Sakata terbaring dilantai ruang tamu rumahnya dengan raut lelah. Baru saja ia menyelesaikan beberapa tugas dengan deadline mepet dari gurunya, dan sekarang ia benar-benar kelelahan.
Sejak pandemi melanda dan semua hal terpaksa harus dilakukan dari rumah, sekolah terasa dua kali lipat lebih berat. Padahal Sakata ingat saat awal-awal diberlakukannya sekolah dari rumah ia senang bukan kepalang.
Kapan lagi kan bisa belajar sambil tiduran atau santai-santai makan camilan? Itulah pemikirannya pada awal-awal belajar dari rumah.
Tapi kenyataan memang tak seindah ekspektasi
Sekolah dari rumah nyatanya tidaklah semudah kedengarannya. Banyak sekali hal-hal yang membuat Sakata kesulitan. Mulai dari kendala jaringan, tugas yang banyaknya bukan main dengan deadline mepet, guru yang menyebalkan, dan hal-hal merepotkan lainnya.
Sakata lelah. Sakata ingin istirahat. Tapi tugas-tugasnya yang menumpuk tidak mengizinkannya istirahat.
Menyebalkan!
Ting!
Ponselnya berbunyi, dan saat Sakata mengeceknya lagi-lagi notifikasi mengenai tugas baru yang ia lihat muncul dilockscreennya.
"Eh??? Tugas lagi???" Keluhnya.
Ponsel digenggaman dilepas sembarang, sebelum si surai merah gelindingan diruang tamu.
"Uhk! Aku lelah.... Aku butuh istirahat... Kenapa tugasnya terus bertambah? Lelahlelahlelah---"
Tok! Tok! Tok!
Ditengah kegalauannya, Sakata mendengar pintu rumahnya diketuk. Siapa pula yang datang saat ia tengah dilanda kegalauan begini? Benar-benar mengesalka .
Sakata bangkit dari posisi tidurannya dilantai sebelum membuka pintu dengan kasar, sudah bersiap mau mengomeli siapapun itu yang ada dibalik pintu.
Tapi niatannya langsung lenyap dan malah tergantikan oleh keterkejutan.
Didepan pintunya, sosok berambut coklat yang merupakan kakak kelas merangkap kekasihnya berdiri sambil membawa plastik.
"Eh... Apa---"
"Oi, kau sudah makan? Kebetulan aku kebanyakan membuat onigiri, jadi kupikir aku akan membaginya sedikit deng-- uakhhh!!"
Belum sempat si pemilik manik hijau menyelesaikan ucapannya, ia sudah ditubruk dan dipeluk dengan erat oleh Sakata.
"Ura-san!!! Ura-san! Ura-san! Ura-sannnnnn!!!!"
"Apa yang--- Oi, lepaskan aku!"
"Aku merindukan Ura-san!!! Biarkan aku memelukmu, Ura-san. Aku lelah... Sekolah dari rumah membuatku sangat lelah... Aku baru menyelesaikan tugas dan tugas lainnya sudah berdatangan!! Berikan aku elusan dikepala untuk kerja kerasku!!!!" Rengeknya.
"Ha?"
"Beri aku pujian supaya aku semangat!!!"
"Oi, kita kan sama-sama belajar r dari rumah. Dan tugas anak kelas 1 sepertimu tidak sebanding dengan tugas kami anak kelas 3. Jadi jangan mengeluh!"
"Ta-tapi Ura-san... Aku kan hanya mau kepalaku dielus. Tidak boleh?" Pinta Sakata dengan puppyeyes.
Mata Urata berkedut melihat wajah kekasihnya yang kelewat menggemaskan itu. Sakata jelas tau kalau Urata tidak bisa menolak keinginannya kalau ia sudah menggunakan mata itu, dan dia di selalu dengan sengaja menggunakannya.
Dasar anak nakal!
Hanya beberapa detik padahal setelah Urata melihat wajah mirip anak anjing itu, dan ia sudah dibuat luluh.
Baiklah.
Kali ini saja. Ia akan mengabulkan keinginan kekasihnya itu kali ini saja.
Yah... itu yang selalu ia katakan memang, tapi ujung-ujungnya setiap kali Sakata meminta sesuatu ia tetap akan terus mengabulkannya.
"Baiklah." Gumamnya halus, yang mana tidak ditangkap oleh Sakata.
Menghela nafas, Urata kemudian mengulas senyum sebelum mengelus surai merah itu dengan sayang.
"Yosh, yosh, kau sudah bekerja keras hari ini."
Manik merah Sakata melebar saat tau kalau Urata mengabulkan keinginannya dengan bonus senyuman kelewat tampan yang melemahkan hati.
Ahh, betapa Sakata mencintai pemuda itu!!
"Ura-sannnn!!! Aku mencintaimu!!!"
"Sebagai hadiah atas kerja kerasmu, makanlah onigiri ini dan setelah itu akan kubantu kau dengan tugasmu."
"Eh?! Yang benar?! Kenapa Ura-san tiba-tiba jadi baik begini?!"
"Kau mau aku berubah pikiran? Dan apa maksudmu dengan tiba-tiba jadi baik, hah?!"
"Tidak!! Terima kasih banyak Ura-sannn!!! Aku mencintaimu!!"
"O-oi, berhentilah mengucapkan hal memalukan begitu, bodoh!!!"
"Ehehe, tidak apa-apa bodoh yang penting kan kau tetap mencintaiku~"
.
A/N: UraSaka pertama, hehe. Maaf kalau aneh. Saya akhir-akhir ini sibuk nugas. Lelah. Pengen juga kayak Sakata yang dielus kepalanya--/gakgitu
Sekian, semoga menghibur^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Utaite Oneshots
FanfictionHanya cerita-cerita random untuk menyalurkan imajinasi. . . Warning: - BL/Shounen-ai - Semua yang ada di buku ini hanyalah fiksi yang idenya berasal dari otak author Cover: Picrew Edit: PicsArt