Siang itu Luz dan Senra sedang duduk berdua disofa sambil menonton televisi.
Hari itu kebetulan sekali jadwal keduanya sedang sama-sama kosong, jadi mereka putuskan untuk bermalas-malasan saja selama seharian penuh.
Luz menatap televisi dengan tatapan bosan. Seharian ini mereka benar-benar hampir tidak melakukan apapun selain menonton televisi, dan sekarang ia sangat bosan. Berbanding terbalik dengannya, Senra yang duduk disebelahnya tampak sangat menikmati acara yang ia tonton.
"Hahaha..." sesekali Senra tertawa-tawa sendiri sambil menyuapkan es krim ke mulutnya.
Asiknya...
Bosan menatap televisi, Luz mengalihkan perhatiannya kepada puding yang terletak diatas meja yang dipenuhi oleh cemilan. Ia ingin memakan puding itu, tapi sayangnya ia terlalu malas untuk mengambilnya.
"Senra, ambilkan aku puding itu..." Pinta Luz manja sambil menyandarkan kepalanya kebahu si pirang.
Senra hanya menatap kekasihnya itu sekilas, sebelum kemudian mengabaikannya.
"Senra~"
"Kau punya tangan kan? Ambil saja sendiri." Balas Senra cuek, masih tetap fokus pada televisi yang tengah menayangkan film komedi dan es krim ditangannya.
"Aku malas bergerak..."
"Kalau begitu aku juga sama."
Niatan ingin makan puding langsung lenyap tak bersisa. Menghela nafas, Luz akhirnya diam dan memilih untuk memeluk pinggang Senra. Tak ada respon apapun dari si pirang. Hal itu tentu saja membuat Luz kesal. Ia tak suka diabaikan! Mendapatkan sebuah ide, Luz kemudian menggesekkan kepalanya dengan gemas ke leher si pirang untuk mengganggu konsentrasinya. Dengan sengaja lebih menggesekkan rambutnya dititik lemah si pirang. Salah sendiri tidak mau menuruti permintaannya.
"Tu-Tung--- Luz, itu geli! Hey! Hentikan!"
"Itu hukumanmu karena tidak mau menurutiku." Balas Luz kalem namun masih tetap menggesekkan kepalanya ke leher Senra.
Rambut coklat pucat Luz yang lembut namun mencuat begitu menggelitik leher si pirang. Hal itu membuat Senra makin menggelinjang kegelian.
"Luz, serius, hentikan!! Uwwahhh!!!"
Es krim ditangannya kini terjatuh entah kemana saat Luz mendadak mendorongnya hingga telentang diatas sofa dan menahan kedua tangannya diatas kepala.
"Luz, lepaskan aku sekarang juga!!" Protesnya sambil berusaha berontak, namun berakhir gagal karena perbedaan tenaga yang cukup jauh.
"Tidak mau~ Fuuh...." Bisik Luz, sengaja menggoda telinga si pirang dengan tiupan-tiupan kecil yang membuatnya kegelian.
"Luz! Berhentilah bersikap kekanakan!" Dumel Senra dengan kening berkerut.
"Biar kekanakan yang penting kan kau tetap mencintaiku."
Hening.
Senra tidak bisa membalas apa-apa. Pipinya tampak tersapukan warna merah tipis saat ia berusaha berdehem untuk memecah keheningan.
"Luz, menyingkir dariku sekarang juga." Perintah Senra, sudah kembali ke sikap datarnya.
"Baik, baik."
Dengan terpaksa, Luz akhirnya melepaskan kedua tangan Senra yang ia tahan. Namun ia tetap tidak mau menyingkir dari atas tubuh Senra, malahan makin memeluknya erat.
"Biarkan aku sesekali bermanja-manja denganmu..." Pinta Luz sambil kembali menenggelamkan kepalanya diceruk leher si pirang namun kali ini tanpa menggesekkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utaite Oneshots
Fiksi PenggemarHanya cerita-cerita random untuk menyalurkan imajinasi. . . Warning: - BL/Shounen-ai - Semua yang ada di buku ini hanyalah fiksi yang idenya berasal dari otak author Cover: Picrew Edit: PicsArt