluruh ruangan klub malam yang besar ini.
Sanee membenci tempat yang penuh dengan asap rokok. Ia bahkan bertanya-tanya apa orang-orang tidak merasakan sesak napas saat berada di tempat ini? Menurut Sanee, rasanya ia akan segera mati jika menghirup terlalu banyak asap.
"Anda tidak minum, Nona?"
Sanee menoleh saat dirinya menyadari seseorang mengajak berbicara. Sanee menggeleng cepat. "Gue gak minum."
"Terus buat apa datang ke tempat ini?"
"Kepo amat, lo itu cuma kerja di sini." Sanee kesal harus meladeni pembicaraan basa-basi dari orang yang tidak dirinya kenali. "Mending lo jauh-jauh deh, gue mau duduk di sini sendiri."
Sanee dapat melihat raut wajah pegawai di sana dengan wajah judes. Sanee tidak peduli, toh orang itu yang mau berurusan dengan emosinya, ia sangat tidak suka orang lain tiba-tiba mau tahu tentang dirinya.
"Kurang kerjaan." Sanee bergumam jengkel. Kini matanya menelusuri setiap sudut klub malam ini. Berharap menemukan seseorang yang ia cari.
Tak butuh waktu lama, Sanee sudah menemukan seseorang yang membuat dirinya terpaksa untuk datang ke tempat terkutuk ini. Sanee mendesah kesal, ia berharap apa yang dilihatnya kali ini bukanlah hal yang membuat Sanee bisa saja membanting seluruh barang yang ada di dekatnya, dan mengacaukan tempat ini karena emosinya.
Mom : Sasa, Mama masih lembur di kantor. Kamu bisa kan masak sendiri untuk makan malam?
Sekali lagi Sanee membaca pesan singkat dari mamanya. Lembur? Rasanya Sanee begitu malu setelah melihat apa yang terjadi di depan matanya sendiri.
"Maksud lo lembur di tempat kayak gini? Sama laki-laki yang bahkan bukan suami lo?" tanya Sanee secara tidak langsung tertuju kepada satu-satunya orang tua yang dirinya punya. "Gue baru tau, papa mungkin meninggal bukan karena penyakitnya, tapi karena kelakuan bejat lo ini."
Baca lanjutan cerita Labirin dan Kekacauannya secara lengkap di Karya Karsa.
Klik sekarang di link [https://karyakarsa.com/erlitascorpio/series/labirin-dan-kekacauannya-21] atau kunjungi Link Eksternal di Wattpad versi web.
-----------
Gimana chapter ini menurut kamu?
NEXT?
VOTE!
KOMEN!
SHARE ke teman-teman kamu!
TERIMA KASIH
FOLLOW MEDIA SOSIALKU
KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin dan Kekacauannya
RomanceSanee merasa hidupnya makin hancur ketika mamanya tidak pernah pulang ke rumah. Ditambah perasaan cintanya pada Genio yang harus ia tahan untuk tidak merusak hubungan cowok itu dengan sahabatnya. Awalnya Sanee pikir ia bisa mengatasi masalah hidupny...